Big data atau data besar tentu bukan lagi istilah asing, sebab sudah disebut di banyak media dan digunakan secara luas atau kompleks. Terutama bagi pelaku usaha, yakni bagi para pengembang aplikasi dan perusahaan yang sudah memiliki ekspansi cukup luas. Penggunaan data raksasa tersebut kemudian menjadi hal penting dan menjadi aset.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Neelie Kroes pada acara bertajuk Press Conferences on Open Data Strategy di tahun 2011 lalu. Kroes dalam acara tersebut, di hadapan banyak reporter menyebutkan bahwa data is the new gold” atau data adalah emas baru.
Artinya, data di masa atau era digital revolusi industri 4.0 seperti sekarang sama berharganya dengan emas sehingga oleh Kroes disebut sebagai emas baru atau emas dalam bentuk baru. Pernyataan yang disampaikan oleh Kroes tentu bukan fiktif belaka. Melainkan didasarkan pada sebuah fakta, dimana banyak perusahaan bisa tumbuh dan berkembang lewat data tersebut.
Hal serupa kemudian juga disampaikan oleh Presiden Joko Widodo di tahun 2019 lalu. Melalui Pidato Kenegaraan pada 16 Agustus 2019, Presiden Jokowi menuturkan bahwa “data adalah jenis kekayaan baru bagi bangsa kita, dan kini data lebih berharga dari minyak.”.
Hal ini kemudian menegaskan kepada kita semua bahwa memiliki data raksasa atau dalam jumlah besar adalah aset berharga. Data yang jumlahnya banyak dan kemudian disebut sebagai big data ini mungkin berisi data-data yang penting dan bercampur dengan data tidak penting. Namun poin terpenting bukan jumlah dan tingkat kepentingan data.
Melainkan pada proses pengelolaan data besar tersebut. Jika perusahaan bisa mengelolanya dengan baik, maka akan mendukung perkembangan perusahaan tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika kurang perhatian atau salah langkah maka data hanyalah berupa daftar data tanpa arti atau makna.
Lalu, bagaimana memanfaatkannya? Bisa dimulai dengan mengenal data raksasa itu sendiri dengan detail. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi
Apa Itu Big Data?
Hal pertama yang perlu diketahui mengenai data besar adalah pengertiannya, sehingga bisa mempelajarinya dengan lebih mudah. Sebab sudah paham dasar dari materi mengenai data berukuran raksasa tersebut.
Big data memiliki definisi sebagai suatu istilah yang menggambarkan mengenai volume data yang terbilang besar, baik itu terstruktur maupun tidak terstruktur yang membanjiri bisnis sehari-hari. Pelaku bisnis melalui perusahaanya dijamin akan rutin mendapatkan data setiap harinya, bahkan di setiap jam dan detik.
Jenis data yang didapatkan perusahaan sangat beragam, maka disebut sebagai data yang terstruktur maupun tidak. Data ini kemudian diolah oleh perusahaan tersebut dimana sudah menunjukan orang atau operator khusus. Umumnya perusahaan akan memakai alat bantu atau tools sehingga proses mengolah data menjadi lebih mudah, efisien, dan juga efektif.
Sebab sekali lagi, data yang didapatkan perusahaan sebesar atau sebanyak apapun data tersebut bukan poin penting. Poin pentingnya adalah bagaimana si perusahaan ini bisa mengolah data tersebut untuk mendorong pendapatan atau profit perusahaan. Sehingga bisa bertahan di tengah persaingan dan bisa terus berkembang.
Data yang diolah sedemikian rupa dengan teknik dan tools tertentu akan membantu perusahaan menentukan strategi atau langkah selanjutnya. Langkah yang diambil ini tentunya akan mempengaruhi masa depan perusahaan tersebut. Apakah akan bertahan, berkembang, atau justru tumbang.
Baca juga : Pengertian Kecerdasan Buatan, Sejarah, Manfaat, dan Contoh Penerapannya
Sejarah Big Data
Melalui penjelasan di atas tentu bisa diketahui bahwa peran dari data besar ini sangat krusial. Namun, bagaimana data semacam ini bisa memiliki peran atau mungkin bagaimana bisa dikenal oleh para pelaku usaha? Perlu diakui bahwa istilah ini semakin populer ketika bisnis berbasis internet atau online semakin berkembang.
Maka bisa mengintip sejarah perkembangannya seperti apa, karena sampai saat ini kebanyakan orang memahami bahwa data raksasa adalah suatu istilah baru. Begitu pula dengan pengelolaan atau pemanfaatannya untuk memberi keuntungan atau manfaat bagi perusahaan.
Sejarah dari data berukuran raksasa ini adalah dimulai pada tahun 2000-an. Yakni ketika seorang analis industri bernama Doug Laney menyampaikan konsep mengenai data berukuran besar tersebut. Laney mengartikulasikan istilah data berukuran besar tersebut menjadi Tiga V. Yaitu:
1. Volume
Istilah V pertama mengarah pada kata volume atau jumlah data, yakni kegiatan dimana perusahaan mulai mengumpulkan data sebanyak mungkin. Data ini didapatkan dari banyak sumber seperti transaksi bisnis, perangkat pintar, media sosial, video, peralatan industri, dan masih banyak lagi sumber data lainnya.
Proses mengumpulkan data ini tentunya terasa sulit di masa lalu, terutama ketika istilah big data masih menjadi istilah asing di telinga. Namun pesatnya perkembangan teknologi membuat banyak layanan pengelolaan data bermunculan. Sehingga prosesnya menjadi lebih mudah dan efisien.
2. Velocity
Istilah V berikutnya yang dipaparkan oleh Laney adalah velocity. Istilah ini merujuk pada kecepatan aliran data, sehingga data berukuran besar (volume) kemudian mengalir dengan kecepatan tertentu ke media penyimpanan atau memori. Semakin besar atau semakin banyak jumlah datanya maka aliran ini akan semakin cepat.
3. Varietas
V terakhir yang disampaikan oleh Laney adalah mengarah pada istilah varietas. Yakni mengarah pada aneka macam atau jenis data yang berhasil didapatkan oleh perusahaan melalui berbagai sumber yang dijelaskan di poin sebelumnya.
Jenis data di dalam big data kemudian semakin kesini semakin beragam. Kebanyakan bentuknya menjadi tidak terstruktur, sedangkan untuk data tradisional sifatnya lebih terstruktur sehingga mudah untuk dikelola dan kemudian dimanfaatkan.
Adapun jenis data yang tidak terstruktur dan kemudian perlu diproses lagi untuk bisa digunakan atau dimanfaatkan. Adalah seperti data dalam bentuk video, audio, dan juga dalam bentuk teks.
Perlahan kesadaran adanya jumlah data yang sangat besar dan berasal dari banyak sumber, kemudian membuat banyak orang mencoba mengelolanya dengan baik. Adapun sumber data ini umumnya dari media sosial seperti Youtube, Instagram, Facebook, dan sebagainya. Kemudian bisa juga berasal dari website perusahaan dan transaksi offline.
Hal ini kemudian membuat sejumlah open source di tahun 2005 mulai mengembangkan kegiatan analisis data, seperti Hadoop dan juga NoSQL. Kegiatan analisis big data tersebut kemudian membantu banyak perusahaan untuk mengelola data berukuran besar yang didapatkan agar menjadi lebih mudah dan cepat.
Perkembangan data besar kemudian terus berjalan, hingga tercetus istilah Internet of Things (IoT). Hal ini kemudian semakin mendorong setiap perusahaan untuk memaksimalkan tata kelola data yang didapatkan secara online. Tujuan utamanya adalah untuk mengukur efektivitas produk maupun jasa yang disediakan terhadap kehidupan konsumen.
Sehingga bisa diketahui, apakah produk yang disediakan memang sudah tepat atau perlu dikoreksi. Pengelolaan data kemudian terus dilakukan agar perusahaan bisa terus inovatif dalam membuat produk dan jasanya bisa lebih berkembang. Sehingga bisa berjalan beriringan dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Sumber Big Data
Data besar atau big data kemudian seperti yang disampaikan di awal bisa ditemukan di berbagai sumber. Saat ini terdapat beberapa sumber yang terbilang paling sering memberi kontribusi data dalam jumlah besar dan memiliki kualitas baik. Diantaranya adalah:
1. Internet
Sumber pertama adalah internet, dan merupakan penyedia data raksasa paling besar dan paling sering dimanfaatkan perusahaan. Sebab cara kerja internet sendiri adalah menyimpan semua data dari para penggunanya. Jadi, aktivitas pencarian apapun nantinya akan disimpan dan kemudian menjadi kumpulan data.
Inilah alasan kenapa cache pada browser maupun perangkat yang dipakai berselancar di internet mudah sekali penuh. Sebab isinya adalah data-data dari hasil aktivitas berselancar di internet. Data ini oleh suatu perusahaan bisa diolah dan menjadi media menentukan strategi perusahaan.
2. Smartphone
Smartphone juga menjadi penyumbang data dalam skala besar, sebab aktivitas apapun di dalamnya akan otomatis disimpan oleh perangkat. Sumber data terbesar di smartphone sendiri adalah aplikasi yang diinstal di dalamnya. Jadi, setiap kali aplikasi ini berjalan maka data akan didapatkan dan dikumpulkan oleh sistem.
3. Media Sosial
Media sosial dimana menjadi media yang banyak dibuka siapa saja di era sekarang bahkan sesaat setelah bangun tidur juga menjadi sumber data dalam skala besar. Setiap foto, video, termasuk cuitan di media sosial sudah disebut data. Bisa dibayangkan berapa miliar data didapatkan perusahaan saat mengelola media sosial?
4. Digitalisasi
Digitalisasi media tertentu kemudian menciptakan sumber data dan tentu bisa dikelola oleh suatu perusahaan. Misalnya saja perusahaan menyediakan data dalam bentuk musik, yang kemudian dirilis ke masyarakat dalam bentuk audio dan bisa dinikmati di sejumlah platform atau aplikasi.
Misalnya di Joox, maka setiap kali orang mendengarkan musik tersebut di Joox perusahaan akan mendapatkan data. Data inilah yang kemudian dikumpulkan dan diolah untuk menentukan strategi perusahan di masa mendatang.
Namun data ini tentu bukan data pribadi dan spesifik seperti nama, usia, tempat tinggal, dan sebagainya. Namun data kasar, misalnya untuk musik tadi perusahaan bisa mengetahui musik mana saja yang ketika dirilis banyak didengarkan.
Maka perusahaan bisa mengolah data tersebut untuk menentukan genre musik apa yang akan dikembangkan lagi di masa mendatang. Jadi, saat menggunakan aplikasi dan smartphone tidak perlu cemas data pribadi bocor kemana-mana.
Manfaat Big Data
Manfaat dari big data sendiri kemudian sangat beragam dan membuatnya semakin dibutuhkan oleh perusahaan. Perusahaan kemudian akan berusaha sebaik mungkin mengolah data-data yang didapatkan agar bisa berguna di kemudian hari. Adapun manfaat tersebut adalah:
1. Bidang Analisis Data
Manfaat yang pertama datang dari kegiatan analisis atau analytic yang dilakukan perusahaan, khususnya yang meluncurkan website atau platform dan aplikasi. Adanya kumpulan data besar membantu perusahaan untuk menemukan masalah penyebab kegagalan dari website dan aplikasi yang diluncurkan.
Data ini juga bisa digunakan perusahaan untuk menemukan suatu anomalis atau perilaku menyimpan di dalam struktur bisnis. Sehingga data ini bisa menemukan suatu kesalahan dan masalah, dan membantu perusahaan menemukan solusi terbaik untuk mengatasinya dan kemudian menyempurnakan aplikasi atau website.
2. Bidang Bisnis
Dalam bidang bisnis, data berskala besar ini juga memberi manfaat yang sangat besar. Seperti membantu perusahaan meningkatkan sistem operasional bisnis, menyusun CRM (Customer Relationship Management) yang tepat, dan juga meningkatkan pengalaman pengguna aplikasi yang diluncurkan dengan segala perbaikannya.
3. Bidang Informasi
Big data kemudian juga bermanfaat dalam mengelola dan menyediakan media sosial terbaik, dan membantu lebih banyak perusahaan menemukan data yang sesuai kebutuhan. Selain itu, data besar akan membantu setiap perusahaan termasuk suatu negara untuk menciptakan perangkat cerdas yang memudahkan aktivitas manusia.
Baca juga : Pengertian Cloud Computing: Sejarah, Konsep dan Contoh Aplikasi
Cara Kerja Big Data
Melalui uraian di atas tentu sering mendengar istilah bahwa data berskala besar ini bermanfaat bagi perusahaan. Kenapa bisa demikian? Memang kumpulan data bisa mendorong perusahaan untuk menentukan keputusan atau strategis bisnis yang tepat.
Supaya kamu para pelaku usaha bisa memanfaatkannya dengan baik, maka wajib paham juga cara kerja data raksasa ini seperti apa.
Berikut 3 cara kerja big data secara umum.
1. Integrasi Data
Data yang kebanyakan didapatkan di era digital merupakan data tidak terstruktur yang tentu perlu diproses secara bertahap untuk kemudian bisa dimanfaatkan dengan baik. Jadi, cara kerja data ini dimulai dengan mengatur integrasi data sebaik mungkin.
Misalnya mengumpulkan semua data berdasarkan kategori bisa dari kumpulan komentar pelanggan di media sosial, unggahan video pelanggan dengan produk, dan sebagainya. Setelah data sudah dibuat terstruktur maka baru bisa diproses oleh bagian analisis data di perusahaan.
2. Management Data
Berikutnya adalah mengatur dan menyimpan data yang sudah terstruktur tadi ke dalam media penyimpanan terbaik. Saat ini media yang paling banyak dianjurkan adalah media penyimpanan online atau cloud. Sehingga bisa memiliki kapasitas besar dan kemudian bisa diakses dari mana saja dan kapan saja.
3. Analisis Data
Tahap berikutnya adalah melakukan analisis data, dan jika dilakukan manual maka akan memakan waktu dan tenaga sekaligus pikiran. Maka perusahaan masa kini sudah menggunakan tools atau alat bantu untuk analisis data. Supaya big data yang jumlahnya susah dihitung bisa dianalisis dengan baik dan efektif.
Contoh Big Data dalam Kehidupan Sehari-Hari
Kemudian untuk aplikasi atau contoh penerapan dari data besar dalam kehidupan sehari-hari sudah tentu cukup banyak. Pastikan pula diterapkan oleh berbagai perusahaan di berbagai bidang. Adapun sedikit contoh aplikasinya adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Perbankan
Perusahaan perbankan kini sudah jamak memanfaatkan olah data dalam skala besar untuk menyediakan produk dan layanan yang semakin beragam dan berkualitas. Perbankan akan mendapatkan data dari aplikasi perbankan maupun transaksi perbankan offline di berbagai kantor cabang.
Hal ini memudahkan bank mengetahui apa saja yang dilakukan nasabah terhadap produk dan layanan yang disediakan. Supaya kedepannya perbankan tersebut bisa meningkatkan kualitas layanan. Sehingga semakin banyak nasabah yang merasa terbantu dan menjadi pengguna jasa yang loyal.
2. Perusahaan Retail
Banyak perusahaan retail kini menawarkan layanan membership, menyediakan aplikasi belanja online, membangun website, dan lain sebagainya. Semau ini membantu perusahaan mendapatkan data berskala besar tidak hanya dari transaksi langsung di lokasi retail.
Namun juga mendapatkan data dari sumber lain, sehingga membantu perusahaan retail ini untuk berkembang. Misalnya menentukan promosi seperti apa yang tepat, menarik, dan sesuai kebutuhan konsumen. Kemudian produk apa saja yang termasuk jenis produk baru dan perlu segera di disediakan.
Perusahaan retail kemudian bisa terus berkembang dan bertahan di tengah kencangnya arus persaingan. Sebab mampu mengumpulkan dan mengolah data berukuran besar dengan baik.
Masih banyak lagi penerapan dari big data untuk berbagai kegiatan perusahaan di berbagai bidang. Mayoritas data-data ini digunakan untuk menentukan arah kebijakan dan strategis marketing perusahaan. Sehingga bisa menyediakan produk yang terus variatif, inovatif, sekaligus memberi layanan yang terus berkualitas. (Pujiati)
Banyak Orang Tanya Tentang Big Data
Cara kerja big data menerapakan 3 langkah, yaitu integrasi data, manajemen data dan analisis data.
Manfaat big data untuk keperluan analisis dan biasanya big data dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis.
Rekomendasi Buku Big Data