Dalam berpikir, seseorang tentu memiliki cara berpikir masing-masing. Salah satunya yaitu cara berpikir atau metode berpikir diakronik. Metode berpikir diakronik ini biasanya menjadi metode berpikir yang dibutuhkan seseorang dalam kaitannya dengan memahami ilmu mengenai ilmu sejarah.
Hal ini karena dalam memahami ilmu sejarah, seseorang membutuhkan daya untuk menghafalkan waktu, nama, dan tempat yang terkandung di dalam suatu ilmu sejarah. Kemudian, hal tersebut mengajak Anda dapat merasakan bagaimana pengalaman dalam belajar dan memahami peristiwa di masa lalu.
Tetapi apa pengertian diakronik itu dan bagaimana seluk-beluk mengenai konsep diakronik, konsep berpikir diakronik, apa saja ciri-ciri diakronik, bagaimana cara berpikir diakronik, dan lain sebagainya? Di bawah ini akan dijelaskan secara lengkap mengenai diakronik.
Sebelumnya kita sudah memahami mengenai konsep berpikir sinkronik. Nah, pahami sebelum lanjut ke pambahasan di bawah ini ya pada artikel mengenal konsep berpikir sinkronik.
Daftar Isi
Pengertian Diakronik
Diakronik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti yaitu berkenaan dengan pendekatan bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang waktu yang bersifat historis.
Secara etimologis kata diakronik diambil dari bahasa yunani
Diakronik berasal dari bahasa yunani yaitu “dia” yang artinya melalui atau melampaui dan juga “chronicus” yang artinya adalah waktu. Berarti diakronik atau dia chronicus merupakan suatu hal yang sudah berlalu atau sudah melampaui waktunya.
Selain itu, menurut Wahyu Iryana di dalam bukunya yaitu Historiografi Barat (2014) menyampaikan bahwa diakronik merupakan memanjang dalam waktu dan juga menyempit dalam ruang.
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diakronik merupakan cara berpikir secara kronologis atau urutan yang terjadi dari berbagai catatan mengenai beberapa kejadian yang diurutkan sesuai dengan kejadian yang berlangsung. Kronologis dalam peristiwa yang dimaksud membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu yang tepat.
Sehingga biasanya cara berpikir diakronik ini digunakan dalam melakukan rekonstruksi peristiwa sejarah atau juga dapat digunakan untuk membandingkan suatu kejadian sejarah pada waktu yang sama di tempat yang berbeda. Proses diakronik ini merupakan ilmu yang mementingkan proses sehingga biasanya digunakan para sejarawan atau ahli sejarah.
Para ahli tersebut menggunakan ilmu diakronik sebagai pendekatan diakronik jika berbicara atau menganalisis suatu hal yang berkaitan dengan sejarah karena dengan menggunakan pendekatan tersebut, sejarah akan berupaya untuk melakukan evolusi atau perubahan dari suatu masa ke masa selanjutnya.
Dengan adanya pendekatan diakronik tersebut, maka memungkinkan para sejarawan dapat mendalilkan mengapa dalam keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya, atau mengapa keadaan tertentu dapat terus berkembang dan juga berkelanjutan, misalnya mengenai sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana seseorang dapat berpikir diakronik dalam mengkaji peristiwa sejarah? Ternyata, berpikir diakronik dalam mengkaji suatu peristiwa sejarah terbagi atas dua unsur, yang pertama yaitu unsur periodisasi dan yang kedua merupakan unsur kronologis.
1. Unsur Periodisasi
Unsur periodisasi dalam berpikir diakronik merupakan unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara runtut atau urut dari berbagai peristiwa tertentu pada masa lalu.
2. Unsur Kronologis
Unsur yang kedua dalam berpikir diakronik adalah unsur kronologis. Unsur ini artinya unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara teratur dari segi proses dan waktu terjadinya peristiwa.
Konsep Berpikir Diakronik
Setelah memahami apa itu diakronik, maka Anda juga harus mengetahui bagaimana konsep berpikir diakronik. Konsep berpikir diakronik dalam sejarah merupakan konsep berpikir kronologis atau secara urutan yang digunakan dalam menganalisis sebuah peristiwa. Dalam hal ini, kronologis artinya catatan mengenai berbagai kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya.
Kronologi dalam peristiwa sejarah kemudian dapat digunakan untuk membantu merekonstruksi kembali bagaimana peristiwa tersebut terjadi berdasarkan urutan waktu secara tepat. Selain itu, konsep berpikir diakronik ini juga bisa membantu membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat yang berbeda tetapi saling berkaitan.
Melalui konsep berpikir diakronik ini, maka Anda dapat menganalisis bahwa terjadinya sejarah dari waktu ke waktu karena adanya perubahan dari waktu ke waktu. Dengan demikian, maka konsep ini dapat digunakan untuk melakukan analisis dampak perubahan variabel sesuatu sehingga memungkinkan para sejarawan mengetahui keadaan tertentu tersebut lahir dan terjadi.
Tujuan dari konsep berpikir diakronik ini adalah untuk mengajarkan Anda mengenai konsep berpikir secara kronologis dan juga teratur dan berurutan karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa konsep berpikir diakronik ini merupakan konsep berpikir yang sangat mementingkan proses terjadinya sebuah peristiwa.
Baca juga: 3 Tipe Gaya Belajar
Ciri-ciri Diakronik
Dengan adanya pengertian dan juga konsep berpikir diakronik tersebut, maka Anda dapat mengetahui apa saja ciri-ciri dari diakronik. Berikut adalah karakteristik atau ciri-ciri diakronik.
1. Bersifat Vertikal
Diakronik bersifat vertikal, artinya dalam konsep berpikirnya, diakronik ini akan memaparkan berbagai proses mengenai suatu peristiwa atau kejadian dari awal sampai akhir kejadian.
2. Pembahasannya Lebih Luas
Karena berpikir diakronik ini mementingkan proses yang mana berkaitan dengan adanya kronologi dari suatu peristiwa yang terjadi, maka cakupan bahasan dalam konsep berpikir diakronik ini akan lebih luas, menyeluruh, bahkan mendetail. Dengan demikian, Anda atau para sastrawan dapat membahas sejarah lebih luas lagi.
3. Memiliki Konsep Perbandingan
Tidak hanya pembahasannya yang lebih luas dan sifatnya yang vertikal, diakronik ini memiliki konsep perbandingan. Artinya, akan terdapat perbandingan antara kejadian yang satu dengan kejadian yang lain. Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui sebab dan penyebab terjadinya peristiwa sejarah tersebut.
4. Bersifat Historis
Karena diakronik ini mementingkan proses dan waktu ke waktu, maka konsep ini sangat cocok jika digunakan untuk melakukan suatu analisis yang sifatnya historis, salah satunya adalah peristiwa sejarah.
5. Berkesinambungan
Terakhir, dirangkum dari berbagai pengertian dan ciri yang sudah diungkapkan maka diakronik ini akan membahas suatu peristiwa pada satu masa ke masa yang lain secara berkesinambungan. Hal ini dilakukan agar peristiwa yang satu dan yang lain menjadi suatu kesatuan di dalam peristiwa sejarah.
Cara Berpikir Diakronik
Seperti yang sudah dijelaskan secara gamblang di atas, diakronik merupakan cara berpikir secara kronologis atau urutan yang terjadi dari berbagai catatan mengenai beberapa kejadian yang diurutkan sesuai dengan kejadian yang berlangsung.
Kronologis dalam peristiwa yang dimaksud membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu yang tepat. Sehingga jika disimpulkan, sederhananya konsep diakronik ini merupakan proses pembabakan sejarah yang didasarkan dari urutan peristiwa dan juga urutan waktu.
Oleh sebab itu dengan pengertian dari konsep diakronik tersebut, maka landasan berpikir bahwa suatu peristiwa di dalam sejarah yang melintas dalam perjalanan waktu yang teratur ini sifatnya akan lebih dinamis dan juga melalui proses kausalitas antara sebab dan akibat yang saling mempengaruhi antara satu sama lain.
Selain itu, cara berpikir diakronik yang digunakan dalam mengkaji sejarah memiliki dua unsur yaitu mengenai unsur periodisasi dan juga unsur kronologis. Berikut adalah contoh dari dua konsep cara berpikir diakronik yaitu unsur periodisasi dan juga unsur kronologis.
1. Unsur Periodisasi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, unsur periodisasi dalam berpikir diakronik merupakan unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara runtut atau urut dari berbagai peristiwa tertentu pada masa lalu.
Contohnya adalah sebagai berikut:
- Pada zaman praaksara atau zaman prasejarah, konsep diakronik ini membahas mengenai bagaimana peristiwa sejak manusia belum mengenal tulisan sampai ditemukannya aksara pada zaman itu.
- Setelah itu, periode zaman aksara atau zaman sejarah membahas mengenai peristiwa ketika manusia sudah mengenal tulisan atau aksara hingga saat ini.
2. Unsur Kronologis
Sementara itu, unsur yang kedua dalam berpikir diakronik adalah unsur kronologis. Unsur ini artinya unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara teratur dari segi proses dan waktu terjadinya peristiwa.
Contohnya adalah sebagai berikut:
- Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk yang berlangsung pada 1350 sampai 1389.
- Pada masa Perang Diponegoro atau yang juga disebut sebagai Perang Jawa yang berlangsung pada 1825 – 1945.
- Pada zaman kolonialisme Jepang di Indonesia yang terjadi pada 1942 – 1945.
Baca juga: Penelitian Sejarah – Metode dan Contoh
Perbedaan Antara Konsep Sinkronik dengan Diakronik
Setelah memahami pengertian diakronik, Anda juga harus mengetahui apa perbedaan antara konsep berpikir diakronik dan konsep berpikir sinkronik. Secara singkat dapat diartikan bahwa diakronik merupakan sesuatu yang dapat melintasi batas waktu tertentu.
Sementara itu, sinkronik merupakan kajian yang dilakukan dan menitikberatkan pada penelitian terhadap berbagai gejala yang lebih luas lagi.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, konsep diakronik merupakan konsep berpikir yang disusun secara urut dan juga sesuai dengan kronologisnya yang biasanya konsep ini kerap digunakan untuk melakukan penelitian mengenai ilmu sejarah.
Sementara itu, sinkronik memiliki makna yang luas di dalam ruang, tetapi memiliki batasan waktu. Meski demikian, sama halnya dengan konsep diakronik, konsep sinkronik ini juga dapat digunakan untuk mempelajari suatu sejarah atau proses berpikir historis atau sejarah.
Di dalam konsep berpikir diakronik, para sejarawan akan menganalisis dampak terhadap proses evolusi dari suatu variabel yang memungkinkan lahirnya alasan tertentu mengenai alasan terjadinya suatu peristiwa atau kondisi sebelumnya dan alasan dari berkembangkan kondisi atau peristiwa tersebut.
Berbeda dengan diakronik, cara berpikir sinkronik merupakan cara berpikir yang luas tetapi terbatas waktu, artinya konsep berpikir sinkronik ini digunakan untuk melakukan analisis terhadap suatu kejadian atau peristiwa pada suatu masa atau saat tertentu dengan menggunakan titik tetap yaitu mengenai waktu.
Konsep sinkronik ini biasanya hanya menganalisis suatu kondisi pada suatu peristiwa dan tidak memiliki upaya dalam membuat kesimpulan terkait perkembangan peristiwa yang ikut serta dalam suatu situasi.
Contoh Diakronik
Untuk mengetahui bagaimana contoh berpikir diakronik dalam membahas sejarah, berikut adalah beberapa contoh dari diakronik jika dilihat dari peristiwa sejarah yang pernah terjadi di Indonesia.
Kronologi Sejarah Pertempuran Surabaya (27 Oktober – 20 November 1945)
- Pada 25 Oktober 1945, Tentara Inggris yang bernama NICA mendarat di Surabaya.
- Setelah itu, terjadilah insiden perobekan bagian biru bendera Belanda yang terjadi pada 27 Oktober 1945. Setelahnya, meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan Tentara Inggris.
- 29 Oktober 1945 terjadilah penandatanganan mengenai gencatan senjata yang terjadi antara Indonesia dengan pihak Tentara Inggris.
- 30 Oktober 1945 pada pukul 20.30 WIB, terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur) setelah terjadinya gencatan senjata dan berbagai bentrokan yang terjadi pada saat itu.
- Terjadilah pergantian Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan.
- Ultimatum yang dilakukan tak dihiraukan dan pada akhirnya tanggal 10 November 1945 pagi hari, Tentara Inggris melancarkan serangan besar-besaran.
Mah, i
Sebagai seorang SEO Spesialis, telah berpengalaman dalam membantu berbagai bisnis meningkatkan visibilitas online mereka melalui optimasi mesin pencari. Dengan keahlian dalam riset kata kunci, optimasi konten, dan strategi backlink, berfokus pada peningkatan trafik organik dan peringkat situs web di mesin pencari