Goresan Pena Si Pengikat Ilmu – Meningkatnya orang berilmu pada saat ini tidak serta merta menjadi penentu masa depan yang cerah bagi setiap generasi di depan. Keberadaan mereka pada masa sekarang seperti sejuknya air di tengah oase pada gurun yang luas dan panas.
Mereka akan memuaskan kedahagaan orang-orang akan ilmu yang sebenarnya tidak hanya diperlukan pada masa sekarang. Celakalah mereka yang tidak mendapatkan dan memanfaatkan ilmu dari orang-orang istimewa itu pada jamannya, sebelum mereka habis dimakan usia.
Tidak hanya bagi manusia sekitar yang masih membutuhkan ilmu akan mengalami kerugian yang amat besar, namun keberadaan bumi dan sekitarnya menjadi tidak terberkati dan terancam mati sebelum waktunya oleh karena tidak adanya kesinambungan ilmu yang tersampaikan pada masa depan nanti, yang menjadikan hidup hanya untuk mencapai pemenuhan hidup sekarang tanpa memikirkan kehidupan mendatang. Kelamaan menjadi binasalah kehidupan manusia tanpa ilmu yang tersampaikan. Tidak ada lentera yang menjadikan ilmu sebagai cahaya yang dihasilkannya.
Ujung pena menjadi salah satu penentu keberadaan manusia dengan segala adab baik yang menjadikan ia sebagai makhluk mulia. Ia akan menuliskan hukum-hukum dan kecakapan hidup yang dialami oleh manusia pada zaman sebelumnya. Pena itu menuliskan berbagai firman Allah dengan segala kemahadayaanNya dan cara hidup Rasulullah sebagai pedoman umatnya untuk hidup layak dan baik.
Goresan pena akan menjadi pengikat ilmu dari para pemilik ilmu pada zamannya untuk diberikan pada pewaris ilmu setelahnya. Pena itu menjadi saksi tentang kebermanfaatan ilmu yang dimiliki, hingga hitungan amal kebaikan dan amal jariyah menjadi ganjaran setimpal yang mengalir deras pada catatan amal, dan menemaninya pada kehidupan setelah hidup.
Bersyukurlah para penulis, yang dengan goresan penanya menjadikan harkat dan martabatnya meroket tajam. Ia akan menjadikan ilmu kebaikan yang dimilikinya untuk dimiliki pula oleh orang lain dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bukankah dengan ilmu maka apa saja dapat diraih? Bukankah dengan ilmu ia akan mencapai derajat tinggi di mata Allah?
Bukankah ilmu yang bermanfaat dan diamalkan secara terus-menerus oleh orang lain akan menjadi amal jariyah yang mengantarkannya pada kedudukan yang tinggi nantinya? Dan menulislah mereka dengan perasaan gembira dan ikhlas karena telah mereka dengarkan kabar baik ini.
Tidak perlu menjadi seorang cendekiawan dahulu untuk melatih diri menjadi seorang penulis. Tidak pula diperlukan otak jenius untuk meraih kemuliaan menjadi seorang penulis. Apabila kabar ini telah disebar dan diketahui oleh banyak orang, maka dengan tergopoh-gopoh mereka akan mengambil kebaikan menjadi seorang penulis. Karena penulis sejatinya adalah seorang pengikat ilmu yang dengan goresan-goresan penanya dapat menerangi kehidupan masyarakat setelahnya.
Dan diterangi pulalah kehidupannya dengan ilmu yang ia goreskan melalui pena-pena itu. Sekali lagi, pena itu akan menjadi saksi betapa besar keinginannya untuk mengikat ilmu melalui goresan-goresannya, demi kebaikan seluruh umat manusia di kehidupan mendatang, khususnya bagi kehidupan ia setelah hidup. Cobalah belajar menulis, dan engkau akan menjadi salah satu pengikat ilmu yang Allah telah berjanji berikan berjuta-juta kebaikan dalam menebarkan ilmu yang bermanfaat.
Demikianlah artikel tentang Goresan Pena Si Pengikat Ilmu, semoga bermanfaat ya.
oleh : Rizky Selvasari
– See more at: http://www.deepublish.co.id/penerbit/artikel-cerdas/40/Goresan-Pena-Si-Pengikat-Ilmu#sthash.K4tCXM95.dpuf