Teguh Hindarto, S.Sos., MTh., kesehariannya lebih banyak beraktivitas sebagai rohaniawan Kristen (Pendeta) di Gereja Pelayanan Kristen se-Indonesia (GPKSI) Jemaat "Nafiri Yashua" (2004), "Yesus, Yahudi, Yudaisme" (20080, "Diskusi Nama Tuhan" (2019) dan ratusan artikel lainnya dalam blog pribadi dan jejaring sosial akademik (independent.academia.edu/Teguh Hindarto). Selain beraktivitas sebagai rohaniawan, berhabng dalam wadah pemikiran Sosiologi di Braindilog Sosiologi Indonesia (Braindialogsociology.or.id) dan aktif menulis berbagai artikel bertema Sosiologi (Qureta.com) dan Filsafat (Lsfcogito.com) serta sejarah lokal (Historyandlegacy-kebumen.blogspot.com). Disela aktifitas keagamaan dan sosial budaya, terlibat aktif dalam wadah Komunitas Psaka Gombang (KOPONG) dan Lingkar Sastra Gombong (LISONG) serta Komunitas Penyair Kebumen (KPK). Sejumlah puisi yang dituliskan di media sosial telah diapresasi dalam bentuk pementasan puisi (2018) dan sebagian lain diterbitkan menjadi sebuah antologi bersama penyair Kebumen dengan judul "Kuputarung" (2018). Baginya, puisi bukan sekedar pengungkapan perihal pemujaan terhadap keindahan alam ataupun umpatan keluh kesah terhadap dunia serta penuturan kalimat indah berima dan berirama. Lebih dari itu, puisi adalah alternatif bertutur. Bertutur tentang anomali kehidupan, krisis eksistensi kemanusiaan, kesenjangan sosial yang menganga kebijakan yang diskriminatif, sistem yang manipulatif. Tuturan yang dibingkai dan dianyam dengan melibatkan rasionalitas dan rasa.