Sastra Melayu Klasik adalah bagian dari cerita rakyat yang berkembang di daerah Melayu, termasuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Karya sastra ini mencerminkan kondisi masyarakat lama yang memiliki pola pikir yang sederhana. Sesuai dengan namanya, karya ini menggunakan Bahasa Melayu.
Karya sastra tersebut mengandung nilai budaya dan sosial masyarakat Melayu. Contohnya adalah hikayat, syair, dan gurindam. Lantas, apa saja yang termasuk unsur dan ciri-ciri sastra Melayu Klasik? Mari temukan jawabannya di artikel ini.
Daftar Isi
Pengertian Melayu Klasik
Apakah yang dimaksud dengan karya sastra Melayu Klasik? Sastra Melayu Klasik adalah karya sastra lama yang berasal dari masyarakat tradisional. Dari karya ini, digambarkan kehidupan masyarakat yang sederhana.
Penyebaran karya sastra Melayu Klasik awalnya dilakukan secara turun-temurun dan lisan. Namun, karya ini sudah bisa dibaca di buku cetak.
Unsur Melayu Klasik
Karya sastra Melayu Klasik memiliki unsur-unsur yang mirip seperti karya sastra prosa lainnya. Karya sastra Melayu Klasik memiliki unsur-unsur yang mencakup:
1. Alur (Plot)
Salah satu unsur Melayu Klasik adalah alur (plot). Unsur ini berisi rangkaian kejadian. Alur terdiri atas beberapa jenis yang mencakup alur maju, mundur, dan campuran.
2. Tema
Unsur lainnya adalah tema. Tema menjadi dasar dalam penulisan cerita. Tema menjadi landasan dalam penyusunan sebuah cerita. Dalam sastra Melayu Klasik, tema-tema yang dibahas umumnya berkaitan dengan kehidupan manusia dan nilai-nilai moral.
3. Latar
Latar adalah unsur yang menunjukkan tempat, waktu, dan situasi terjadinya suatu kejadian. Dalam karya ini, latar tempat dan waktu biasanya tidak disebutkan secara terperinci. Biasanya, hanya digambarkan secara umum. Misalnya, “di suatu negeri yang jauh”.
4. Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan dalam cerita. Dalam sastra Melayu Klasik, amanat biasanya disampaikan secara tersirat. Sehingga, dibutuhkan pemahaman yang mendalam terhadap cerita. Amanatnya seringkali mengandung pesan moral dan relevan dengan kehidupan manusia di masa sekarang.
5. Penokohan
Penokohan yaitu cara yang digunakan untuk mendeskripsikan karakter dari setiap tokoh cerita. Karya sastra Melayu Klasik menggunakan cara yang berbeda dengan karya sastra modern dalam mendeskripsikan karakter.
Karakter tokohnya cenderung bersifat statis. Artinya, sifat dan perilakunya tidak banyak berubah sepanjang cerita. Pengarangnya menggunakan tokoh-tokoh dalam cerita untuk mewakili berbagai nilai yang ingin disampaikannya.
Baca Juga:
Ciri-Ciri Sastra Melayu Klasik
Sastra Melayu Klasik mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan karya sastra modern. Ciri-ciri karya sastra Melayu Klasik, yaitu:
1. Penyebarannya Dilakukan Secara Lisan
Penyebaran karya klasik awalnya masih dilakukan secara lisan dari generasi ke generasi. Karena disampaikan oleh orang yang berbeda-beda, ceritanya sering berubah. Pada masa lampau, kemampuan membaca dan menulis hanya dimiliki oleh sebagian kecil orang. Penyampaian secara lisan menjadi cara yang efektif untuk menjangkau masyarakat.
2. Ceritanya Mengalami Banyak Perubahan dan Memiliki Banyak Versi
Karena disebarkan secara lisan, ceritanya dapat berubah dari aslinya. Biasanya, ada bagian dari cerita yang hilang atau ditambahkan. Setiap penutur biasanya mempunyai gaya bahasa, penafsiran, dan penambahan detail yang berbeda-beda. Oleh karena itu, karya sastra ini sering tersedia dalam berbagai versi.
3. Nama Pengarangnya Tidak Diketahui (Anonim)
Nama pengarangnya umumnya tidak diketahui. Sebab, di zaman dulu tidak banyak orang mengejar ketenaran. Para pengarangnya lebih fokus membuat karya. Karya sastra sering dianggap sebagai hasil karya kolektif masyarakat daripada karya individu.
4. Menggunakan Majas, Peribahasa, dan Ungkapan
Karya sastra Melayu Klasik sering menggunakan peribahasa, ungkapan, dan majas. Sehingga, karya tersebut kaya akan makna. Penggunaan peribahasa, majas, dan idiom tersebut juga bertujuan untuk memperindah bahasanya.
5. Memiliki Aturan yang Baku
Pembuatan karya sastra klasik mengikuti aturan-aturan yang baku. Contohnya, pembuatan puisi mempunyai aturan tentang rima, bait, dan sebagainya. Setiap jenis puisi memiliki aturan jumlah baris dan bait yang spesifik. Setiap bait memiliki empat baris. Dalam setiap baris, jumlah suku katanya tetap.
6. Menggunakan Bahasa Melayu Kuno
Ada banyak ungkapan yang khas dan mungkin sulit untuk dimengerti oleh generasi saat ini. Kata-katanya sudah jarang digunakan dalam bahasa Melayu modern. Struktur kalimat biasanya kompleks dan panjang. Karya ini juga sering menggunakan banyak partikel, seperti “tah”, “kah”, dan “lah”.
7. Mengangkat Tema yang Beragam
Karya sastra Melayu Klasik mengangkat berbagai tema. Beberapa karya mengangkat isu-isu sosial seperti keadilan.
8. Bentuk Karya yang Beragam
Ada berbagai jenis karya sastra Melayu Klasik. Contohnya, hikayat, syair, gurindam, dan pantun. Hikayat merupakan cerita prosa yang panjang. Syair adalah puisi yang terdiri atas empat baris dalam setiap baitnya.
Gurindam merupakan puisi dua baris berima a-a. Biasanya, gurindam berisi petuah atau nasihat. Pantun merupakan puisi empat baris dengan rima akhir a-b-a-b.
Itulah unsur dan ciri-ciri karya sastra Melayu Klasik. Apakah kamu sudah memahaminya? Kamu bisa mempelajarinya secara lengkap dengan membeli Buku Sastra Sejarah di Deepublish Store.
Sumber:
Ruang Guru. https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-sastra-melayu-klasik diakses pada 24 Desember 2024
Aku Pintar. https://akupintar.id/belajar/-/online/materi/modul/10-iis/bahasa-dan-sastra-indonesia-peminatan/sastra-melayu-klasik/definisi-dan-ciri-ciri-sastra-melayu-klasik/102376071 diakses pada 24 Desember 2024
Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.