Metode Ummi: Pengertian, Tahapan dan Kelebihan

Metode ummi adalah metode praktis membaca Al-Quran secara baik dan benar dengan cara direct method dan repetition. Menurut Tim Ummi Foundation metode ini adalah metode yang tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan karena dirumuskan oleh para ahli-ahli Al-Qur’an yang sudah pernah mencoba metode lain seperti qiroati, dan iqro. 

Metode ini disebut-sebut metode mengajar yang efektif meningkatkan kemampuan membaca  Alquran dengan pendekatan ibu. Dimana kita akan belajar membaca AL-Quran lebih menyenangkan dan tetap menghormati yang mengajarkan bahasa.

Tahapan Metode Ummi

Buat kamu yang merasa kesulitan membaca Al-Quran, sekarang ada metode belajar lebih menarik. Atau mungkin kamu punya buah hati, yang menginginkan anak-anak bisa dengan mudah membaca Al-Quran dengan baik dan lancar? Nah, kamu bisa memondokkan atau menyekolah di tempat sekolah yang ada program metode ummi. 

Sekedar informasi dan gambaran tentang metode ummi itu apa saja sih? Menurut Masruri dan Yusuf (2011:4) metode ummi terdiri dari 3 unsur berikut ini. 

1. Direct Method (Secara Langsung)

Direct method adalah tahapan yang menggunakan pendekatan secara langsung. Metode ini tidak banyak penjelasan dari gurunya. Jadi, dianalogikan sebagai seorang ibu mengajari kepada anaknya secara langsung cara membaca Al-Quran tanpa diberi banyak teori dan tidak dipersulit dengan penjelasan-penjelasan. Jadi ibu (pendidik) hanya memberikan contoh agar diikuti oleh anak-anaknya. 

Affiliate Buku

2. Repetition (Pengulangan) 

Metode repetition ini dilakukan dengan cara mengulang-ulang dalam mengajarkan Al-Quran. Tujuannya pengulangan adalah, memberikan kedekatan, familiar sehingga anak semakin lancar membacanya. 

3. Kasih Sayang 

Tahap yang ketiga adalah tahap kasih sayang. Dikatakan sebagai tahap kasih sayang karena metode ini memberikan dua pengaruh positif pada dua belah pihak, yaitu pihak orangtua dan pihak anak-anak. Kasih sayang dalam mengajarkan Al-Quran akan memberikan rasa kenyamanan bagi anak dalam belajar. Ketika anak sudah merasa nyaman, maka akan mudah bagi anak-anak dalam mempelajarinya

4 Metode Ummi

Sementara metode pengajaran Ummi dapat diberikan melalui empat metode yang meliputi sebagai berikut. 

1. Private – Individual 

Metode ummi secara individual ini ternyata masih sering diterapkan. Metode ini dilakukan dengan cara memanggil satu persatu murid, kemudian murid setor bacaan. Sementara murid yang lain (yang belum waktu giliran) membaca atau menulis buku Ummi sambil tiba gilirannya. 

Metode ini lebih sering digunakan ketika muridnya banyak, sementara jumlah gurunya hanya satu. Selain itu juga digunakan jika jilid dan halamannya berbeda-beda. Adapun metode private diterapkan untuk peserta yang masih anak-anak seperti TK dan masih menggunakan jilid yang masih dasar atau rendah. 

2. Klasikal – Individual 

Jika peserta didik mempelajari  halaman yang sama tetapi masih dalam satu kelompok jilid yang sama, maka menggunakan metode klasikal – individual. Umumnya metode ini dilakukan dengan cara membaca bersama-sama secara klasikal. Yaitu dengan membaca menggunakan alat peraga atau buku yang ada. Kemudian barulah dibaca secara individual. 

Jadi ketika masuk giliran membaca secara individual, guru akan memanggil murid satu persatu untuk setor bacaan satu persatu. Murid yang lain sambil menunggu giliran, diminta untuk membaca buku Ummi atau menulis buku latihan. 

3. Klasikal Baca – Simak 

Sementara jenis klasikal baca – simak lebih sering diterapkan dalam satu kelompok yang jilidnya sama, namun halaman berbeda. Rata-rata metode klasikal baca-simak ini menggunakan jilid 3 ke atas, yang rata-rata pengajaran di kelas Al-Quran. 

Cara mengajar metode klasikal baca-simak dapat dilakukan dengan cara membaca bersama-sama menggunakan buku atau alat peraga yang ada hingga selesai. Setelah selesai, barulah dilanjutkan dengan baca-simak. 

Selama proses membaca baca-simak, ada salah satu murid yang membaca buku ummi, sisanya murid lain untuk menyimak apa yang dibaca oleh murid tersebut. 

4. Klasikal Baca Simak – Murni

Klasikal baca simak – murni adalah metode yang digunakan untuk kelompok jilid dan halaman sama. Umumnya metode ini banyak digunakan untuk jilid-jilid 5 keatas dalam pengajaran kelas Al Quran. 

Metode ini pun dapat dilakukan dengan cara guru mengajar membaca secara bersama-sama menggunakan buku atau alat peraga yang ada. Kemudian setelah selesai secara klasikal, dapat dilanjutkan dengan metode baca simak murni.  

Dari ulasan di atas, maka jika digabungkan antara pembelajaran dan pengajaran. Jika di total ada 7 tahap metode ummi yang perlu diperhatikan. 

Kelebihan dan Kekurangan Metode Ummi

Setiap metode pembelajaran, pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya. karena kelebihan yang ditawarkan inilah yang menjadi alasan kenapa metode ini digunakan. Berikut kelebihan dan kekurangannya. 

1. Kelebihan Metode Ummi 

Nah, berikut kelebihan metode ummi Yang dirangkum dari pendapat Hamzah, Masruri dan Yusuf

Promo Buku
  • Meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an
  • Meningkatkan efektivitas penyampaian materi pembelajaran
  • Menciptakan pembelajaran aktif dimana siswa dapat belajar membaca dengan mengeja huruf-huruf
  • Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
  • Dalam membaca dengan mengeja huruf demi huruf sehingga mempercepat proses penguasaan kemampuan membnca alqur‟an
  • Meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa
  • Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata suku kata yang dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya
  • Meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an
  • Penyajian tidak memakan waktu yang lama
  • Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata
  • Menumbuhkan retensi dan motivasi intrinsik siswa dalam

Dari beberapa poin di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan metode ummi adalah menumbuhkan minat, motivasi dan retensi siswa dalam memahami pembelajaran Al-Quran. Selain itu juga efektif sebagai sarana untuk menciptakan pembelajaran aktif bagi siswa dalam mengeja dan membaca huruf-huruf. Dan kelebihan yang tidak kalah penting lain adalah, meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran sekaligus meningkatkan interaksi antara guru dan siswa dalam prose belajar.

1. Kelemahan Metode Ummi 

Dibandingkan dengan kelebihan, kelemahan metode ummi dianggap minim. Meskipun demikian, kelemahan ini juga bisa menjadi kendala mendasar saat proses praktek membaca Al-Quran. Berikut adalah kelemahan metode Ummi. 

A. Banyaknya Buku Pegangan 

Jika dilihat secara teknis, buku pegangan atau buku jilid Ummi dianggap terlalu tebal. Ketebalan halaman tersebut mencapai 40 halaman sendiri. Padahal standar ketebalan halaman paling umum sekitar 20-25 halaman saja. 

B. Target Waktu 

Metode Ummi bisa dibilang memiliki target waktu diusahakan cepat. Padahal, halaman pertama saja sudah 40 halaman, dan dituntut oleh target waktu dalam membaca Al-Quran, tentu ini cukup mempengaruhi tenggat waktu yang ditentukan. 

Itulah kelemahan dari metode ummi. Barangkali kamu merasakan kelemahan lain yang belum tersebutkan di sini? Kamu boleh tuliskan di kolom komentar. 

Perbedaan Metode Ummi dan Qiroati

Jadi yang dimaksud dengan metode qiroati adalah metode membaca Al-Quran yang memasukan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Setidaknya terdapat dua pokok penting dalam metode qiroati, yaitu membaca Al-Quran secara langsung dan pembiasaan membaca dengan tartil sesuai ilmu tajwid. 

Nah, jika dibandingkan dengan metode ummi, maka metode qiroati memiliki perbedaan dalam metodenya. Namun secara tujuan memiliki tujuan hampir sama, yaitu mengajarkan membaca Al-Quran secara menyenangkan dan membaca secara benar sesuai dengan makhraj dan tajwid. Berikut adalah perbedaan metode ummi dan qiroati 

Lalu, apa sih perbedaan metode ummi dan qiroati? Bisa disimak sebagai berikut. 

  1. Tujuan pada metode Ummi, peserta didik belajar dan diajarkan agar bisa menjaga kesucian dan kemurnian Al-Quran dari segi bacaan ataupun secara tajwir serta makhorijul huruf. 
  2. Tujuan pada qiro’ati dalam kurun waktu dua tahun siswa sudah menguasai Al-Quran dengan tartil yang tetap memperhatikan makhraj, tajwid, mengenal bacaan gharib, hafal beberapa hadis, doa dan menulis arab. 
  3. Menguasai materi hafalan bagi siswa agar bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti surat pendek, bahasa arab dan hadis. 
  4. Memudahkan dalam proses evaluasi dan standar penilaian.

Adapun perbedaan paling menonjol diantara keduanya. Pada metode ummi, dibaca biasa saja. Sementara pada qiroatul dibaca dengan nada agar memiliki seni dan tidak mudah bosan selama mempelajari. 

Artikel Terkait

Itulah beberapa ulasan tentang metode ummi. Semoga sedikit pembahasan ini memberikan gambaran dan manfaat. (Irukawa Elisa)

Tinggalkan komentar