TIPS : Membangunkan Potensi Diri

Membangunkan Potensi Diri – Setiap manusia memiliki potensi masing-masing, potensi ini sering kita sebut dengan bakat. Ada yang bilang “kamu memiliki bakat terpendam”, bakat terpendam ini bisa kita sebut juga potensi yang tertidur yang perlu kita bangunkan agar dapat memberi lebih terhadap diri kita sendiri.

TIPS : Membangunkan Potensi Diri

Manusia-manusia sedang tertidur. Tertidur karena belum menyadari dan menggunakan semua potensi yang ada dalam pribadi. DI awal, buku ini mengajak para pembaca supaya benar-benar ‘bangun’ dan merasakan hidup yang benar-benar hidup.

Saat sudah terbangun, ada banyak tantangan yang menghadang. Salah satunya yaitu penjara kehidupan. Seringkali manusia terjebak dengan suatu hal dan lainnya, yang telah memberikan label ‘hebat’ pada dirinya. Sayangnya, itu hanyalah label. Bukan sebenar-benarnya kondisi. Hal-hal yang membatasi manusia untuk mengembangkan potensi dirinya adalah label-label dari pendidikan, pengalaman, bakat, keberuntungan, usia, fisik/kesehatan, dan kepribadian.

Pernah mendengar atau berkata seperti, “Ah, saya kan cuman lulusan S1”, “Saya belum berpengalaman”, “Kayaknya nggak bakat deh”, “Nggak hoki nih”, “Kan aku masih muda”, “Yah, aku kan orangnya emang kayak gini”. Mulai sekarang, STOP! Hentikan. Apabila mulai berpikir seperti itu, STOP! Berhenti. Tidak perlu dipikirkan sama sekali. Terus saja maju ke depan.

Pikiran layaknya pisau bermata dua. Ketajamannya bisa membawa manfaat juga kesengsaraan bila tidak digunakan sebaik-baiknya. Karena akal adalah hal yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya, maka perlakukan pikiran dan akal dengan sehat dan hati-hati. Satu, jaga pola pikir agar tetap terbuka dengan hal-hal baru. Hal-hal baru apa saja? Apa pun, baik ide, pengalaman, usulan, strategi, peluang, dan masih banyak lagi.

Ternyata, yang membedakan satu manusia dengan manusia lainnya adalah pikiran masing-masing, Kenapa? Karena tiap manusia punya alat saring di pikirannya yang menjadikan tiap informasi nilainya berbeda pada masing-masing individu.

Affiliate Buku

Tipe filter di pikiran manusia ada tiga yaitu pertama, deletion. Saking canggihnya pikiran, ia dengan otomatis menghapus informasi-informasi yang irelevan untuk kita, seperti benda apa saja yang berwarna hijau di sekeliling kita saat ini. Sangat tidak penting bukan? Akan menjadi tidak sesuai apabila pikiran Anda menghapus informasi-informasi yang sebenarnya Anda butuhkan.

Misal, tugas-tugas pekerjaan Anda atau di manakah Anda menaruh kunci rumah untuk terakhir kalinya. Cara paling sederhana untuk mencegah pikiran untuk menghapus satu informasi adalah dengan memberikan catatan mental atau mental note atau bahasa kerennya ‘mbatin’ dalam hati, ‘ini penting, diingat-ingat ya, ini begini begini’.

Dua, distorsi. Tanpa sadar, seringkali pikiran kita mempermainkan kita tanpa kita sadari. Nah, distorsi adalah pemberian nilai lebih atau kurang kepada hal-hal yang ada pada diri atau di luar diri. Misalnya, anak muda yang punya cara pandang “Sukses itu sulit” akan berbeda dengan anak muda yang memiliki cara pandang “Sukses itu memang tidak mudah, tapi itu bisa kok”. Segala hal yang ada di bumi ini sifatnya netral, kita-lah, manusia yang menetapkan nilainya, apakah positif atau negatif.

Tiga, generalisasi. Di konteks sosial masyarakat, isitilah ini sering dilarang untuk ada. Misal, “Jangan di-generalisasi dong kalau orang dari suku A itu orangnya keras dan pemarah”.

Padahal, generalisasi sudah menjadi nature manusia. Mau dia dilarang pun, proses itu tetap ada di pikiran manusia. Untuk konteks sosial masyarakat, memang sebaiknya diminimalkan, namun, bisakah ia dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas pribadi manusia? Bisa lho. Caranya? Mampu atau tidak mampunya manusia untuk melakukan sesuatu salah satunya ditentukan oleh rasa percayanya terhadap kemampuannya.

Bagaimana bila rasa percaya terhadap kemampuannya menipis atau hampir hilang sama sekali? Lakukan generalisasi. Gali dalam-dalam pengalaman apapun yang menunjukkan kemampuan pribadi. Kalau dulu saja bisa, kenapa sekarang tidak? Dulu bisa, sekarang lebih mungkin dong buat jauh lebih bisa.

Kalau sudah bangun, maka, selamat pagi!

Baca juga :

1. Cara Meningkatkan Konsentrasi dan Daya Ingat
2. Mencari Kebahagiaan Sekaligus Mencari Keberkahan

(Sarah Kartika Pratiwi)

Sumber: Dewanto, Indra K. 2015. Wake Up Call: Bangunkan Diri Anda, Raih Semua Potensi yang Anda Miliki.

Tinggalkan komentar