Berteman dengan Nasib Baik dan Selalu Menjadi Pemenang di Setiap Waktu
“Luck is what happens when preparation meets opportunity.” – Darryl Royal
Apa yang aku inginkan? Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat penting – the ultimate question.
Seorang yang bermental pemenang pasti bisa menjawab pertanyaan diatas. Bahkan seorang pemenang bertanya: “Kehidupan seperti apa yang akan aku usahakan? Bagaimana aku dapat membuat hal itu terjadi untuk diriku? Apa yang dapat aku berikan pada kehidupan ini, pada mereka? Bagaimana aku dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik?”
Bisa jawab? maka nasib baikmu akan ditemukan.
Nasib baik tidak pernah turun dari tempatnya yang tinggi, sebaliknya ia bersembunyi dan menunggu ditemukan. Dimanakah sebenarnya nasib baik akan ditemukan? Nasib baik ditemukan lewat prestasi dan pencapaian tujuan (goal) tentu saja dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas, kerja ibadah.
Allah tidak akan mengubah nasib seseorang jika ia sendiri tidak berkeinginan untuk mengubahnya. Jelaslah bahwa tidak ada satupun (orang tua atau bahkan pasangan hidupku dan anak-anakku sekalipun) yang dapat mengubah nasibku,
Kita sendiri yang menentukan apa yang kita inginkan. Ketika kita bersedia melakukan hal-hal berguna, hal-hal yang sesuai dengan nilai yang kita anut, kita akan mendapatkan bimbingan-Nya. Tentukan tujuan, kerahkan usaha terbaik, selanjutnya percaya saja nasib baik dan pertolongan-Nya pasti memihak kita. Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan. Tuhan menentukan yang terbaik (lebih baik) dari yang kita harapkan.
Pemenang Bersedia Membayar Harganya
Nasib baik menuntut kita membayar harga, yaitu usaha dan komitmen kuat.
Untuk mempercepat langkah kita, ada baiknya mempelajari perjalanan hidup sahabat-sahabat kita, orang tua dan sanak saudara kita, bahkan mempelajari siapa identitas nenek moyang kita, dan tentunya mempelajari biografi orang-orang berpengaruh di dunia. Mereka semua dapat mengajarkan kita pelajaran yang sangat berharga. Pada intinya kita bisa dapat selalu menemukan dua tipe manusia; pertama yang digerakkan mental pemenang, kedua yang digerakkan mental pecundang.
Tipe pertama menetapkan tujuan yang pasti dan membayar ongkos-ongkos (sebesar apapun) untuk membawanya sampai disana. Meskipun rintangan dan hambatan sering terjadi, mereka tetap setia pada jalur yang telah dipilih.
Tipe kedua tidak menetapkan tujuan sebab mereka takut membayar ongkosnya. Orang-orang ini membiarkan kesulitan, ketidak-nyamanan, dan tuntutan kerja kerja meminggirkan mereka ke tepi jalan.
Pemenang Dikuatkan Penderitaan
Ketakutan dan kecemasan terhadap ketidakpastian masa depan sering menjadi pemicu munculnya perubahan. Pendorong semangat selain ketidakpastian adalah penderitaan. Layaknya seleksi alam, segelintir orang berhasil memanfaatkan kecemasan, ketakutan, dan penderitaan sebagai inspirasi untuk mengubah keadaan dan kita menyebut mereka sebagai pemenang. Sementara bagi kebanyakan orang ketidakpastian masa depan dan penderitaan justru memenjarakan mereka seumur hidup di tempat pertama kali ia menyadari penderitaan tersebut. Kelompok kedua ini bermental pecundang. Yakni mental mereka yang mencundangi diri mereka.
Kecemasan, ketakukan, dan penderitaan dapat melahirkan “kekuatan memberontak” yang bisa membantu kita meninggalkan problem state tersebut. Contoh kasus:
Teman saya hampir putus sekolah karena usaha orang tua-nya bangkrut ketika ia masih duduk di bangku SMA. Ia berkata “aku tidak ingin lama-lama jatuh miskin. Aku juga merisaukan bagaimana nasib adikku yang masih SMP. Aku memutuskan untuk menjual mesin-mesin bekas pabrik ayahku dan dengan biaya seadanya nekat lari ke Jerman. Disana aku kuliah sambil bekerja. Aku bekerja keras sekali, mencari uang bukan cuma untuk diri sendiri, tapi juga menyekolahkan adikku sampai akhirnya aku menggondol ijazah Insinyur dan adikku jadi dokter.” Teman saya ini sekarang seorang pengusaha sukses.
Orang-orang yang menderita dan akhirnya sukses luar biasa pada satu kondisi menyadari keadaan mereka, bahwa kesadaran diri-lah yang membuat mereka memutuskan untuk berubah. Apakah Anda sadari dengan benar-benar sadar keadaan Anda saat ini? Apakah Anda pernah memikirkan masa depan Anda?
Setelah Anda mengajukan pertanyaan dan jawaban penting “Apa yang aku inginkan?” selanjutnya Anda perlu benar-benar sadar present state – keadaan Anda saat sekarang ini. Apakah Anda mengkhawatirkan ketidak-pastian masa-masa yang akan datang? Apakah Anda sedang berjuang? Ataukah Anda malah tidur di comfort zone Anda?
Pemenang Selalu Bernasib Baik
Ternyata saya selalu bernasib baik karena saya berfokus pada hasil akhir yang ingin saya capai. Saya berfokus pada tujuan-tujuan yang ingin saya raih. Ketika mengalami kegagalan saya tidak menyalahkan nasib dan orang lain, melainkan saya mengambil hikmahnya. Walaupun demikian bukan berarti saya tidak pernah jatuh tersungkur
Ketika sedang berada dibawah maka saya dituntut untuk bekerja lebih keras, lebih lama, lebih cerdas, tuntas, ikhlas, diniatkan ibadah, dan berperilaku efektif serta kreatif sehingga dapat naik lagi ke posisi atas. Begitu tiba diatas saya telah siap menyongsong kelimpahan.
Mengeluh dan menyerah ketika dalam kesulitan berarti kita hidup dengan mental pecundang yang memboroskan energi secara tidak bijaksana dan ketika posisi kembali diatas; tidak siap menerima kebaikan.
Nasib baik dapat dikendalikan, maka marilah kita melakukannya.
Langkah pertama menghitung berkah dan bersyukur setiap hari. Tindakan ini dapat menyalakan semangat, dan membetuk mentalitas pemenang dalam diri kita.
Langkah kedua fokus pada hasil akhir yang Anda kehendaki. Keadaan saat ini, seburuk apapun hanya akan dapat berlangsung sementara waktu saja. Jika anda menghadapi persoalan, jangan terjebak dalam pikiran masalahnya, namun segera cari jalan keluarnya. Jika Anda yakin akan sukses, Anda akan sukses.
Langkah ketiga yaitu berhentilah bersaing dengan orang lain. Anda boleh menetapkan standar hidup yang tinggi, tapi itu standar Anda sendiri, bukan standar orang lain. Kemenangan bisa dicapai dengan mengalahkan orang lain, tetapi hanya orang yang tak bersainglah yang tidak pernah terkalahkan.
Jadilah pemenang dengan meningkatkan terus-menerus kapabilitas, keterampilan, dan kualitas diri.
Pemenang Menemukan Kesempatan Dalam Kesempitan
Bila kita perhatikan orang-orang sukses, kita akan menemukan kesamaan pada diri mereka, kesempatan selalu terbuka untuk mereka. Sebaliknya para pecundang tidak pernah mendapatkan kesempatan. Benarkah demikian?
Ternyata orang-orang sukses mencari kesempatan tanpa henti-hentinya, sedangkan orang-orang gagal tidak pernah mencari sekali-pun. Kalaupun ada kesempatan jelas-jelas di depan mata, ia tidak menyadarinya atau tidak menanggapinya sama sekali.
Persoalan yang dihadapi banyak orang bukannya tidak berdaya melakukan perjalanan, melainkan tidak tahu ingin ke mana tujuannya. Banyak sekali orang ingin melakukan perjalanan tetapi, tidak tahu ke arah mana mereka akan berjalan.
Disisi lain banyak juga orang yang selalu mencari-cari kesempatan, tetapi sesungguhnya tidak tahu apa yang mereka cari. Kesempatan tidak akan menunjukkan diri bila kita tidak siap memanfaatkannya. Perlu dipahami bahwa kesempatan itu tidak diciptakan. Mengapa? karena kesempatan itu telah tersedia tanpa diciptakan oleh siapapun. Kesempatan muncul karena dinamika perubahan dan kejelian seseorang untuk melihatnya serta niat untuk memanfaatkannya-lah yang mampu bertindak.
Contoh : Facebook ada, produsen-produsen handphone murah berlomba-lomba mempromosikan produknya bisa mengakses facebook dengan baik (akhirnya laris manis di pasaran sesuai target pasarnya).
Pemenang Mengendalikan Jalan Hidup dan Keberuntungannya Sendiri
Kehidupan sosial masyarakat, negara dan kekuasaan saat ini adalah hasil campur tangan para pemenang karena mereka mengendalikan jalan hidup dan keberuntungan masing-masing.
Keadaan Indonesia tidak akan seperti sekarang jika pemuda-pemudi dari berbagai tempat tidak berikrar untuk bersatu padu pada 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Seandainya Nabi Muhammad SAW dan kawan-kawannya menyerah menyebarkan Agama Islam ke seluruh dunia sak’pol kemampuannya, apakah kita bisa terlahir dalam keadaan muslim? Masih banyak contoh-contoh lainnya.
Marilah kita kembali pada diri Anda sendiri; Seandainya Anda mengendalikan jalan hidup Anda, apa yang akan terjadi pada Anda sekarang? Dan masa depan Anda?
AIR MENGALIR KE TEMPAT TERENDAH
Nasib dan kehidupan manusia bagaikan air, jika dibiarkan ia mengalir ke tempat yang rendah, ia tak akan mengalir sampai jauh, tapi jika kita melakukan sedikit campur tangan, menggali sebuah saluran, ia akan mengalir sejauh yang kita inginkan. Seorang mulia harus mengendalikan perjalanan hidup dan nasibnya. Tidak bisa membiarkan hari-hari berlalu tanpa rencana dan menantikan pengaturan dari langit.
Setelah membaca artikel ini, silahkan baca buku motivasi yang ada di toko buku online deepublish.