Buku Pedoman Metodologi Implementasi Pengembangan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Deskripsi

Sinopsis Buku Pedoman Metodologi Implementasi Pengembangan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Buku Pedoman Metodologi Implementasi Pengembangan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan kinerja bumdes di Kabupaten Sumedang belum dapat diukur dengan model balance scorecard. Sebagian besar desa belum memiliki bumdes karena tidak ada kewajiban dari ketentuan undang-undang. Tidak sedikit juga bumdes hanya papan nama dalam pengertian tidak melakukan kegiatan usaha. Bumdes-bumdes berkinerja rendah dan sedang pada tahun 2019 pun tidak sedikit yang tidak menjalankan usaha lagi.

Bumdes berkinerja sedang berjumlah 20 dengan ciri-ciri sebagai berikut, pertama, masih ada sedikit tunggakan pembayaran  yang dimiliki serta kewajiban pembayaran kurang lancar sehingga cashflow bumdes kurang lancar; kedua, dukungan kepal desa yang kecil dalam pengembangan usaha bumdes, baik dari penyertaan modal maupun dalam pengangkatan pengelola bumdes; ketiga, kurang profesionalnya pengelola bumdes; keempat, laporan keuangan tidak berkala dan tidak tepat waktu; kelima, pembinaan pegawai cukup baik; keenam, mutu pelayanan cukup baik; ketujuh, pemeliharaan pelanggan cukup baik; kedelapan, bumdes mendapatkan laba antara 5-10 %; kesembilan, dana untuk pengembangan bumdes hanya berkisar antara 10-20 % dari laba bersih.

Di Kabupaten Sumedang, belum memiliki bumdes yang berkinerja tinggi. Bumdes berkinerja tinggi memiliki beberapa ciri. Pertama, tidak ada tunggakan pembayaran yang dimiliki bumdes serta kewajiban pembayaran lancar sehingga cashflow bumdes lancar. Kedua, dukungan kepala desa yang besar karena mengangkat pengelola dari penduduk yang desa yang profesional dan penuh waktu serta memberi bantuan modal dan aset yang besar dan berkelanjutan. Ketiga, pengelola bumdes profesional. Keempat, laporan keuangan tersedia dengan benar, tepat, dan berkala. Kelima, pembinaan karyawan sangat baik. Keenam, mutu pelayanan tinggi. Ketujuh, pemeliharaan pelanggan baik. Kedelapan, bumdes mendapatkan laba lebih dari 10 persen per tahun. Kesembilan, dana pengembangan bumdes di atas 20 % dari laba bersih.

Berdasarkan kondisi kinerja bumdes di Kabupaten Sumedang maka diperlukan pengembangan kapasitas bumdes. Pengembangan kapasitas bumdes, meliputi (1) pengembangan kapasitas kelembagaan bumdes, baik dalam penyuluhan, pendampingan maupun pemberdayaan bumdes; (2) pengembangan kapasitas ketatalaksanaan (sistem pengelolaan) bumdes, baik dalam penyuluhan, pendampingan maupun pemberdayaan bumdes; (3) pengembangan SDM, baik dalam penyuluhan, pendampingan maupun pemberdayaan SDM bumdes.

Strategi pengembangan kapasitas untuk meningkatkan kinerja bumdes memerlukan metodologi implementasinya agar tidak terjadi lagi penurunan kinerja bumdes atau bahkan bumdes tidak menjalankan usaha atau bangkrut. Ada beberapa metodologi implementasi untuk mengembangkan kapasitas dalam meningkatkan kinerja bumdes, yaitu benchmarking, sistem penjaminan mutu internal bumdes, akreditasi bumdes serta lomba bumdes juara dan pengelola bumdes juara.

Buku Pedoman Metodologi Implementasi Pengembangan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish.

Dapatkan buku-buku berkualitas hanya di Toko Buku Online Deepublish. Kami berfokus menjual buku-buku kuliah untuk Mahasiswa di seluruh Indonesia, dengan pilihan terlengkap kamu pasti mendapatkan buku yang Anda cari.

Kelebihan kami :

*Buku Baru

*Original

*Pengiriman Cepat

*Stok selalu tersedia

*Packing aman & rapi

*Garansi 100% jika produk rusak/cacat/tidak sesuai KAMI GANTI atau UANG ANDA KEMBALI