Bagaimana cara berpikir seorang seniman? Pertama, kamu cari tahu apa yang layak dicuri, lalu melanjutkannya. Ketika kamu berpikir seperti ini, kamu tak lagi cemas apa yang “bagus” dan apa yang “jelek”. Yang ada hanya yang layak dicuri atau tidak. Semua bisa diraih, kalau tidak ada yang layak dicuri hari ini, mungkin kamu akan menemukan besok, sebulan lagi, atau setahun lagi.
Seniman yang baik menyadari bahwa tak ada yang muncul tiba-tiba. Semua kreasi berasal dari sesuatu yang pernah ada. Tak ada yang seratus persen asli. Sembilan dari sepuluh orang yang menyebut sesuatu “orisinil”, biasanya tidak tahu rujukan atau sumber aslinya. Begitu kata penulis Jonathan Lethem.
Semua ide baru hanyalah campuran atau leburan dengan satu ide lain atau lebih. Genetika adalah contoh yang mudah dipahami. Kamu punya ibu dan ayah. Ada beberapa ciri fisikmu yang mirip mereka, tetapi karaktermu sendiri lebih banyak. Kamu adalah paduan orang tua dan semua leluhurmu. Sebenarnya, kamu adalah leburan pilihan yang kamu terima dalam hidup. Kamu adalah paduan pengaruh. Penulis jerman, Goethe, berkata : “ kita dibentuk dan dipoles oleh hal yang kita cintai.”
Seniman adalah kolektor. Bukan penimbun . lalu apa bedanya ? penimbun mengumpulkan apa saja, seniman selektif mengoleksi. Mereka hanya mengumpulkan yang benar-benar disukai.
Menurut teori ekonomi, jika kamu menjumlahkan pendapat lima teman paling akrab lalu merata-ratakannya, angka hasil akan sangat mendekati pendapatmu sendiri.
Kurasa itu juga berlaku untuk perolehan ide. Kualitasmu setara dengan hal-hal di sekitarmu. Ibuku dulu berkata : “Masuk sampah, keluar sampah.” Waktu itu, aku sama sekali tidak mengerti. Namun, sekarang aku paham. Tugasmu adalah menghimpun gagasan bagus. Semakin banyak ide keren yang kamu kumpulkan, semakin banyak pengaruh yang bisa kamu pilih.
Marcel Duchamp berkata, “Aku tidak percaya seni. Aku percaya seniman.” Ini metode belajar yang sangat bagus. Kalau kau bersikeras menelan seluk-beluk ilmu yang kamu pelajari sekaligus, kamu bisa tersedak. Oleh karena itu, serap ilmu dari satu tokoh penulis, seniman aktivis teladan yang benar-benar kamu suka. Pelajari semua yang perlu diketahui mengenai tokoh itu. Lalu, temukan tiga orang yang disukai si tokoh, gali lebih dalam tentang mereka. Ulangi ini sesering mungkin. Panjat pohon sejauh yang kamu bisa. Setelah pohonmu ada, sudah saatnya kamu membuat cabang sendiri. [Roby Bo Noer Muhammad]
Sumber: Kleon, Austin. Steal Like an Artist.