E-Book Upacara Keagamaan pada Sistem Subak

Detail Ebook

Penulis
Prof. Dr. Ir. I Ketut Suamba, M.P., I Gede Bagus Dera Setiawan, S.P., M.Agb., Prof. Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, M.P. dan Dr. Ir. Gede Mekse Korri Arisena, S.P., M.Agb., IPM
Halaman
x, 74 hlm
Tahun Terbit
2024

Penerbit
Deepublish Digital

Beli Buku

Sinopsis Buku

E-Book Upacara Keagamaan pada Sistem Subak

Subak adalah salah satu hal yang menjadi daya tarik jika memperbincangkan tentang Bali dan keindahannya. Perekat antar petani mengingat kepentingan mereka yang sama akan air irigasi yang dilandasi dengan kepercayaan yang tumbuh di tengah masyarakat Bali. Subak adalah lembaga tradisional yang telah ada di Bali sejak ratusan tahun yang lalu dan telah menjadi pilar kebudayaan Bali dengan peran strategis dalam pembangunan nasional. Subak terdiri dari unsur ritual budaya Bali yang lekat dengan agama Hindu, keunikan lanskap yang didalamnya tercermin interaksi harmonis antara manusia dan alam, serta pemerintahan yang berkarakteristik demokratis dan egaliter. Jika mengingat kembali, subak merupakan lembaga irigasi tradisional bercorak sosio-religius yang menjadikannya unik dibandingkan dengan lembaga lain.

Keunikan sistem irigasi subak utamanya tercermin dari kegiatan ritual keagamaannya yang sangat padat dan patut dilakukan oleh krama subak. Ritual keagamaan dalam sistem irigasi subak dilaksanakan secara rutin disesuaikan dengan tahap-tahap pertumbuhan tanaman padi. Upacara atau ritual keagamaan merupakan aktivitas untuk menjaga keseimbangan dan hubungan manusia dengan Tuhan, dipercaya sebagai kegiatan yang harus dilakukan demi keberhasilan aktivitas usahatani padi di sawah. Petani Bali menunjukkan sifat religius mereka dan sangat menghargai tradisi budaya Bali melalui berbagai ritual yang dilakukan. Setiap ritual yang dilakukan mulai dari awal pengerjaan sawah hingga panen memiliki makna simbolik dan nilai-nilai budaya yang dianut dan dipegang sebagai pedoman dalam kehidupan bertani.

Upacara keagamaan pada sistem subak terbagi menjadi upacara di tingkat petani dan upacara di tingkat subak. Dalam upacara di tingkat petani, setiap tahapan menjalankan usahatani memiliki simbolisasi tertentu yang berbentuk upakara. Adapun upacara di tingkat petani adalah mapag toya, nabur benih, nandur, mubuhin, ritual 35 hari, a bulan pitung dina, mandeg, biyukukung, panen, dan mantenin di lumbung. Sementara, upacara di tingkat subak adalah nyungsung dan ngusaba yang kelanjutannya dilaksanakan pada masing-masing sawah petani serta terdapat juga upacara odalan di Pura Subak (Pura Ulun Carik).

E-Book Upacara Keagamaan pada Sistem Subak ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish Digital

Beli E-Book Lain dari Deepublish Digital