Sudahkah anda memahami nilai nilai kebajikan dalam Jamaah LDII?

Saatnya kenali dan pahami nilai-nilai kebajikan dan prakteknya dalam Jamaah LDII agar dapat dicontoh siapapun dan Komunitas apapun

Kenali dan Pahami Nilai-nilai kebajikan dan prakteknya, serta hikmah yang berharga dalam jamaah LDII agar dapat dicontoh siapapun dan komunitas apapun

Kenali dan Pahami Nilai nilai kebajikan dan prakteknya, serta hikmah yang berharga dalam jamaah LDII agar dapat dicontoh siapapun dan komunitas apapun.

Nilai-Nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII

Sebelum lanjut membaca, apakah anda belum memahami topik dibawah ini?

Jika Jawabannya Iya, Membaca Buku Ini Jadi Solusi Tepat Untuk Anda

Kami Memperkenalkan...

Nilai-Nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII Dari Amal Saleh Hingga Kemandirian: Menggali dan Mengkreasikan Hikmah dalam Kehidupan

Dengan membaca buku ini anda akan makin dekan dengan Allah, makin sayang dengan keluarga, makin banyak bersyukur, makin jauh dari kemaksiatan, makin rajin beribadah, makin banyak bedoa dan berikhtiyar.

PENGANTAR PENULIS

Buku Nilai-Nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII Dari Amal Saleh Hingga Kemandirian : Menggali dan Mengkreasikan Hikmah dalam Kehidupan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wataala, atas nikmat, karunia, dan rahmat-Nyalah buku ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan Salam senantiasa tercurah ke hadirat Baginda Nabi Agung Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam, para keluarga, sahabat, tâbi‘în, dan tâbi‘it-tâb‘în, serta orang-orang yang mencintai beliau dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau.

Buku, yang coba penulis beri judul Nilai-Nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII Dari Amal Saleh Hingga Kemandirian Menggali dan Mengkreasikan Hikmah dalam Kehidupan, ini sejatinya hadir dari sebuah riset, terutama dilakukan secara observasi (pengamatan langsung) di lapangan, lokasi-lokasi jamaah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), baik pesantren, masjid, maupun kantor sekretariat LDII. Selain itu, riset ini juga dilakukan melalui kajian kepustakaan (library research) terhadap dokumen dan buku-buku serta terbitan yang berkaitan dengan LDII. Penulisan buku bagian ini, mengenai nilai-nilai kebajikan dalam jamaah LDII, dilatar belakangi oleh keperluan untuk mengambil hikmah dari sesuatu yang berharga, sesuatu yang positif yang ada dalam jamaah LDII. Lebih dari itu, buku ini juga dimaksudkan untuk menggali nilai-nilai kebajikan dalam jamaah LDII, sehingga bisa di-eksplore, bahkan disebarluaskan, agar nilai-nilai kebajikan dan prakteknya dapat dicontoh siapapun dan komunitas apapun.

Inilah yang menjadi pertimbangan yang melatar belakangi penulisan buku ini, dan hal inilah yang selaras dengan dan berlandaskan pada Sabda Nabi SAW dalam hadis berikut:

Landasan penulisan ini juga ditopang sebuah syair karya al-Thaghrâ’î, nama lengkapnya Muayyid al-Dîn, Abȗ Ismâ‘îl al-Husain bin ‘Ali al-Daulî al-Kinânî (1061-1121 M), penyair era Dinasti Mamluk, dalam Diwân al-Thaghrâ’î, berikut:

Ini menunjukkan bahwa kebencian seorang mukmin terhadap orang lain mengenai sesuatu yang dibawanya, tidaklah boleh menjadikannya menolak sesuatu hikmah ataupun kebaikan yang dibawa orang lain itu, bahkan justru ia hendaknya mengambil hikmah dan mengamalkannya (al-istifâdah wa-al-’amal bi-hâ) dari apapun wadah keluarnya hikmah dan melalui lisan siapa pun munculnya hikmah itu.
Hal ini tentu, sebagaimana telah diperingatkan oleh Allah S.w.t., dalam firman-Nya:

Buku ini hanya menguraikan beberapa bagian dari nilai-nilai kebajikan dalam jamaah LDII, dan merupakan bagian dari seri (rangkaian) buku yang akan penulis buat. Seri pertama ini, menguraikan tentang nilai-nilai kebajikan dalam Jamaah LDII, di buku ini, dibahas 11 (sebelas) macam, yaitu: (1) amal saleh; (2) kebersihan, kesucian, dan kerapian; (3) kedisiplinan; (4) solidaritas; (5) rukun, koordinasi, soliditas, dan kekompakan; (6) persaudaraan (ukhuwah); (7) meng-hormati tamu (ikrâm al-dhaif); (8) musyawarah; (9) kerja sama yang baik; (10) kepedulian sosial;
dan (11) kemandirian. Di antara nilai-nilai kebajikan tersebut dalam term LDII dikenal dengan istilah/sebutan Enam Tabiat Luhur.

Lebih lanjut, riset dan penulisan buku ini juga sebagai bagian dari mengamalkan apa yang diajarkan dalam nazham kitab tipis yang sangat populer, terutama di pesantren, Ta‘lîm al-Muta‘allim Tharîq al-Ta‘allum (Pengajaran Para Pelajar, Metode Belajar), buah karya Syaikh Imam al-Zarnȗjî, nama lengkapnya Burhân al-Islâm al-Zarnȗjî (w. 591 H), seorang imam dan faqih bermazhab Hanafî, mengenai al-istifâdah, yakni menambah pengetahuan, dan wawasan (horizon, cakrawala), tentu mencakup pula kebaikan, kemanfaatan, dan beragam faidah. Nazam tersebut berbunyi:

Penulis berharap, semoga buku, yang ada di hadapan pembaca yang budiman, ini banyak manfaatnya, memberikan banyak informasi dan wawasan, sehingga mendorong kita untuk mengambil nilai-nilai positif, sehingga semakin membawa kemaslahatan dan keberkahan bagi kita semua, dan sebanyak mungkin manusia. Hal ini agar kita tergolong ke dalam kandungan sabda Nabi Muhammad SAW, ”Khair al-nâs anfa‘uhum li-al-nâs”, sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi manusia. 

Dan tentu, semoga buku ini termasuk ke dalam kategori perbuatan orang mukmin, dan amal saleh, dapat menjadi ”sarana”, yang mengantarkan kita mendapat rahmat Allah Taala, sehingga memasukkan kita ke dalam surga (jannât), yang penuh kebaikan, kesejukan, kenyamanan, keindahan, kemewahan, dan kenikmatan, diistilahkan dengan jannât al-na‘îm (baca, al.: QS. al-Hajj [22]: 23, 56). Dengan ”bekal” iman dan amal saleh itulah, semoga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi (khusr), melainkan orang yang beruntung, selamat dunia-akhirat (QS. al-‘Ashr [103]: 1-3). Amîn, amîn, âmîn yâ Rabb al-‘Âlamîn. Hadânallâhu wa-Iyyâkum ajma‘în….

Sebelum Anda Membeli, Pahami Apa Saja Yang Bisa Dipelajari Dari Buku Ini !

Baca Pelan-Pelan Aja Ya, Agar Tidak Ada Yang Terlewatkan. Karena Anda Akan Mendapatkan Ilmu Yang Sangat Berharga.

Pada Bab ini, anda akan mendalami pengertian frasa amal saleh, hakikat, dan penjelasannya, dapat diperoleh melalui penelusuran berbagai literatur atau kitab-kitab.

Selain itu, anda akan memahami bagaimana praktek penggunaan frasa “amal shaleh” menjadi suatu identitas dalam interaksi yang unik di tubuh organisasi LDII.

Pada Bab ini, anda akan mengeksplorasi bagaimana dengan menjaga kebersihan dan kesucian, maka bisa menyempurnakan rahmat Allah, yakni ibadahnya diterima dan terjaga dari penyakit. Selain itu, kebersihan dan kesucian merupakan cerminan keimanan seseorang.

Di dalam organisasi LDII sendiri, Kebersihan termasuk dalam program pangan dan lingkungan hidup. Program pangan dan lingkungan hidup merupakan satu dari delapan bidang pengabdian LDII. Dengan melakukan kebersihan, berarti warga juga menerapkan program pangan dan lingkungan hidup sebagai salah satu dari delapan bidang pengabdian LDII.

Pada Bab Ini, anda akan diajak untuk memahami Disiplin menjadi salah satu ilmu yang diajarkan dalam Islam. Disiplin sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari, apalagi sikap disiplin sangat berpengaruh pada kesuksesan kita di masa depan. Islam adalah agama yang mengajarkan kelembutan tetapi juga kedisiplinan. 

Lebih lanjut, Nilai kedisiplinan ini menjadi bagian dari sasaran dari strategi pembinaan generasi muda LDII. Sebagai bentuk kesungguhan dalam membina generasi muda, LDII telah membentuk tim Penggerak Pembina Generus (PPG), yang terdiri dari pakar pendidik dan ahli psikologi.

Pada Bab Ini, anda akan diajak untuk memahami Solidaritas. Solidaritas dalam teori Khaldȗn dibagi menjadi dua, yaitu solidaritas badâwah dan solidaritas hadhârah.

Badâwah adalah solidaritas masyarakat pedesaan atau pedalaman yang belum terpengaruh dengan kemewahan kehidupan, sehingga kesederhanaan kehidupan mereka melahirkan sikap peduli dan setia kawan yang kuat. Hal ini berbeda dengan solidaritas ḥadhârah, solidaritas masyarakat perkotaan atau moderen yang cenderung individualis, karena tuntutan kemewahan dalam kehidupan dan terpenuhinya fasilitas.

Lebih lanjut, Agama Islam mengajarkan kerukunan, mengecam kekerasan, dan menghindari perpecahan. Kehidupan masyarakat yang rawan terjadi perpecahan dan tindak kekerasan adalah masyarakat yang memiliki kultur dan budaya yang beragam.

Di antara bentuk nyata solidaritas di antara jamaah LDII adalah ada penggunaan kode atau simbol angka 354 atau 313 pada produk LDII, usaha ataupun warung yang dimiliki atau dikelola oleh warga LDII. Penggunaan kode atau simbol ini dimaksudkan sebagai identitas sekaligus media perekat dan solidaritas di antara jamaah LDII, sehingga saling mendukung keberadaan dan kemajuannya, agar jamaah LDII membeli produk, atau membeli makanan dan berbelanja di warung yang berkode atau bersimbol 354 atau 313 tersebut. 

Pada Bab ini, anda akan mengeksplorasi Rukun, Koordinasi, Soliditas, dan Kompak. Rukun adalah sifat/tabiat pribadi orang Islam yang tidak mempunyai uneg-uneg, prasangka jelek, dengki, srei, iri hati kepada sesamanya. Saling mengasihi serta bantu-membantu dalam kebaikan, tolong-menolong, kuat-memperkuat, saling mendoakan yang baik, bersikap ramah terhadap sesama (wajah ceria dan penuh kebahagian), keporo ngalah atau berebut mengalah. 

Rukun dan kompak merupakan bagian dari enam tabiat luhur yang sangat ditekankan dalam jamaah LDII. Dalam komunitas LDII, kekompakan merupakan bagian dari nilai-nilai luhur, dikenal sebagai enam tabiat luhur jamaah, yang sangat ditekankan untuk dipraktekkan dalam kehidupan

Pada Bab Ini, anda akan diajak untuk memahami pentingnya nilai Musyawarah. Bahwa musyawarah adalah termasuk bagian dari ibadah, melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Tujuan dari musyawarah adalah untuk mencari kebarakahan, kerukunan, dan kekompakan. Selain itu, dengan musyawarah kita bisa saling menghargai apabila kita mempunyai sebuah pendapat, makan orang lain pun juga memiliki pendapat. Masing-masing berpendapat untuk diujikan dan dipertimbangkan.

Lebih lanjut, bermusyawarah di LDII menjadi upaya yang selalu didahulukan  sebelum dan sesudah  pelaksanaan suatu kegiatan. Proses  pemikiran berupa saran dan masukan digali dan dielaborasikan, sehingga mendapatkan pilihan berupa rencana terbaik yang disepakati bersama seluruh peserta musyawarah. Akhir dari musyawarah ditutup dengan doa agar rencana (planning) dapat di-Organizing-kan serta dilaksanakan (Actuating) dengan baik dan barokah.

Pada Bab Ini, anda akan diajak untuk memahami Menghormati dan memuliakan Tamu. 

Di antara nilai kebajikan yang tampak dan menjadi semacam SOP di kalangan LDII, bahkan merupakan bagian dari bentuk Enam Thabiat Luhur ataupun Budi Luhur adalah penghormatan dan memuliakan tamu (ikrâm al-dhaif).

Implementasi penghormatan dan memuliakan tamu ini (ikrām al-dhaif) secara nyata terlihat jelas dengan adanya wisma tamu ataupun kamar inap bagi tamu yang ada di semua bangunan di perkantoran sekretariat LDII, pesantren ataupun komplek masjid LDII.

Pada Bab ini, anda akan mengeksplorasi kerja sama yang baik itu seperti apa. Yang dimaksud kerja sama yang baik adalah saling peduli, saling mendukung, saling melancarkan, saling menjaga perasaan, tidak saling menjegal, tidak saling menjatuhkan, tidak saling merugikan dan tidak saling memfitnah. Kerja sama yang baik bukan sekadar bekerja bersama-sama, tetapi kerja sama yang mengandung ketaatan, ketaqwaan, dan kerja sama yang hasilnya membawa kebaikan bersama/untung menguntungkan

Kerja sama yang baik merupakan satu dari Enam Tabiat Luhur Jamaah. Sebagaimana maklum dalam jamaah LDII, yaitu (1) rukun, (2) kompak, (3) kerja sama yang baik, (4) jujur, (5) amanah, dan (6) mujhid-muzhid.

Pada Bab Ini, anda akan diajak untuk memahami Ukhuwah. Ajaran ukhuwah atau persaudaraan sebagai bagian dari pembinaan keimanan dan peningkatan wawasan agama. Ukhuwah dalam LDII dipahami sebagaimana pemahaman umumnya, yaitu ada ukhuwah Islamiah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariah

Jamaah LDII juga terkenal dengan nilai ukhuwah (persaudaraan). Ukhuwah ini dilakukan dengan semua pihak, ormas Islam, dan elemen masyarakat, termasuk pula dengan pemerintah. Lebih dari itu ukhuwah dalam LDII ini dijadikan sebagai media dalam menyampaikan kritik atau masukan konstruktif kepada pemerintah yang dilakukan secara langsung melalui audiensi, dan tidak dilakukan melalui cara demonstrasi.

Pada Bab Ini, anda akan diajak untuk memahami Kepedulian Sosial. Kepedulian sosial merupakan bagian praktek dari budi luhur, sedangkan budi luhur itu sendiri adalah budinya ahli surga di mana kita sebagai hamba Allah  yang beribadah dengan tujuan ingin masuk surga selamat dari neraka

Kepedulian sosial juga lekat dengan Jamaah LDII. Kepedulian sosial dalam Jamaah LDII, dipandang sebagai praktek budi luhur dalam masyarakat, dan merupakan bagian dari ibadah.

Pada Bab ini, anda akan mengeksplorasi Kemandirian. Kemandirian adalah bagian dari Tiga Target atau Tri Sukses Pembinaan Generasi Penerus LDII. Untuk meningkatkan keberhasilan dakwah LDII, maka ada 3 (tiga) target, yang dikenal dengan “Tri Sukses” Pembinaan Generus, atau dalam ungkapan lainnya, Tri Sukses Generasi Penerus, yaitu pertama, alim dan fakih (Ahli Qur’an dan hadits, dengan kata lain memiliki ilmu dan kefahaman agama); kedua, berakhlaqul karimah (memiliki kelakuan baik/budi luhur); ketiga, mandiri (memiliki jiwa kemandirian, atau keterampilan).

Bagaimana, menarik bukan pembahasan dari buku ini?

Agar anda semakin terbayangkan bagaimana isi dari buku ini, berikut ini pratinjau pembahasannya

Apa Saja Sih Keuntungan Dari Membaca Buku Ini?

Buku ini dapat memberikan kita banyak informasi dan wawasan, sehingga mendorong kita untuk mengambil nilai-nilai positif, sehingga semakin membawa kemaslahatan dan keberkahan bagi kita semua.

Buku ini dapat memberikan kita banyak ilmu teori dan praktek yang bisa kita gunakan dalam lingkungan bermasyarakat.

Dengan membaca buku ini, kita bisa mengetahui tentang nilai-nilai kebajikan dalam jamaah LDII

Berapa Harga Buku dari buku ini?

Nilai-Nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII Dari Amal Saleh Hingga Kemandirian: Menggali dan Mengkreasikan Hikmah dalam Kehidupan

Rp 99.000

Harga bisa berubah-ubah tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu

Metode Pembayaran :

Metode Pembayaran Deepublish Store - Jan
Metode Pembayaran EWallet Deepublish Store - Jan

Tentang Penulis

Ust. Dr. Ahmad Ali MD, M.A.

Pendiri dan Ketua Yayasan Manhajuna Madania Salam, Kota Tangerang (sejak 2022)

Cendekiawan Muslim ini adalah anak kampung kelahiran Datarajan Ulubelu Kab. Tanggamus Lampung (pemekaran Lamsel), lahir pada 15 September 1977 dari pasangan Kiai Muhammad Muslim Daroini dan Ibunda Natijah, ini tak kenal kata terlambat belajar. 

Meraih doktor pengkajian Islam bidang Syariah, keahlian Ushul Fikih, dari Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pernah studi di Mesir dan menggali kebudayaan dan peradaban Mesir Kuno, selama satu bulan (Oktober-November 2015).

Pendidikan formalnya, SD, MTs dan MA diperoleh di kampungnya. Meraih gelar SHI dari IKAHA (UNHASY) Tebuireng Jombang (1999-2003), dan MA dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Pengkajian Islam Konsentrasi Syariah (2005-2008). Pendidikan non formalnya diperoleh di Pesantren di Lampung, Jatim, Jakarta, dan Banten, al.: Liraf Tanggamus, APIS Sanan Blitar, Mahir Ar-Riyadl Kediri, Salafiyah Seblak Jombang, Fathul ‘Ulum Kwagean Kediri, serta kursus bahasa Inggris di Mahesa Institute dan Harvard School Kediri. Pernah jadi peneliti Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) dan Center for Pesantren and Democracy Studies (CePDeS) Jakarta.

Tunggu apalagi?
Pesan sekarang sebelum kehabisan!

Bayangkan jika anda membeli dan membaca buku ini sekarang, kebingungan atas pertanyaan anda diatas akan segera terjawab dan juga anda akan segera bisa mempraktekannya

Garansi 100% jika produk rusak/cacat/tidak sesuai KAMI GANTI atau UANG ANDA KEMBALI

Buku Pasti Baru, Buku Pasti Original 100%, Pengiriman Cepat, Stock Selalu Tersedia, Packing Aman dan Rapi