Sebelum mengajukan proposal penelitian, seorang penulis atau peneliti akan membuat kerangka proposal yang urutannya baik dan benar. Istilah proposal memang bisa mengacu pada banyak proses pengajuan, maka pembahasan perlu dipersempit. Dalam hal ini ke proposal penelitian.
Proposal secara umum merupakan rancangan usulan kegiatan, dan semua kegiatan bisa didahului dengan pengajuan proposal. Misalnya di lingkungan sekolah, saat ada proses pelantikan bantara di Pramuka misalnya. Maka panitia perlu mengajukan proposal kegiatan.
Proposal juga identik dengan kegiatan penelitian, dimana peneliti sebelum melaksanakan penelitian perlu mengajukan proposal. Proposal ini terdiri dari penjelasan singkat dan mengambil garis besar kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
Proposal yang disusun kemudian menentukan masa depan kegiatan apapun yang dilakukan, apakah bisa berjalan atau sebaliknya. Maka penyusunan proposal perlu teliti dan didahului dengan pembuatan kerangkanya. Lalu, apa yang dimaksud dengan kerangka proposal?
Daftar Isi
Pengertian Kerangka Proposal
Secara umum, proposal adalah usulan rancangan dari suatu kegiatan. Proposal kemudian menjelaskan mengenai jenis kegiatan yang dilakukan dan semua aspek yang menyertainya. Seperti latar belakang penentuan tema kegiatan, bahan dan alat yang diperlukan, biaya yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.
Kerangka proposal adalah panduan atau petunjuk struktur rancangan dari kegiatan yang akan dilakukan. Sehingga ada penulisan bagian per bagian, bab per bab, dan seterusnya.
Kerangka ini disusun per bab dulu tanpa penjelasan, sehingga di awal pembuatan proposal bisa diketahui ada berapa bab yang dicantumkan ke dalamnya. Kemudian bisa dikembangkan per bab sesuai referensi yang didapatkan.
Pada penelitian atau riset, proposal yang disusun menjelaskan sekilas dan secara garis besar dari kegiatan riset tersebut. Adanya kerangka pada proposal akan membantu menjelaskan kegiatan riset ini dengan detail, runtut, dan sistematis sehingga mudah dipahami.
Penyusunan kerangka menjadi tahap paling awal dari penelitian. Setelah kerangka selesai dibuat maka penulis tinggal mengembangkannya. Proposal kemudian menjadi utuh dan memaparkan kegiatan riset yang ingin dijalankan. Jika sudah jadi, maka tinggal diajukan.
Penyusunan kerangka ini memberi banyak sekali manfaat, salah satunya bisa meningkatkan efisiensi waktu. Sebab peneliti bisa mencari referensi sesuai kebutuhan dari setiap bab pada proposal tersebut.
Hal ini akan lebih menghemat waktu dibanding menulis proposal tanpa kerangka. Sebab bisa jadi malah carut-marut tidak jelas, sehingga tidak segera selesai. Tidak heran jika banyak peneliti yang membuat kerangka dulu sebelum menyusun proposal penelitian.
Manfaat Membuat Kerangka Proposal
Menyusun kerangka sebuah proposal tentu bukan tanpa alasan, seperti yang disampaikan sebelumnya ada banyak manfaat bisa didapatkan. Berikut adalah manfaat yang dimaksudkan:
1. Menyusun Proposal yang Runtut dan Sistematis
Proposal memiliki banyak jenis, dan untuk proposal penelitian terikat oleh aturan struktural. Dimana bab per bab perlu disesuaikan dengan aturan struktural tersebut, dan hal ini membuatnya sama antara satu penelitian dengan penelitian lain. Meski topik yang diangkat berbeda.
Membangun kerangka untuk proposal penelitian bermanfaat untuk menyusun proposal secara runtut dan sistematis. Sehingga bisa mengikuti aturan struktural yang dijelaskan tadi.
Hal ini tentu penting, karena bab demi bab wajib berurutan dan runtut atau saling berkesinambungan. Ada bab pembuka, kemudian bab isi yang merupakan inti, lalu ditutup dengan bab penutup berupa daftar pustaka dan lampiran.
Tanpa kerangka, memang urutan struktur ini masih bisa disesuaikan. Hanya saja bagi peneliti pemula dijamin sedikit bingung. Oleh sebab itu, disarankan untuk menyusun kerangka terlebih dahulu agar urutan pada proposal sudah sesuai.
2. Menghindari Ada Bagian yang Terlewatkan
Masih berhubungan dengan penjelasan sebelumnya, pembuatan kerangka proposal bermanfaat untuk menghindari ada bagian yang terlewatkan. Sebab sekali lagi struktur proposal penelitian sifatnya saklek dan wajib mengikuti aturan yang ada.
Bayangkan jika ada satu bab saja yang terlewat? Maka proposal tersebut dinyatakan tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Bagaimana jika proposal penelitian dibuat untuk mendapatkan dana hibah penelitian?
Biasanya format proposal sudah ditentukan oleh penyedia dana penelitian tersebut. Kerangka pada proposal membantu menyesuaikan dengan format dan ketentuan umum proposal penelitian. Sehingga tidak ada bab yang terlupa atau terlewat.
3. Mengikuti Ketentuan Struktur yang Ada
Manfaat berikutnya dari pembuatan kerangka pada proposal penelitian adalah untuk mengikuti ketentuan struktur. Sama seperti penjelasan sebelumnya, dimana struktur proposal penelitian sudah ditentukan dan wajib diikuti.
Adanya kerangka membantu peneliti menyusun proposal yang strukturnya sudah sesuai. Hal ini membuat proposal terlihat rapi, runtut, dan memenuhi ketentuan yang ada. Jika diajukan untuk mendapatkan dana hibah maka memperbesar peluang untuk lolos seleksi.
4. Memudahkan Penulis Mencari Bahan
Meskipun proposal penelitian tidak menjelaskan pembahasan hasil penelitian. Namun memaparkan detail kegiatan selama penelitian dilakukan. Kemudian strukturnya akan mirip dengan laporan hasil penelitian.
Dimana ada bab tertentu yang berisi landasan teori, sehingga perlu mencari referensi untuk menguatkan topik penelitian yang dipilih. Membuat kerangka proposal membantu peneliti mencari bahan atau referensi tersebut.
Mereka memiliki waktu yang cukup untuk mencari referensi sebanyak mungkin. Kemudian menuangkan beberapa ke dalam proposal dengan cara mengutip maupun memakai teknik parafrase. Proposal kemudian bisa menyajikan informasi lengkap sesuai ketentuan yang ada.
Urutan Kerangka Proposal
Dalam menyusun kerangka proposal, maka ada urutan kerangka yang perlu diperhatikan. Khususnya untuk proposal penelitian yang tentu sifatnya ilmiah dan terikat oleh kaidah struktural. Secara umum, urutannya adalah sebagai berikut:
1. Halaman Judul
Secara umum struktur atau urutan kerangka pada proposal penelitian tidak berbeda jauh dengan urutan laporan hasil penelitian. Dimana proposal ini juga terdapat halaman judul.
Urutan pertama dari kerangka proposal adalah halaman judul tersebut yang sesuai namanya menyajikan informasi judul proposal. Dimulai dengan kata proposal kemudian dilanjut pada judul penelitian yang dilakukan.
Pada halaman ini juga dicantumkan data diri penulis yakni mencantumkan nama, NIDN atau NIDK bagi dosen, nama perguruan tinggi tempat peneliti kuliah atau mengajar, tahun ajaran, dan lain sebagainya sesuai ketentuan.
2. Daftar Isi
Urutan kedua di dalam kerangka sebuah proposal adalah daftar isi yang menjelaskan letak halaman semua bab di dalam proposal. Biasanya diletakan di bagian depan sebelum bab pendahuluan.
Meskipun proposal penelitian biasanya tidak sampai puluhan lembar. Namun daftar isi perlu tetap disediakan. Hal ini akan memudahkan pembaca atau penilai proposal mengecek bagian inti.
Misalnya ke bagian RAB, atau landasan teori yang menjadi dasar dari pemilihan topik penelitian. Bagian-bagian ini biasanya langsung menjadi tujuan, dan adanya daftar isi membantu mereka menuju ke halaman tersebut.
3. Bab I – Pendahuluan
Urutan yang ketiga di dalam kerangka proposal penelitian adalah bab I yang isinya pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini terdiri dari 4 sub bab. Yakni dimulai dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian.
Bab pertama ini biasanya juga terdapat pada laporan hasil penelitian. Sehingga peneliti bisa melakukan copy paste untuk meningkatkan efisiensi waktu. Kecuali jika memang ada perubahan pada beberapa sub bab yang disebutkan.
4. Bab II – Tinjauan Pustaka
Bab kedua adalah Tinjauan Pustaka yang juga terdiri dari beberapa sub bab. Dimulai dari Review Literatur, Batasan Konseptual, sampai Kerangka Teori atau Kerangka Hipotesis.
Tinjauan pustaka biasanya dilakukan sejumlah kutipan yang memperkuat pemilihan topik penelitian yang diambil. Jadi, di bagian ini perlu dijelaskan mengenai review literatur dan batasan konseptual. Sehingga literatur atau referensinya jelas dan pembahasannya juga lebih spesifik.
5. Bab III – Metodologi
Urutan berikutnya adalah bab III yang berisi penjelasan tentang metodologi penelitian. Bab ketiga ini dalam kerangka proposal penelitian juga terdiri dari beberapa sub bab.
Sub bab tersebut mencakup Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data. Semua dijelaskan di proposal untuk menginformasikan metode penelitian dan teknik pengumpulan datanya seperti apa.
Begitu juga dengan penjelasan mengenai teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang berhasil dihimpun. Penjelasannya bisa dibuat padat, singkat, dan mampu memberikan penjelasan dengan baik.
6. Daftar Pustaka
Urutan yang selanjutnya adalah Daftar Pustaka yang membuat seluruh referensi yang digunakan dalam membuat proposal penelitian. Daftar pustaka bisa berisi referensi yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, artikel di internet atau website, dan lain sebagainya.
7. Lampiran
Urutan terakhir di dalam kerangka proposal penelitian adalah lampiran. Jadi, bagi peneliti yang perlu melampirkan sejumlah dokumen untuk melengkapi proposalnya bisa dicantumkan.
Biasanya satu halaman berisi satu dokumen. Misalnya ada surat perjanjian dengan mitra penelitian. Sehingga surat perjanjian kemitraan ini bisa dicopy lalu dijilid bersamaan dengan halaman lain di dalam proposal penelitian.
Cara Membuat Kerangka Proposal
Pembahasan berikutnya adalah bagaimana cara membuat kerangka proposal penelitian yang baik dan benar? Jadi, untuk membuat kerangka yang baik perlu menyesuaikan dengan aturan struktural yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Supaya lebih mudah lagi dalam menyusun kerangka untuk proposal penelitian, maka berikut beberapa tahapannya:
1. Mencari Topik Penelitian
Tahap pertama dalam membuat kerangka pada proposal penelitian tentu saja mencari topik penelitian. Topik penelitian pada dasarnya adalah masalah yang perlu ditemukan solusinya. Sehingga bisa memperhatikan masalah di sekitar.
2. Mempelajari Struktur Proposal Penelitian
Tahap kedua, adalah mempelajari struktur dari proposal penelitian. Sehingga bisa tahu urutan proposal penelitian ini ada bab apa saja dan isinya seperti apa. Pastikan dipelajari dan dipahami agar bisa berlanjut ke tahap berikutnya.
3. Mulai Menyusun Bagian Kerangka
Setelah struktur proposal diketahui, maka bisa mulai menyusun proposal penelitian. Gunakan kertas atau bukan dokumen baru di Ms Word, kemudian ketik bab per bab sesuai urutan proposal yang sudah dipelajari.
Pastikan urutan bab per bab di dalam kerangka sudah sesuai dengan struktur umum dari proposal penelitian. Namun jika proposal sudah ditentukan formatnya, maka format ini pada dasarnya adalah kerangka yang siap dikembangkan menjadi proposal utuh.
4. Mengembangkan Setiap Bagian pada Kerangka
Jika kerangka sudah jadi atau sudah selesai dibuat, maka setiap bab dan sub bab tinggal dikembangkan. Proses pengembangan bab di dalam kerangka ini akan menyusun isi proposal penelitian secara keseluruhan.
Melalui penjelasan tersebut, kini siapa saja bisa lebih mudah menyusun kerangka proposal. Sehingga proposal bisa dibuat dengan lebih sempurna dan meningkatkan kesempatan untuk penelitian disetujui. Jadi, silahkan terapkan cara-cara yang sudah dijelaskan (Pujiati)
Lebih lengkapnya, bisa baca pada artikel khusus berjudul “Cara Membuat dan Menyusun Proposal Skripsi: 7 Langkah“.
Baca juga artikel pendukung setelah membuat proposal peneltian
- Contoh Abstrak Penelitian
- Membuat Roadmap Penelitian
- Cara Membuat Hipotesis Penelitian
- Seminar Proposal
Sebagai seorang SEO Spesialis, telah berpengalaman dalam membantu berbagai bisnis meningkatkan visibilitas online mereka melalui optimasi mesin pencari. Dengan keahlian dalam riset kata kunci, optimasi konten, dan strategi backlink, berfokus pada peningkatan trafik organik dan peringkat situs web di mesin pencari