Computer Based Test (CBT) – Pengertian, Kelebihan, Kekurangan dan Cara Membuatnya – Zaman serba teknologi seperti sekarang berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Bila diperhatikan metode pembelajaran telah berubah cukup drastis. Dulu, kita tidak mengenal komputer. Pembelajaran di sekolah hingga perguruan tinggi masih menggunakan media kertas dan buku. Namun coba perhatikan sekarang?
Pembelajaran tidak lagi terbatas dengan media kertas dan buku. Kita semakin mudah menemukan informasi dan pengetahuan melalui internet. Adanya komputer juga membawa pengaruh besar. Mengubah kebiasaan dalam dunia pendidikan.
Awalnya proses belajar-mengajar menggunakan media papan tulis. Akan tetapi sekarang pemberian materi pun bisa melalui laptop. Presentasi semakin menarik dengan menggunakan aplikasi Microsoft Power Point.
Kecanggihan teknologi tidak berhenti sampai di situ. Sebelumnya kita hanya mengenal Paper Based Test. Sekarang kita mengenal yang namanya Computer Based Test. Ujian dengan menggunakan kertas merupakan cara konvensional. Computer Based Test menawarkan sesuatu yang baru dan modern.
Apa yang dimaksud Computer Based Test ini? Sebagian dari kita mungkin masih bertanya-bertanya. Model ini memang sudah dipakai dalam dunia pendidikan tapi belum sepenuhnya.
Ada pula yang masih belum familiar. Berikut ini adalah ulasan mengenai Computer Based Test. Kita akan bahas dari pengertian/definisi, kelebihan-kekurangan, aplikasi, hingga cara membuatnya.
Baca juga : Apa Itu Metodologi Penelitian? Jenis, Contoh dan Kegunaannya
Daftar Isi
Pengertian Computer Based Test
Computer Based Test atau CBT. Apakah kamu pernah mendengar istilah ini? CBT diterapkan dalam beberapa tes di perguruan tinggi. Perhatikan deh. Ujian masuk perguruan tinggi menggunakan tes berbasis komputer. Ujian Nasional yang dijalani oleh siswa pun menggunakan tes ini. Disadari atau tidak, dunia pendidikan tengah menuju metode pembelajaran berbasis komputer.
Dalam tulisan Yohanes Adio, dkk berjudul Pengembangan Modul Computer Based Test (CBT) Berbasis Adobe Flash untuk Sekolah Menengah Kejuruan yang dipublikasikan di Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology.
Menurut Bull dan Mckenna (2004), CBT adalah penggunaan komputer dalam tes dan penilaian hasil belajar siswa. Klasifikasi yang dipakai dalam penilaian hasi belajar ini meliputi penilaian diagnostik, tes individu, dan tes sumatif. Nah, CBT biasanya digunakan untuk tes objektif yang ada dalam tes individu.
Pengertian lain dituturkan oleh Jimoh dalam Jurnal Dewa Ayu Sri Agustina. CBT adalah serangkaian tes atau penilaian berbasis komputer baik itu melibatkan komputer standalone atau terhubung dengan jaringan internet dan sebagian besar sola menggunakan bentuk pilihan ganda.
Melansir repositori.unsil.ac.id., definisi CBT juga dijelaskan oleh Sutopo. CBT adalah ujian atau evaluasi pembelajaran yang dilakukan menggunakan komputer. Selain itu S. Al-Amri juga menerangkan bahwa CBT tidak hanya digunakan dalam dunia pendidikan.
Bahkan perusahaan juga menggunakan CBT pada saat rekrutmen karyawan. Jadi pelamar kerja mengerjakan tes dan hasil tes bisa langsung diketahui secepatnya.
Masih dari sumber yang sama, Yulianto memaparkan peluang untuk menggantikan paper based tes dengan CBT memperhatikan unsur-unsur teknis seperti keamanan, kemudahan penggunaan, dan kemampuan dasar pengguna komputer.
Jadi dapat ditarik kesimpulan, CBT adalah metode pembelajaran dan penilaian dengan menggunakan komputer. Dalam penilaian hasil belajar, soal-soal disajikan melalui komputer dan bisa jadi setiap peserta ujian mendapatkan soal yang berbeda.
Peserta hanya perlu memilih jawaban dengan menggunakan kursor. Sehingga CBT tidak memerlukan pensil atau pena. Selain itu juga tidak membutuhkan lembar kertas sebab halaman soal dan jawaban sudah ada di komputer. Tinggal klik-klik saja. Eits, tapi jangan salah klik, ya. Klik jawaban yang benar.
Inilah yang membedakan CBT dengan PBT (Paper Based Test). Sistem CBT memudahkan peserta karena peserta hanya perlu menggeser kursor untuk memilih jawaban atau klik halaman jawaban untuk menulis jawabn esai.
Sementara kertas kerja PBT rentan rusak dan kotor. Di lain sisi peserta harus memastikan jawaban yang diisi pada kerta kerja bisa terbaca di mesin pemindai.
Bentuk-bentuk Computer Based Test
Dalam penelitian Endah Mastuti dalam Jurnal Penelitian Psikologi (2016), bentuk-bentuk CBT berdasarkan pendapat Batram:
1. Terbuka (Open Mode)
Dapat diikuti oleh siapapun dan tanpa pengawasan siapapun misalnya tes terbuka yang tersedia di internet.
2. Terkontrol (Controlled Mode)
Tes ini hampir sama dengan Tes Terbuka. Tanpa pengawasan. Hanya saja tes ini dilakukan oleh peserta yang telah terdaftar. Peserta memiliki username dan password masing-masing untuk masuk ke halaman tes.
3. Supervised Mode
Terdapat supervisor dalam bentuk CBT ini. Supervisor ini bertugas mengidentifikasi peserta. Administrator berperan me-login-kan peserta agar bisa mengikuti dan menyelesaikan tes.
4. Managed Mode
Sedangkan bentuk CBT Managed Mode ini dilakukan secara terpusat. Pihak yang mengatur penyelenggaraan tes berperan mengatur tes dan melatih kemampuan staf agar mampu mengontrol jalannya tes.
Baca juga : Apa Itu BEM? Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Tanggung Jawabnya
Kelebihan Computer Based Test
CBT tentunya berbeda dengan PBT. Sebagai sebuah metode, CBT memiliki kelebihan dan kekurangan. CBT memiliki kelebihan dibandingkan PBT.
Mengutip penelitian endah Mastuti, keuntungan menggunakan CBT menurut Bridgman adalah:
- Pengajar dapat mempersiapkan materi secara berkualitas sebagai bahan tes
- Proses administrasi tes akan standar
- Dapat memonitor motivasi mahasiswa
Sedangkan menurut Bodman dan Robinson, CBT unggul dalam hal:
- Memberikan kesempatan untuk mengukur berbagai hal yang kompleks terkait dengan pengetahuan dan kemampuan bernalar yang tidak mungkin dilihat dalam metode tradisional
- Hubungan antara observasi dan interpretasi melalui CBT membuatnya mungkin untuk menilai dan menginterpretasi berbagai aspek dari performansi mahasiswa dalam range yang lebar dari tugas yang mengukur kemampuan kognitif dan membandingkan hasilnya melalui profil yang telah diinterpretasi
- Menurut Warburton, tes yang mengukur level kemampuan, penggunaan CBT memiliki potensi lebih akurat dan reliabel dibandingkan tes tradisional
Menurut Barth B. Riley dan Adam C. Carle. Dikutip dari penelitian Yohanes Adio, CBT mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh model paper and pencil test. Kelebihannya terdapat pada sistem penskoran secara otomatis dan memudahkan responden atau peserta tes saat mengerjakan tes.
Melansir stipgrahakaryamuarabulian.ac.id, kelebihan CBT adalah sebagai berikut:
- Meminimalisir human error
- Lebih efisien dalam pengisian data peserta dan jawaban
- Tingkat keamanan tinggi karena kertas kerja tidak akan robek, kotor atau rusak
Selain kelebihan-kelebihan di atas, CBT ternyata masih mempunyai kelebihan lain. Kelebihan CBT dijelaskan secara lebih lengkap dan jelas di bawah ini.
1. Mendorong Penyesuaian Diri Dengan Perkembangan Teknologi
Teknologi terus berkembang dan justru semakin canggih. Tidak menutup kemungkinan di masa depan, penggunaan kertas sangat berkurang. Mengutip pendidikan.id, ujian dengan cara konvensional yakni menggunakan keha sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Sekarang sudah saatnya perubahan. Kita pun pelan-pelan menuju perubahan tersebut. Bahkan saat ini era digital mulai berkembang. Dibandingkan puluhan tahun silam, kehidupan manusia telah banyak berubah. Mau tidak mau kita harus mengikuti perkembangan zaman. Kecanggihan teknologi telah mengubah kebiasaan manusia.
CBT mendorong manusia untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Mahasiswa sebagai generasi muda dan lekat dengan teknologi, harus menyesuaikan diri dengan adanya tes berbasis daring ataupun berbasis komputer.
2. Hemat Biaya Atau Anggaran
Salah satu kelebihan yang paling dirasakan dari penggunaan CBT adalah hemat biaya atau anggaran. Bagaimana tidak? Metode PBT cukup menguras kantong. Untuk mengadakan PBT, diperlukan biaya untuk mencetak lembar soal dan lembar jawaban. Jumlahnya terbilang banyak karena menyesuaikan dengan jumlah peserta tes.
Bayangkan! Calon pendaftar mahasiswa baru jumlahnya mencapai puluhan ribu. Calon mahasiswa ini akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Apabila metode yang digunakan masih PBT maka harus disediakan puluhan ribu kertas soal dan kertas jawaban.
Anggaran untuk pengadaan tes pasti jumlahnya berkali-kali lipat lebih banyak ketimbang pengadaan tes CBT. Ibaratnya dengan satu komputer, penyelenggara tes bisa mengadakan berkali-kali tes. Lembar soal dan lembar jawaban cukup dilihat melalui komputer. Sehingga anggaran untuk mencetak kerta tidak ada.
3. Hemat Waktu
Selain hemat biaya, CBT juga hemat waktu baik untuk peserta maupun penyelenggara tes. Saat mengadakan tes atau ujian, kita tidak perlu menyediakan kertas dan alat tulis. Sehingga persiapan tes tidak memakan banyak waktu. Untuk itu, penggunaan waktu lebih efisien.
Ditambah lagi hasil tes bisa diketahui dengan cepat. Bila menggunakan metode konvensional, hasil tes harus menunggu beberapa hari. Namun tidak halnya dengan metode CBT. Setelah menyelesaikan tes, dalam hitungan detik hasil tes sudah keluar. Waktu untuk menunggu hasil tes jauh lebih pendek. Hal ini pasti menguntungkan peserta maupun penyelenggara tes.
4. Hasil Tes Lebih Akurat
Hasil tes lebih akurat karena sistem komputer meminimalisir kesalahan manusia (human error). Pemeriksaan dan penghitungan lembar jawaban peserta dilakukan oleh sistem komputer. Sehingga kesalahan dalam penghitungan sangat minim terjadi. Selain itu hasil tes bisa diketahui lebih cepat.
5. Memudahkan Peserta Tes
Peserta tes dengan metode CBT tidak perlu pusing mempersiapkan alat tulis seperti pena/pensil, penghapus, dan papan untuk kertas jawaban. Peserta cukup datang ke lokasi tes. Lantas membaca soal dan menjawab pertanyaan di komputer. Mudah `kan?
6. Ramah Lingkungan
CBT tidak menggunakan kertas. Artinya metode ini jauh lebih ramah lingkungan daripada metode PBT. Bahan pembuatan kertas adalah pohon. Bila penggunaan kertas banyak maka semakin banyak pula pohon yang harus ditebang. Kabar baiknya, metode CBT meminimalisir penggunaan kertas sehingga jauh lebih ramah lingkungan.
Kekurangan Computer Based Test
Tidak ada metode sempurna termasuk pula metode CBT ini. Selain sisi plus, metode ini juga memiliki sisi minus. Terdapat kekurangan-kekurangan di dalam metode CBT, meliputi:
- Peserta harus bisa mengoperasikan komputer karena CBT hanya bisa digunakan melalui komputer
- Bila peserta terbiasa menggunakan komputer, waktu pengerjaan bisa memakan waktu lama dan besar kemungkinan peserta tidak bisa menjawab soal dengan maksimal karena kehabisan waktu
- Perangkat komputer harus disediakan dan dalam kondisi baik agar menunjang pengerjaan soal. Mengurangi masalah teknis saat mengerjakan tes.
- Perlu aplikasi atau software tertentu sehingga komputer bisa digunakan untuk CBT
Berikut ini adalah ringkasan kelebihan dan kekurangan metode CBT dan metode PBT. Sehingga kamu bisa membandingkan keduanya berdasarkan kelebihan dan kekurangan setiap metode. Ringkasan dapat menjadi pertimbangan memilih metode tes.
Aplikasi Computer Based Test
Apabila ingin menggunakan metode CBT maka pihak penyelenggara perlu mengemangkan aplikasi CBT. Menurut Leo Willyanto Santoso, yang perlu diperhatikan dari penerapan aplikasi CBT adalah pengujian we client, web server, dan aplikasi web ke dalam database server Mysql. Berikut ini konsep yang digambarkan oleh Leo Willyanto mengenai arsitektur aplikasi CBT.
Sumber: repositori.unsil.ac.id
Namun perlu diingat bahwa setiap pihak yang menyelenggarakan tes CBT mengembangkan aplikasi Computer Based Test yang bisa jadi berbeda satu sama lain. Hal ini tergantung dari pengembang aplikasi tersebut dan bagaimana desain tes nantinya.
Baca juga : Apa Itu IPK, IPS, KHS, dan Cumlaude – Mahasiswa Baru Wajib Tahu
Cara Membuat Computer Based Test
Pembuatan CBT memerlukan dua hal yakni hardware dan software. Hal ini senada dengan penjelasan Fitri Maizani dalam Jurnal Kiprah (2016). Dalam tulisan berjudul Efektivitas Computer Based Testing Sebagai Sarana Tes Hasil Belajar, Fitri menerangkan bahwa kesiapan sistem computer-based test dapat diukur dari dukungan software maupun hardware serta keterampilan komputer peserta tes. Tiga tersebut menjadi syarat utama dalam pelaksanaan tes berbasis komputer.
Jadi, selain menyediakan hardware, kamu harus menyediakan software juga. Umumnya software yang digunakan untuk membangun CBT adalah AIOCBT oleh Moodle, e-Xam Caraka, dan GenbSoft. Software ini dapat dipakai secara gratis. Kemudian web server yang dibutuhkan untuk membangun server CBT contohnya Apache (LAMP) atau NginX (LEMP).
Setelah menyiapkan software, selanjutnya adalah memastikan ketersediaan hardware. Melansir jagoanhosting.com, Kemdikbud merilis spesifikasi server untuk penggunaan CBT yang biasanya dipakai untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Spesifikasinya meliputi:
- Komputer Desktop dan bukan Laptop atau Notebook
- CPU: 4 core, 1.6 Ghz
- RAM: 8GB DDR3
- Storage: 250Gb
- OS: Windows Server/10/8/7, Linux Ubuntu 14.04 (64 bit)
- Software: VM Virtual Box, Browser (Mozilla, Chrome, dll), Exam Browser Admin
- LAN: 2 Unit LAN Card (NIC)
- Minimal memiliki 2 unit komputer server sebagai backup atau cadangan
- Dilengkapi dengan UPS dengan daya tahan 15 menit
Nah, bagaimana komputer peserta? Spesifikasi komputer peserta setidaknya mempunyai:
- Desktop atau Laptop
- CPU: Single Core
- RAM: 512 Mb
- OS: Windows 10/8/7/Vista/XP, Linux, iOS, Chrome OS
- Software: Browser (Edge, Mozilla, Chrome, dll)
- Storage: 10 Gb
- LAN Card
- Soundcard/audio dengan dukungan headset
- Ketersedian unit cadangan minimal 10% dari jumlah komputer utama (100 unit komputer membutuhkan 10 unit cadangan)
Berdasarkan penelitian Yohanes Adio, dkk, Borg dan Gall mengemukakan 10 langkah yang harus ditempuh dalam penelitian pengembangan model CBT dengan menggunakan perangkat lunak Adobe Flash yaitu:
- Penelitian dan pengumpulan informasi
- Perencanaan
- Pengembangan bentuk produk pendahuluan
- Uji coba pendahuluan
- Revisi terhadap produk utama
- Uji coba utama yang didasarkan pada hasil uji coba pendahuluan
- Revisi produk operasional
- Uji coba operasional
- Revisi produk akhir
- Diseminasi dan implementasi
Lantas 10 langkah dari Borg dan Gall dimodifikasi oleh Sukmadinata menjadi tiga tahapan yaitu 1) studi pendahuluan yang terdiri atas kajian pustaka, dan studi lapangan 2) tahap pengembangan meliputi pembuatan model CBT, validasi ahli, ujicoba 3) tahap evaluasi yang dilaksanakan dalam bentuk uji coba eksperimen.
Pengembangan metode CBT mulai dilakukan oleh sekolah maupun perguruan tinggi. Sebagai mahasiswa dan menjadi bagian dari dunia pendidikan, kamu harus bersiap apabila nantinya semakin sering mendapati tes berbasis komputer semacam ini.
Kontributor: Ana Widiawati