PENULIS
Nama lengkapnya adalah Pangeran P.P.A. Nasution, S.Sos., M.A., lahir di Rantau Prapat, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara, pada tanggal 14 Januari 1986. Genap berusia dua tahun, penulis pindah ke Kota Medan bersama kedua orang tua dan empat saudarinya. Biasa disapa dengan nama awalnya, Pangeran merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya bernama Dr. Pangihutan Nasution, SH., MH., Ibunya bernama Angelina Reini Betty Br. Girsang. Di Kota Medan, penulis menyelesaikan pendidikan dasar hingga jenjang kesarjanaannya. Pada tahun 2003, penulis menempuh pendidikan sarjana pada Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, di Kota Medan. Selama menjadi mahasiswa, selain rutin mengikuti kegiatan riset sosialbudaya bersama para dosen di kampusnya, penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan. Dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005, bergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP-USU. Pada tahun 2006, melalui pemilihan secara parlementer, penulis dipercaya untuk memimpin Himpunan Mahasiswa Program Studi Antropologi, FISIP-USU, atau lebih dikenal dengan sebutan ‘INSAN’ (Ikatan Dongan Sabutuha Antropologi). Penulis berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya di tahun 2008dengan gelar akademik Sarjana Ilmu Sosial. Setelah lulus pendidikan sarjana, berbagai profesi non-riset di bidang industri dilakoninya, hingga di awal tahun 2009 penulis kembali aktif di dunia riset sosial-budaya dengan bergabung di lembaga Komunitas Konservasi Indonesia – WARSI (KKI-WARSI), di Jambi. Ketika itu, penulis bertugas sebagai antropolog/Fasilitator Orang Rimba yang meneliti tentang kehidupan Orang Rimba di Kawasan Taman Nasional Bukit 12, Provinsi Jambi. Pada tahun yang sama, di penghujung tahun 2009, penulis memutuskan elanjutkan studinya pada jenjang pascasarjana di Universitas Gadjah Mada, dengan bidang ilmu yang sama, Antropologi. Sembari menyelesaikan pendidikannya, penulis tetap aktif dalam kegiatan riset sosial-budaya di salah satu pusat studi Universitas Gadjah Mada maupun pada satu perusahaan periklanan dan komunikasi-pasar di Yogyakarta. Hingga di pertengahan tahun 2012, penulis berhasil menyelesaikan pendidikan pascasarjananya pada Program Studi Ilmu Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, dengan gelar akademik Master of Arts (M.A.). Tahun 2014, penulis memulai karir akademik secara profesional di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sebagai tenaga pendidik/dosen tetap pada Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Malikussaleh, di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Dari tahun 2013 penulis aktif mengikuti berbagai perhelatan ilmiah di tingkat lokal maupun nasional, dan turut serta sebagai pemakalah dalam seminar nasional, hingga Dewan Juri pada acara Kontes Debat Antar SMA di Kota Lhokseumawe, pada tahun 2016 lalu. Kajian yang diminati oleh penulis berkaitan dengan isu lingkungan, pertanian, nelayan, masyarakat desa, risalah gender dan budaya konsumerisme. Hingga kini, penulis terus berusaha meningkatkan karyanya sebagai rupa dedikasi keilmuan dan ‘klangenan’ atas ilmu pengetahuan.
2. Amiruddin Ketaren, S.Sos., M.Sc., Lahir di Kota Tebing Tinggi pada tanggal 9 Januari 1974. Anak pertama dari tiga bersaudara dengan orang tua Muhammad Rusli Ketaren (Alm) dan Zubaidah Harahap(Alm). Pendidikan keseluruhannya dihabiskan di Kota Tebing Tinggi, mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas. Pada masa remaja banyak mengikuti kegiatan dan organisasi yang bersifat kemasyarakatan dan sekolah. Masa perkuliahan aktif pada kegiatan penelitian, surat kabar kampus, dan fotografi di tingkat fakultas dan universitas. Sarjana sosiologi (S1) diperoleh pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada tahun 1997. Selanjutnya, memperoleh Magister (S2) di Pascasarjana Program Ketahanan Nasional Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 2010. Saat ini, menjadi staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh Aceh. Tulisan dan artikel dipublikasikan di jurnal-jurnal nasional dan daerah.
3. Putri ananda saka adalah sebuah nama yang diberikan kepada seorang putri yang lahir 21 tahun silam dari orang tua hebat bernama Abdul kadir dan Nursam. Lahir sebagai anak pertama dari dua bersaudara menuntutnya untuk terus berusaha menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Menamatkan sekolah dasar di SDN 1 Matang seulimeng, Langsa. SMPN 1 Langsa, dan berhasil menjadi lulusan dengan nilai tertinggi di SMKN 1 Langsa, jurusan Akuntansi. Semasa sekolah, penulis memiliki sejumlah prestasi diantaranya, purna paskibraka Kota Langsa 2013, atlet basket POPDA 2012 dan PORA 2014 kontingen Kota Langsa, juara quick and smart se-tiga kabupaten/kota dan sebagainya. Penulis saat ini tengah melanjutkan studi S1-nya di Universitas Malikussaleh dengan konsentrasi keilmuan Antropologi. Keberhasilannya meraih juara tiga nasional pada kegiatan JETRANAS (Jejak Tradisi Nasional) 2013 telah menjadi salah satu alasan bagi dirinya untuk memilih antropologi sebagai jurusan yang digeluti. Sampai saat ini, gadis yang lahir pada tanggal 12 Juli 1996 ini memiliki beberapa minat kajian yang sesuai dengan bidang ilmu yang tengah ditekuninya. Namun, yang menjadi minat utamanya adalah kajian antropologi lingkungan dengan subjek atau isu mengenai masyarakat petani dan masyarakat desa. Penulis juga memiliki beberapa pengalaman penelitian, diantaranya pernah terlibat dengan beberapa project penelitian dosen dan menjadi bagian dari asisten peneliti lapangan yang diselenggarakan oleh Media Research Center di kawasan Aceh Timur. Selanjutnya, penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi, terbukti dengan menjabat sebagai Sekjen DPM FISIP Universitas Malikussaleh, sekaligus pengurus organisasi HIMSA dan komunitas bola basket “Reborn”. Selain itu, penulis juga pernah terlibat dalam beberapa kegiatan seni, seperi seni tari, puisi, dan teater serta sempat memenangkan perlombaan teater bersama rekannya sesama mahasiswa. Sampai saat ini, gadis sekaligus mahasiswi ini baru sekali mengikuti dan memenangkan perlombaan karya tulis ilmiah di tingkat kampus dan buku ini merupakan pengalaman pertamanya berkontribusi sebagai penulis.
4. Nur Fazadini lahir di kota Lhokseumawe, 12 Maret 1996. Anak pertama dari lima bersaudara. Putri dari Bapak Zulfadli dan Ibu Nelda Wahyuni Lubis. Menyelesaikan TK di TK Al-Alaq PT.AAF, SD di Taman Siswa Pem. Siantar, SMP di SMP Negeri 2 Pem. Siantar dan SMK 1 Kota Langsa Jurusan Akuntansi. Menjadi Mahasiswa S1 di Universitas Malikussaleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Antropologi tahun 2014. Menjadi finalis putri Duta Mahasiswa GenRe Aceh tahun 2016, menjadi delegasi Antropologi untuk Pelatihan Budaya Damai pada generasi muda Aceh di Banda Aceh dan di akhir tahun ikut menjadi asisten peneliti lapangan bersama Media Researh Center di daerah Aceh Timur dan beberapa kali ikut penelitian dengan Dosen kemudian memfokuskan minat kajian pada Antropologi Ekologi. Pernah menjadi atlet basket putri untuk PORA di Idi tahun 2014. Dan aktif dalam kegiatan seni seperti tari, teater dan puisi dari SMA. Saat ini bergabung dalam beberapa organisasi yaitu Duta Mahasiswa GenRe Aceh, PIK Mahasiswa UNIMAL, dan Himpunan Mahasiswa Langsa.
5. Suris Sintia Dewi Saragih, Lahir di Besitang, 18 Agustus 1996, adalah mahasiswa Antropologi FISIP, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe. Ia menamatkan pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Labuhan Batu Utara sedangkan menamatkan pendidikan atasnya di Kabupaten Deli Serdang. Dan sekarang sedang menempuh gelar sarjana (S-1) di jurusan Antropologi, FISIP, Universitas Malikussaleh. Ia beberapa kali terlibat sebagai peneliti lapangan pada penelitian “Syi’ah di Aceh” yakni penelitian dosen yang dibiayai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dan “Survei Preferensi Politik Masyarakat Jelang Pilkada Serentak 2017 di Provinsi NAD” yang diadakan oleh MRC (Metro TV). Ia juga aktif dalam beberapa organisasi kampus seperti DPM Fakultas, LDK, LDF dan beberapa Himpunan Mahasiswa yang Lain. Prestasi sejauh ini selama perkuliahan yang pernah ia peroleh adalah juara II Lomba Drama dalam memperingati Hari Pohon Sedunia (UKM-Umpal) se-Unimal, dan bebrapa kali menjuarai lomba kepenulisan seperti Juara III Lomba Opini (HMI-Lhokseumawe) tingkat 3 Kabupaten, Juara Harapan pada Lomba Opini (PILKOM), dan terakhir berhasil menyabet Juara I pada Lomba Esai (LAGA LDK AlKautsar). Sebelum menduduki bangku perkuliahan ia juga pernah mengikuti beberapa kali olimpiade SAINS dan PORSENI di bangku SD dan SMP pada tingkat Kabupaten. Kajian yang berkaitan dengan Antropologi Ekologi dan Antropologi Ekonomi menjadi minat kajiannya. Karena menurut ia dalam suatu masyarakat, Ekologi akan berperan dan menunjukkan kekuasaannya dalam roda perputaran ekonomi suatu masyarakat. Hal ini saling berkaitan dan berujung pada terciptanya hubungan timbal balik antara Ekologi dan Ekonomi saling mempenggaruhi. Ditambah lagi lingkungan tempat ia tinggal sekarang mendukung untuk keberlanjutan minat kajiannya pada bidang Antropologi Ekologi dan Antropologi Ekonomi.
6. Nur Anggraeni atau biasa dipanggil Nu atau Ria (oleh orang-orang terdekat) Lahir di Temanggung, 09 Juni 1988. Nu tumbuh dan besar di tanah Kalimantan Timur. Saat masa sekolah dirinya gemar mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan aktif berorganisasi. Nu banyak menghabiskan waktunya dalam kegiatan PRAMUKA. Dari sanalah sepertinya minat berpetualang dan melakukaan penelitian tumbuh. Selesai masa SMA, pada tahub 2006 dirinya melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan di jurusan Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Setelah selesai dengan pendidikan sarjana, kemudian dirinya melanjutkan ke jenjang pascasarjana dengan jurusan studi yang sama (Ilmu Antropologi). Beberapa kali dirinya pernah mengikuti penelitian ke beberapa wilayah di Indonesia dengan berbagai macam isu riset yang berbeda. Meskipun beberapa riset dengan kajian studi yang berbeda pernah dilakukan, namun dirinya lebih berkonsentrasi dengan kajian-kajian pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan sosial dan csr yang dilakukan oleh perusahaan. Sampai saat ini, dirinya masih berminat untuk melakukan riset ke daerah-daerah lain. Apalagi, dirinya menemukan tambatan hati yang juga merupakan seorang antropolog, sehingga ada kesamaan minat akan jiwa peneliti dan petualang. Baginya, melakukan riset ke tempat baru merupakan cara belajar langsung akan cerita kehidupan orang lain yang dapat dirinya bagikan ke orang lain atau ke keluarga dalam betuk tulisan ataupun cerita lisan. Pembelajaran yang dirinya dapatkan dari penelitian yang dilakukan akan dijadikan sarana berbagi informasi jika ada yang membutuhkan.