Selama pandemi berlangsung, dikenal sistem pembelajaran hybrid learning. Nah, hybrid learning ini banyak digunakan untuk pembelajaran dalam kelas sebab lebih fleksibel dan lebih banyak yang bisa disampaikan. Nah, pahami kelebihan dan kekurangan hybrid learning berikut ini.
Teknologi semakin merajai di Indonesia, teknologi tidak hanya diterapkan dalam perekonomian maupun dunia kerja saja. Tetapi dalam dunia pendidikan, teknologi juga dilibatkan. Wajar hal ini diterapkan, mengingat pendidikan memiliki korelasi erat dengan perkembangan teknologi yang semakin banyak dibutuhkan di dunia kerja. Salah satunya pemanfaatan hybrid learning.
Barangkali masih ada yang asing dengan istilah Hybrid Learning? Nah, untuk mengetahui lebih dalam apa itu Hybrid Learning? Dan kelebihan, kekurangannya, baca artikel ini sampai selesai.
Daftar Isi
Apa Itu Hybrid Learning
Hybrid learning merupakan metode pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran secara daring. Istilah hybrid learning ini berawal dari kasus covid-19 yang tidak kunjung selesai, sehingga memaksa peserta didik untuk tidak sekolah.
Takut akan terjadi ketertinggalan pendidikan, maka dibuatlah pembelajaran jarak jauh secara online atau yang kemudian disebut dengan istilah hybrid learning. Jadi, meskipun di rumah, peserta didik tetap bisa melakukan proses pembelajaran secara online atau daring.
Hybrid learning dilakukan dengan porsi 50% dari jumlah total siswa di kelas. Jadi, misalnya di dalam kelas terdapat 30 siswa, maka pembelajaran online dilakukan untuk 15 siswanya saja, 15 siswa sisanya tetap belajar secara tatap muka.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku Media Pembelajaran
Kelebihan Hybrid Learning
Berbicara tentang tingkat kemanfaatannya, hybrid learning memiliki beberapa keuntungan atau manfaat, diantaranya sebagai berikut.
1. Efektif dan Efisien
Jika dilihat dari waktu, hybid learning lebih efektif dan efisien karena dalam prosess koordinasi siswa yang dapat dilaksanakan dalam satu waktu saja. Apalagi untuk siswa yang memiliki kemampuan belajar secara audio-visual, maka pembelajaran secara daring lebih cocok bagi mereka.
Sementara anak-anak yang memiliki keterbatasan alat, koneksi ataupun tipe yang lebih mudah belajar secara tatap muka, juga tetap bisa datang ke kelas. Dari segi tenaga pendidik, pembelajaran secara tatap muka juga lebih efektif karena lebih kondusif dengan jumlh siswa yang sedikit.
2. Variasi Pembelajaran
Adapun manfaat yang akan dirasakan oleh siswa. Setidaknya mereka akan merasakan variasi pembelajaran. Tidak dapat dipungkiri jika belajar dengan model begitu-begitu saja akan bosan.
Setidaknya dengan hybrid learning siswa memiliki variasi pembelajaran yang lebih menyenangkan. Hanya saja, aturan ini dikembalikan lagi pada keputusan masing-masing pihak sekolah, apakah pihak sekolah akan melakukan rotasi pembelajaran daring dengan siswa yang bertatap muka.
3. Meminimalisir Kendala
Sistem hybrid learning sudah pasti menawarkan solusi bagi siswa. Bagi siswa yang tinggal di kawasan perkotaan dari lingkungan keluarga mapan atau ekonomi menengah di atas, mungkin tidak menjadi masalah melakukan pembelajaran daring.
Tentu kasus ini akan berbeda bagi siswa mayoritas tinggal di kawasan terpencil, pelosok dan pedesaan jauh kota. Maka tidak semua siswa memiliki sarana ini. Sehingga hybrid learning inilah jawabannya. Karena siswa bisa memilih. Jadi bagi siswa yang tidak memiliki sarana, bisa belajar secara tatap muka, semantara yang memiliki sarana bisa belajar secara daring.
4. Meminimalisir Interaksi kontak Fisik
Saat masa pandemi covid-19 yang lalu, pembelajaran hybrid learning ini sangat efektif mengejar ketertinggalan pendidikan. Karena efektif menekan penuliran virus Covid-19. Namun sekarang, ketika corona sudah hilang, kontak fisik itu perlu untuk melatih sosialisasi anak-anak.
5. Mengembangkan Keterampilan Digital
Terutama buat anak-anak yang belum pernah menyentuh teknologi untuk kepentingan dan keperluan pendidikan. Maka dengan hybrid learning secara tidak langsung mengajarkan anak lebih terampil memanfaatkan digital. Bahwa teknologi dapat digunakan untuk sarana pembelajaran. Setidaknya dari sini siswa tidak melulu menjadikan digital sebagai bermain games atau bermain media sosial saja.
Dari kelima kelebihan di atas, sebenarnya masih ada kelebihan lain. Tentu saja setiap orang akan merasakan kelebihannya secara berbeda-beda, tergantung dari pengalaman dan jam terbang.
Baca Juga: Pembelajaran Neurosains dalam Pendidikan
Kekurangan Hybrid Learning
Adapun kekurangan dari Hybrid Learning yang paling umum dan paling banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya sebagai berikut.
1. Masalah Sinkronisasi Pengajaran
Masalah sinkronisasi pengajaran menjadi masalah paling umum dalam pembelajaran daring. Belum lagi ada beberapa pembelajaran yang tidak bisa atau lebih tepatnya sulit dilakukan secara daring, karena alasan peralatan yang tidak mendukung, yang ternyata sangat mempengaruhi proses pembelajaran.
2. Trouble Teknis
Tidak dapat dipungkiri jika masalah trobel sering terjadi selama pembelajaran online. Baik itu masalah yang dihadapi oleh pihak guru, ataupun oleh pihak siswa. Misalnya, sinyal sering putus-putus, kuata kehabisan, dan masih banyak lagi.
3. Partisipasi Siswa Kurang Intensif
Adapun kelemahan dari hybrid learning, yaitu partisipasi siswa kurang terkontrol. Saat melakukan pembelajaran secara daring, guru tidak bisa mengontrol apakah anak-anak fokus mengikuti, atau anak-anak terdistrack dengan permainan yang di rumah, yang dimainkan secara diam-diam selama mengikuti pelajaran online.
Sehingga guru tidak bisa melakukan kontrol secara penuh, tidak seperti pembelajaran tatap muka, yang semua gerak gerik siswa dapat dilihat dan dikontrol secara langsung.
4. Tidak Semua Siswa Memiliki Perangkat
Masalah klasik bagi siswa yang tinggal di pedesaan dan di pelosok. Banyak anak-anak yang mengalami keterbatasan secara ekonomi. Sehingga wajar jika masih banyak siswa yang tidak memiliki smartphone ataupun laptop. Sehingga sulit bagi mereka mengikuti pembelajaran secara hybrid learning.
Adapun kelemahan hybrid learning yang tidak sempat disebutkan satu persatu di atas. Diantaranya adalah ketergantungan terhadap perangkat digital, secara tidak langsung membentuk pribadi yang individualis. Padahal interaksi sosial itu sangat penting untuk belajar empati dengan teman, membangun emosi positif kepada teman di kelas dan masih banyak lagi.
Perbedaan Hybrid Learning Dan Blended Learning
Jika sebelumnya sudah mengenal lebih dekat apa itu hybrid learning, ada juga istilah lain yang disebut dengan blended learning. Dimana sekilas memiliki makna yang hampir sama, namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut adalah perbedaannya.
1. Hybrid Learning
Hybrid learning adalah proses pembelajaran sinkron yang menggabungkan pembelajaran secara daring dan tatap muka pada waktu tertentu. Dimana dari segi waktu, dilakukan secara onsite dengan fasilitator/guru. Sebagian lagi peserta mengikuti secara daring pada waktu yang sama. Dari segi perangkat, hybrid learning dibutuhkan teknologi yang memang mumpuni dan guru yang piawai menahkodai teknologi ini.
2. Blended Learning
Sementara pada blended learning adalah model pembelajaran yang hanya mengkombinasikan pembelajaran sinkron dan asinkron. Meskipun dilakukan secara daring, paa blended learning siswa diberi waktu 1 minggu untuk mempelajari materi yang tertulis. Kemudian di waktu yang sudah ditentukan, akan dilakukan diskusi dan berlatih bersama. Jadi secara sederhana, blended learning ini menuntut siswa untuk belajar bersama, dan menuntut siswa belajar secara mandiri.
Dari penjelasan singkat tentang hybrid learning di atas, semoga memberikan gambaran tentang kelebihan dan kelemahan antara hybrid learning ini memberikan wawasan baru. Dari metode pembelajaran tersebut, kamu lebih menyukai jenis pembelajaran yang bagian mana nih? Share di kolom komentar ya. (Irukawa Elisa)
Artikel Terkait
Sebagai seorang SEO Spesialis, telah berpengalaman dalam membantu berbagai bisnis meningkatkan visibilitas online mereka melalui optimasi mesin pencari. Dengan keahlian dalam riset kata kunci, optimasi konten, dan strategi backlink, berfokus pada peningkatan trafik organik dan peringkat situs web di mesin pencari