Manajemen paradoks muncul sebagai sebuah pandangan yang mengakui bahwa organisasi sering kali diwarnai oleh elemen-elemen yang saling bertentangan namun tetap terjalin satu sama lain. Paradoks mengandung pertimbangan alternatif yang saling bergantung meskipun kontradiktif, tetapi keduanya menyatakan kebenaran yang tidak dapat diabaikan.

Konsep paradoks organisasi ini muncul sebagai kritik atas asumsi homogenitas ciptaan manusia dan terus berkembang hingga saat ini. Paradoks didefinisikan sebagai elemen-elemen yang kontradiktif, tetapi saling terkait yang terjadi bersamaan dan bertahan dari waktu ke waktu.

Filsafat China “yin dan yang” menggambarkan bagaimana kekuatan yang berlawanan saling berhubungan dan saling bergantung di alam semesta. “Yin dan yang” merupakan citra dari paradoks yang menggambarkan kontradiksi dalam hal bagian hitam dan putih yang mencerminkan dualitas yang berlawanan, saling ketergantungan, dan saling memperkuat satu sama lain. 

Dalam konteks modern, tekanan paradoks diperbesar oleh kecenderungan seperti pola digital dan pola fisik pada entitas serta globalisasi dan sosialisasi. Hal ini memunculkan tantangan baru seperti kebutuhan untuk menciptakan model bisnis konvensional dan model bisnis digital secara bersamaan. Globalisasi menciptakan kesadaran keterkaitan dan kemiripan, sementara sosialisasi menekankan perbedaan yang diperkenalkan.