Musa Ismail, M.Pd.

Dosen

About

Musa Ismail dilahirkan di Pulau Buru Karimun, 14 Maret 1971. Karyanya adalah kumpulan cerpen Sebuah Kesaksian (2002), esai sastra budaya “Membela Marwah Melayu” (2007), novel Tangisan Batang Pudu (2008), kumpulan cerpen Tuan Presiden, Keranda, dan Kapal Sabut (2009), kumpulan cerpen Hikayat Kampung Asap (2010), novel Lautan Rindu (2010), kumpulan cerpen Surga yang Terkunci (2015), dan novel Demi Masa (2017). Pernah meraih Anugerah Sagang kategori buku pilihan (2010) dan peraih Anugerah Pemangku Prestasi Seni Disbudpar Provinsi Riau (2012). Puisi-puisinya terjalin dalam beberapa antologi karya pilihan harian Riau Pos, antologi Setanggi Junjungan (FAM Publishing, 2016), antologi puisi HPI Menderas Sampai ke Siak (2017), Mufakat Air (2017), Jejak Air Mata: Dari Sitture ke Kuala Langsa (Jakarta, 2017), Mengunyah Geram: Seratus Puisi Melawan Korupsi (Jakarta, 2017), Dara dan Azab (Malaysia, 2017), Kunanti di Kampar Kiri (Pekanbaru, 2018), dan Jazirah (Tanjungpinang, 2018). Kumpulan puisi perdananya bertajuk Tak Malu Kita Jadi Melayu (TareBooks, 2019). Pada 2019 juga, terbit bukunya berjudul Guru Hebat (Tarebooks). Awal 2020, terbit buku esainya yang berjudul Perjalanan Kelekatu ke Republik Jangkrik (Tarebooks, 2020). Dia masih terus belajar menulis.

Buku Karya Musa Ismail, M.Pd.

It seems we can't find what you're looking for.