Deskripsi
Sinopsis Buku Ideologi Radikalisme Agama Pasca Konflik |
Buku Ideologi Radikalisme Agama Pasca Konflik |
Buku ini terdiri dari 6 bab, bab pertama adalah pendahuluan, bab kedua tinjauan teori, bab ketiga metode penelitian bab keempat tentang Maluku sebagai latar penelitian, bab kelima hasil dan pembahasan penelitian, dan bab terakhir adalah penutup. Praktek kekerasan yang mengatasnamakan agama, dari fundamentalisme, radikalisme, hingga terorisme, akhir-akhir ini semakin marak di tanah air. Kesatuan dan persatuan bangsa saat ini sedang diuji eksistensinya. Berbagai indikator yang memperlihatkan adanya tanda-tanda perpecahan bangsa, dengan transparan mudah kita baca. Konflik di Ambon, Aceh, Papua, maupun Poso, seperti api dalam sekam, sewaktu-waktu bisa meledak, walaupun berkali-kali bisa diredam. Semua pemeluk agama sepakat bahwa tidak ada satupun agama yang mengajarkan atau memerintahkan pemeluknya untuk berbuat kekerasan dan kerusakan. Kekerasan, anarkisme dan semua bentuk radikalisme jelas bertentangan dengan nilai-nilai agama yang pada dasarnya mengajarkan untuk berbuat baik kepada seluruh makhluk Tuhan. Islam secara tegas memeritahkan umatnya untuk berbuat kebaikan kepada seluruh makhluk Allah swt. Islam mengajarkan untuk berbuat adil, toleran, saling menyayangi dan mengasihi sesama manusia. Islam tidak pernah mengajarkan makhluknya untuk berbuat kekerasan, anarkisme, radikalisme apalagi terorisme, bahkan Islam mengutuk semua tindakan negatif tersebut. Namun akhir-akhir ini, kemurnian Islam tercoreng oleh sederet aksi terorisme yang mengatasnamakan agama khususnya Islam bahkan. Mereka berdalih bahwa tindakan anarkis, radikal bahkan teror yang dilakukan sebagai jihad. Oleh sebab itu Islam kemudiaan menjadi tertuduh, diktitik, disorot, dikecam, bahkan diberi label sebagai agama teroris. Sikap curiga, benci, serta ketakutan yang berlebihan terhadap Islam kemudian menimbulkan apa yang disebut Islamopobhia. Sehingga Islam dijadikan sasaran untuk dihancurkan. Arus kekerasan atas nama agama tidak kunjung redup, hal ini dapat dilihat dengan peledakan bom di hampir semua belahan bumi semakin intensif dan pelakunya adalah semua mengatas namakan gerakan tertentu dibawa simbol agama. Januari sampai dengan bulan Maret 2016 tercetat sudah 7 kali peledakan bom dahsyat yang menelan puluhan bahkan ratusan korban jiwa, terakhir yaitu peledakan bom di Brussel Belgia. Agama seharusnya dapat menjadi pendorong bagi ummat manusia untuk selalu menegakkan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh ummat di bumi ini. Namun, realitanya agama oleh radikalisme agama justru dijadikan sebagai pendorong dan pemicu untuk melakukakan kekerasan terhadap sesama pemeluk agama. Buku Ideologi Radikalisme Agama Pasca Konflik ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish. Lihat koleksi buku lainnya di : Toko Buku Online Deepublish |
Ulasan
Belum ada ulasan.