HUT ke-15, Penerbit Deepublish Gelar Talkshow Bahas Etika AI Bersama Tiga Ahli

Memperingati HUT ke-15 pada Januari 2025, Penerbit Deepublish menyelenggarakan rangkaian acara bertemakan “15timewa”. Sebagai puncak perayaan, digelar talk show daring bertajuk “Transformasi Literasi: Implementasi Etika Gen AI bagi Akademisi dan Mahasiswa” melalui aplikasi Zoom.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber ahli, yaitu Dr. Ganjar Harimansyah, S.S., M.Hum., M.Pd., Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa; Prof. Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., M.M., Guru Besar sekaligus pendiri Universitas Raharja; serta Najwa Nur Awalia, S.Si., alumni Universitas Gadjah Mada tahun 2024.

Transformasi literasi menjadi tema utama karena teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin berkembang, terutama sejak popularitas ChatGPT pada tahun 2021. Mahasiswa kini semakin akrab dengan AI, sehingga pemahaman mengenai penggunaannya yang etis dan bertanggung jawab sangat penting, terutama dalam mendukung aktivitas akademik.

CEO Penerbit Deepublish, An Nur Budi Utama, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga etika dalam penggunaan AI. Ia mengingatkan bahwa penggunaan AI yang tidak bijak dapat menimbulkan kerugian di masa depan.

“Sekarang kita sudah terbiasa dengan AI, dan ada etikanya. Kalau melanggar etika, justru kedepannya kita sendiri yang rugi. Kita enak di awal, tapi di belakang kita rugi sendiri. Karena selain mempermudah kita, ada juga AI yang melacak AI,” ujar An Nur.

Dr. Ganjar Harimansyah dalam materinya menjelaskan kebijakan pemerintah mengenai pemanfaatan AI, khususnya oleh kalangan akademisi. Ia mendorong perguruan tinggi dan dosen untuk mengatur batasan penggunaan AI daripada melarangnya sepenuhnya.

“Ada beberapa dosen atau kampus yang melarang sama sekali penggunaan AI dalam pembuatan skripsi, tesis, maupun disertasi. Mungkin, kebijakan ini bisa diatasi dengan menyeleksi platform digital apa saja yang boleh digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah,” paparnya.

Ganjar juga menyoroti potensi AI dalam meningkatkan produktivitas mahasiswa, terutama dalam mempercepat pengolahan data dan analisis penelitian.

Prof. Untung Rahardja menambahkan bahwa AI seharusnya menjadi sahabat bagi mahasiswa. Namun, ia menekankan pentingnya pemahaman etika agar penggunaan AI tetap terkendali dan bertanggung jawab.

“Kita mesti bersahabat dengan AI, kita harus bisa memeluk AI. Tapi kita juga enggak mau melakukan apa saja yang dikatakan AI,” jelasnya.

Sementara itu, Najwa Nur Awalia menekankan perlunya mahasiswa untuk melek teknologi dan berpikir kritis saat menggunakan AI maupun platform digital lainnya. Hal ini penting agar mereka mampu memilah informasi yang benar dan relevan.

“Pada saat kita menerima informasi, kita tidak menerima mentah-mentah. Tapi kita tahu cara memfilter mana yang benar dan mana yang kurang tepat,” tutur Najwa.

Selain talk show, Penerbit Deepublish juga meluncurkan layanan baru melalui lima platform dan memberikan promo menarik bagi penulis berupa diskon cetak hingga 35% serta diskon pembelian buku. Promo ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa dan akademisi.

Acara ini juga didukung oleh sejumlah media partner seperti RRI, Koran Bernas, dan Cakrawala yang membantu menyebarluaskan informasi kepada khalayak luas. Dengan adanya dukungan ini, perayaan HUT ke-15 Penerbit Deepublish semakin semarak dan menjangkau audiens yang lebih luas.

Perayaan HUT ke-15 ini menjadi momentum bagi Penerbit Deepublish untuk terus mendukung transformasi literasi di era digital sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan.

Program Afiliasi
Luqman Hakim

Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.

Tinggalkan komentar