KALIMATU SA’DIYAH, sebut saja dia Kal. Lahir di Barito Timur, Kalimantan tengah pada 13 April 1995. Seorang anak dari bapak Khozin dan ibu Eko Suyatmi, dari keluarga bersuku Jawa. Terakhir menempuh pendidikan D-IV Keperawatan di Poltekkes Malang, lulus pada tahun 2017. Selama menempuh pendidikan keperawatan, sering menjalani praktek di beberapa Rumah Sakit di Jawa Timur. Terakhir menjalani praktek di Ruang Operasi Rumah Sakit Karsa Husada Batu dan Rumah Sakit Lavalete Malang selama 6 bulan. Merawat pasien dari yang masih di dalam kandungan, kecelakaan, gangguan jiwa sampai yang meninggal adalah bukan hal yang asing lagi untuk dia jalani. Dan saat ini dia sedang mengikuti pelatihan bahasa jepang di Jakarta selatan selama 6 bulan dari bulan Desember 2018 sampai bulan mie 2019. Dan akan berangkat ke jepang pada bulan juni 2019, karena telah keterima bekerja di jepang sebagai seorang perawat melalui program pemerintah di salah satu Rumah Sakit di Hyougo Jepang.
Anak terakhir dari 5 bersaudara ini, lulusan dari SMA AWH Tebuireng Jombang, Mts Al-Urwatul Wutsqo Jombang dan SDN Batu Putih Barito Timur. Sejak SMP sampai Kuliah kal tinggal jauh dari kedua orang tuanya. Dari kondisi itu sejak SMP dia sering sekali meluapkan isi hatinya melalui sebuah tulisan yang ditulis di buku catatan hariannya, tetapi mulai menulis buku puisi ini sejak tahun 2017. Selain menulis dia juga sangat hobi memasak sejak SD. Ketika SMA dia mengikuti Ekstrakurikuler seni bela diri dan saat kuliah mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan.
Kal adalah orang yang sangat introvert terlebih itu adalah masalah pribadinya sejak dia SMP sampai Kuliah. Dia menceritakan masalahnya hanya kepada orang-orang tertentu saja dan itu bisa dihitung dengan 5 jari saja. Pada saat dia benar-benar mengalami fase down di taun 2017 dia menanganinya sendirian, karena orang yang biasanya menemani dia dalam kondisi apapun dan bagaimanapun justru yang paling membuatnya kecewa pada waktu itu. Jadi tanpa sadar dia meluapkan perasaannya melalui sebuah tulisan yang akhirnya dia memutuskan bahwa tulisannya ingin dijadikan sebuah buku. Di perjalanan itu tanpa dia sadari bahwa tulisan adalah sahabat terbaik yang pernah dia temui.