Membahas masalah bahasa kajiannya sangat luas sekali, salah satunya adalah fonologi. Apa pengertian dan hakikat fonologi dalam sebuah bahasa akan kita bahas dalam artikel ini.
Pengertian fonologi merupakan cabang ilmu yang akan mempelajari tentang bahasa, bunyi dan proses terbentuknya dan berubahnya bunyi. Dalam berinteraksi sosial dan berkomunikasi dengan orang lain, fonologi memiliki daya tarik sendiri untuk ditelaah lebih jauh.
Apalagi jika mengingat banyak bahasa yang indonesia banyak sekali bahkan setiap daerah sekalipun memiliki bahasa sendiri yang unik. Tentunya, hal ini juga akan mempengaruhi fonologi.
Mengingat banyak sub cabang lain tentang fonologi, yang tidak bisa dibahas semuanya dalam satu artikel. Maka, pada kesempatan kali ini kita akan membahas fonologi secara umum saja.
Apa saja? Diantaranya membahas pengertian fonologi, hakikat fonologi, objek kajian fonologi, jenis fonologi dan contohnya. Langsung saja kita simak ulasannya berikut.
Pengertian Fonologi Menurut Para Ahli
Fonologi memiliki arti yang lebih luas sehingga tidak heran jika membicarakan pendapat para ahli mengenai fonologi ini dan ternyata kita dapatkan pengertian yang berbeda-beda. Nah, berikut beberapa pendapat mereka.
1. Widi
Menurut Widi, fonologi adalah tata bahasa yang dipelajari dalam cabang ilmu bahasa. Dimana ilmu ini akan menganalisis bunyi bahasa secara umum.
Widi juga menyebutkan bahwa fonologi memiliki dua cabang ilmu yaitu ilmu fonetik (Mempelajari bunyi yang dihasilkan dari bahasa) dan fonetik (mempelajari bunyi ujaran yang memiliki fungsi untuk pembeda arti).
2. Chaer
Sementara Chaer mengartikan fonologi sebagai bidang linguistik yang tidak hanya fokus mempelajari saja tetapi juga membicarakan runtutan bunyi bahasa dan menganalisis bahas tersebut.
3. Ahmad Muaffaq
Berbeda dengan pendapat Ahmad Muaffaq yang mengartikan fonologi secara umum. Yaitu ilmu bahasa yang mempelajari ilmu bunyi.
4. Roger Lass
Menurut Roger Lass (1988) Fonologi sebagai subdisiplin dalam ilmu bahasa yang mempelajari tentang bunyi bahasa. Dimana bunyi yang dihasilkan inilah yang dapat dipelajari untuk melihat perilaku, ujaran dan masih banyak hal yang bisa dianalisis dari bidang linguistik.
5. Keraf
Tidak jauh berbeda dengan pandangan Keraf (1984) yang mengartikan Fonologi adalah kajian yang mempelajari tata bahasa yang menelaah bunyi-bunyi bahasa.
6. Kridalaksana
Pendapat Keraf dibenarkan oleh Kridalaksana, yang sependapat bahwa fonologi sebagai ilmu linguistik yang mengkaji tentang bunyi bahasa berdasarkan fungsinya.
Dari beberapa pendapat di atas, maka fonologi dapat diartikan secara umum sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari bunyi bahasa, termasuk mempelajari proses terbentknya bahasa dan terjadinya perubahan bahasa. Baik yang bersifat umum ataupun yang bersifat fungsional.
Hakikat Fonologi
Hakikat fonologi sebagai unsur terkecil bahasa. Sebagai unsur terkecil inilah yang jika dikembangkan lagi akan membentuk ilmu bahasa atau ilmu linguistik. Ketika kamu mengambil jurusan bahasa, pasti akan mempelajari bidang kajian dalam linguistik itu sangatlah luas.
Hakikat fonologi mempelajari tentang perilaku, fungsi dan unsur linguistik yang bersifat netral terhadap fenomena bunyi. Pada dasarnya, fonologi memiliki dua ruang lingkup, yaitu dalam arti luas dan arti sempit.
1. Hakikat Fonologi Arti Luas
Fonologi dalam arti yang luas fokus mempelejari bunyi bahasa secara umum. Termasuk juga mempelajari perbedaan makna. Misalnya mempelajari tentang kajian fonetik dan fonemik yang akan diulas di objek kajian fonologi di bawah.
2. Hakikat Fonologi Arti Sempit
Dalam arti sempit, fonologi mempelajari perilaku bunyi bahasa dan mempelajari fungsi dari bunyi bahasa.
Bagi kamu yang tertarik mendalami ilmu bahasa. Maka di hakikat fonologi ini akan mempelajari hierarki bahasa. Hirarki paling kecil adalah fonologi. Bentuk fonologi lebih abstrak dibandingkan sintaksis. Di atasnya fonologi terdapat morfem. Morfem adalah unsur yang mempelajari tentang pembentukan kata.
Di atas morfem terdapat morfologi. Morfologi adalah ilmu bahasa yang fokus mempelajari susunan. Naik ke hierarki paling tinggi dan paling besar ada sintaksis. Sintaksis mengkaji tataran bahasa seperti struktur kalimat.
Objek Kajian Fonologi dan Jenis Fonologi
Seperti yang kita ketahui tentang pengertian fonologi sebagai ilmu bahasa yang mengkaji tentang bunyi. Ditinjau dari objek kajian fonologi diambil dari istilah asalnya Fonologi diambil dari kata Phone yang bermakna bunyi. Istilah logi diambil dari bahasa logos yang berarti ilmu yang kemudian lahirlah dua bentuk fonem yang terdiri dari fonetik dan fonemik.
1. Fonetik
Fonetik adalah bagian fonologi yang mencari tahu bagaimana bunyi itu dihasilkan. FOnetik adalah bunyi bahasa yang kemudian dilafalkan atau diujarkan dari ucapan manusia.
Ada banyak jenis fonetik, ada fonetik artikulatoris, fisiologi, organis dan masih banyak lagi. Dimana masing-masing jenis memiliki fokus peruntukannya sendiri-sendiri.
Fonetik itu sendiri dibagi menjadi tiga jenis, sebagai berikut.
A. Fonetik artikulatoris
Sebagai fonetik organis atau fonetik fisiologis yang mempelajari bunyi bahasa yang dihasilkan oleh indra mulut/lidah.
B. Fonetik akustik
Menyelidiki sumber bahasa berdasarkan aspek fisik berdasarkan frekuensi, getarannya, sumber ataupun intensitasnya.
C. Fonetik Auditoris
Fokus mempelajari mekanisme penerimaan bunyi berdasarkan penangkapan indra pendengaran kita.
2. Fonemik
Sementara fonemik juga bagian dari fonologi yang mempelajari terhadap bunyi didasarkan pada fungsi sebagai pembeda arti. Jadi dalam pelafalan bunyi, ada bunyi yang memiliki penekanan makna yang berbeda. Apalagi dengan keberagaman bahasa di Indonesia, banyak bahasa daerah yang mempengaruhi fonologi.
Itulah objek kajian fonologi. Jika dipelajari lebih dalam lagi, masih banyak unsur penting yang akan kamu pelajari lebih mendetail. Buat kamu yang tertarik ingin mempelajari cabang ilmu ini, bisa mengambil jurusan sastra atau bahasa.
Contoh Fonologi
Seperti yang disinggung sebelumnya, Indonesia memiliki bahasa daerah yang cukup banyak. Dampak bahasa daerah menimbulkan perbedaan pelafalan atau penyebutan bunyi kata. Ada yang menggunakan kata dasar secara utuh, hanya saja dari suara pelafalannya yang berbeda. Ada juga yang menghilangkan unsur fonem.
1. Contoh fonologi 1
Sebagai contoh orang jawa saat menyebutkan kata “contoh” ada unsur yang hilang, yaitu huruf ‘h’. Harusnya ‘contoh’ menjadi ‘conto’. contoh dalam bentuk kalimat sebagai berikut.
“Budaya timur memang kontras dengan budaya barat. contohnya dalam hal berpakaian”.
2. Contoh fonologi 2
Masyarakat yang tinggal di kawasan metropolitan, sebut saja Jakarta, yang juga memiliki bahasa gaul dan khas mereka.
“.. ya nggak munafik lah, boong kalo tidak demen sama uang”
Dari contoh diatas ada beberapa interferensi fonologi yang hilang. misal kata ‘bohong’ menjadi ‘boong’. kata ‘tidak’ menjadi ‘nggak’.
Itulah dua contoh fonologi yang semoga bermanfaat dan memberikan sedikit pemahaman tentang fonologi. Semoga sedikit ulasan tentang fonologi ini bermanfaat. (Irukawa Elisa).
Rekomendasi Buku Bahasa
Sumber referensi: Lapoliwa, Hans. 1988. Pengantar Fonologi I : Fonetik. Seri Pustaka Penelitian. Iswara, Prana Dwija. 2011. Fonologi. Universitas Pendidikan Indonesia. Krisanjaya & Achmad. Hakikat Fonologi. PBIN4102/modul1. Diakses pada 06 Februari 2022 http://repository.ut.ac.id/4732/1/PBIN4102-M1.pdf Gani, Saida & Arsyad, Berti. 2018. Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa : Fonologi, Morfologi, Sintaksis dan Semantik. Jurnal Bahasa dan Sastra Arab: ‘A Jamiy. Volume 7, No 1. Diakses pada 06 Februari 2022 file:///C:/Users/user/Downloads/302-907-1-PB.pdf |
Sebagai seorang SEO Spesialis, telah berpengalaman dalam membantu berbagai bisnis meningkatkan visibilitas online mereka melalui optimasi mesin pencari. Dengan keahlian dalam riset kata kunci, optimasi konten, dan strategi backlink, berfokus pada peningkatan trafik organik dan peringkat situs web di mesin pencari