8 Keterampilan Mengajar, Pengajar Wajib Tau

Keterampilan mengajar adalah suatu keterampilan yang wajib dimiliki seorang pengajar. Keterampilan tersebut sangat mendukung situasi dan kondisi belajar mengajar (KBM), sehingga proses belajar mengajar dengan lancar dan kondusif. Dengan adanya keterampilan mengajar, maka guru akan lebih maksimal dalam mengimplementasikan ilmu.

Tapi, apa itu keterampilan mengajar, bagaimana tujuan keterampilan mengajar, dan apa saja macam-macam keterampilan mengajar yang harus dimiliki seorang pengajar atau pendidik? Simak penjelasannya berikut ini.

Baca juga: Syarat Menjadi Dosen

Pengertian Keterampilan Mengajar

Seorang pendidik atau pengajar atau guru tidak lahir dengan keterampilan mengajar sejak bayi. Diperlukan latihan dan juga pengalaman agar seorang pengajar memiliki keterampilan mengajar yang baik. Keterampilan mengajar tersebut membentuk penampilan atau performance guru yang baik sehingga dapat menyampaikan pelajaran dengan baik pula.

Keterampilan mengajar merupakan suatu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh pengajar dan melekat pada profesinya sebagai hasil dari terjadinya proses pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan. Keterampilan mengajar tersebut memuat mengenai teaching skill.

Affiliate Buku

Teaching skill tersebut dilatihkan melalui micro teaching yang harus dilalui oleh seorang guru sebelum melaksanakan praktik pengalaman lapangan (Moh. Uzer Usman, 1995: 74). Selain itu, Uzer Usman mengatakan bahwa keterampilan yang telah dibentuk tersebut akan membekali guru atau calon guru dalam menyampaikan materi secara tepat sasaran.

Oleh karenanya, ada delapan aspek keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh seorang guru sebelum seorang guru terjun ke lapangan untuk melakukan proses belajar mengajar.

Untuk memperoleh keterampilan tersebut, guru juga harus memiliki kompetensi yang menggambarkan mengenai kualifikasi atau kemampuan seseorang baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang hubungannya mengenai pengetahuan, keterampilan, dan juga sikap.

Menurut (Muhibbin Syah, 200: 230) kompetensi merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.

Sementara itu, menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1), kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Undang-Undang Guru dan Dosen, 2005: 16).

Kompetensi tersebut diolah setelah guru melalui pembelajaran micro di bangku perkuliahan yang mana melakukan praktik dasar mengajar dengan model pembelajaran yang lebih kecil yaitu dengan peserta antara 5 sampai 10 orang mahasiswa yang merupakan calon guru yang pelaksanaannya berkisar antara 10 hingga 15 menit dan fokus pada keterampilan mengajar tertentu.

Tujuan Keterampilan Mengajar

Setelah memahami mengenai pengertian keterampilan mengajar, Anda tentu bertanya-tanya, sebenarnya apa tujuan dari keterampilan mengajar tersebut. Seorang guru memang harus dibekali dengan keterampilan mengajar yang baik.

Reseller Buku

Tujuan dilakukannya keterampilan mengajar adalah untuk membimbing siswa dalam memahami konsep, melatih kemandirian, berpikir logis, dan juga masih banyak yang lainnya.

Dengan memiliki keterampilan mengajar, maka guru akan memahami variasi stimulus yang meliputi proses interaksi belajar mengajar yang kondusif sebagai pola kebiasaan dan menghasilkan ketekunan, partisipatif, dan memupuk antusiasme dengan tujuan memberi motivasi siswa dan juga mengurangi kejenuhan dan juga kebosanan.

Baca juga: Pengertian Tri Darma Perguruan Tinggi

Macam-Macam Keterampilan Mengajar

Agar dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif, maka seorang guru harus menguasai berbagai macam keterampilan mengajar. Berikut adalah macam-macam keterampilan mengajar yang harus dikuasai seorang guru sebelum melakukan praktik pengajaran.

1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan mengajar pertama yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran atau yang disebut dengan set induction and closure.

Keterampilan membuka pelajaran adalah berkaitan dengan usaha guru dalam menarik perhatian siswa, memberikan motivasi, memberi acuan tentang rujukan, memberikan pokok persoalan yang akan dibahas, apa saja rencana kerja serta pembagian waktunya, dan bagaimana cara mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya dengan topik yang baru.

Dengan menyiapkan mental murid agar semua siap memasuki persoalan baru yang akan dibicarakan serta usaha dalam membangkitkan minat dan perhatian siswa yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Sementara itu, kegiatan menutup pelajaran adalah meliputi proses merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran, melakukan konsolidasi perhatian pada peserta didik tentang masalah pokok pembahasan agar informasi yang diterima dapat membangkitkan minat dan kemampuan terhadap pelajaran selanjutnya.

Promo Buku

Terakhir, kegiatan menutup pelajaran ini juga penting untuk mengorganisasikan semua pelajaran yang sudah dipelajari sehingga memerlukan kebutuhan dalam memahami materi pelajaran dan memberikan tindak lanjut berupa saran dan ajakan untuk mempelajari materi yang baru.

2. Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan kedua yang harus dimiliki seorang guru adalah keterampilan menjelaskan atau explaining. Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang dikelola secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya (Zainal Asril, 2010: 84).

Keterampilan menjelaskan ini merupakan keterampilan mengenai penyampaian informasi yang cocok dan menjadi ciri utama dalam kegiatan penjelasan. Pentingnya keterampilan menjelaskan ini adalah karena guru harus membantu siswa yang tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya.

Oleh sebab itu, peran guru diperlukan untuk membantu menjelaskan mengenai materi yang belum dikuasai oleh siswanya.

3. Keterampilan Bertanya

Dalam proses belajar mengajar, kemampuan bertanya memiliki peran penting karena pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik penyampaian pertanyaan yang tepat akan memberi dampak positif bagi siswa, yaitu:

  1. meningkatkan prestasi siswa,
  2. membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang dibicarakan,
  3. menunjukkan proses berpikir siswa,
  4. memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas, dan
  5. mengembangkan pola pikir aktif dari siswa.

Berikut adalah dasar cara bertanya yang baik:

  1. a. jelas dan mudah dipahami siswa,
  2. b. difokuskan pada masalah atau tugas tertentu,
  3. c. memberikan pertanyaan secara merata,
  4. d. memberikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga siswa timbul keberanian untuk bertanya dan menjawab,
  5. e. memberi informasi yang cukup,
  6. f. memberi waktu kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan, dan
  7. g. menuntun jawaban sehingga siswa dapat menemukan jawaban sendiri.

4. Keterampilan Memberi Penguatan

Guru harus memiliki keterampilan memberi penguatan untuk segala respons, baik yang bersifat verbal maupun nonverbal. Keterampilan ini merupakan bagian dari proses pembelajaran, penghargaan karena tidak semua penghargaan berwujud materi, tetapi bisa dalam bentuk kata, senyuman, anggukan, atau senyuman yang mana berkaitan dengan keterampilan bertanya.

Intinya, penguatan merupakan respons terhadap tingkah laku positif yang mampu meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut dan penguatan tidak boleh dianggap sepele atau sembarangan, tetapi harus dengan perhatian khusus dengan maksud memberi apresiasi dan membesarkan hati siswa agar lebih giat dalam interaksi belajar mengajar.

Penguatan harus dilakukan dengan penuh kehangatan dan antusiasme dan dilakukan sesuai tingkah laku dan juga penampilan siswa yang patut diberi penguatan serta menghindari penggunaan respons negatif, baik berupa candaan, menghina, atau ejekan yang mematahkan semangat siswa dalam belajar.

5. Keterampilan Mengadakan Variasi

Guru juga harus memiliki keterampilan mengadakan variasi yang menjadi stimulus dalam proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga dalam proses situasi pembelajaran senantiasa menunjukkan ketekunan dan penuh partisipasi (Zainal Asril, 2011: 86).

Berikut merupakan variasi cara mengajar guru dan contohnya:

  1. penggunaan variasi untuk: suara dari keras ke lembut, dari tinggi ke rendah, dan lain sebagainya,
  2. pemusatan perhatian: perhatikan baik-baik!,
  3. gerakan kepala dan ekspresi wajah seperti mengangguk, tersenyum, menaikkan alis, dan sebagainya,
  4. mengadakan kontak mata atau kontak pandang menyeluruh, dan
  5. pergantian posisi gerak di dalam kelas agar dapat mengontrol siswa.

Dan berikut merupakan variasi dalam menggunakan alat pengajaran:

  1. variasi alat berupa poster, bagan, gambar, film, dan slide,
  2. variasi alat bantu rekam, misalnya rekaman suara, suara radio, sosiodrama, dan sebagainya,
  3. variasi alat atau bahan yang dapat digerakkan, misalnya model, peraga siswa, spesimen, topeng, atau patung,
  4. variasi alat atau bahan yang didengar misalnya film, televisi, radio, dan lainnya.

Serta pola interaksi siswa dengan tujuan tidak menimbulkan kebosanan, misalnya komunikasi dua arah, adanya umpan balik, adanya interaksi optimal antara guru dan murid, pola melingkar untuk diskusi, dan lain sebagainya.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Guru juga harus mampu memiliki kemampuan membimbing diskusi kelompok kecil. Artinya, guru harus bisa menciptakan situasi diskusi dalam kelompok kecil dengan tujuan memberi informasi, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan yang berlangsung dalam suasana terbuka agar siswa mampu mengemukakan idenya dengan bebas tanpa ada tekanan dari guru atau temannya.

Diskusi merupakan kegiatan yang harus ada dalam proses belajar mengajar dan guru harus mampu memahami beberapa keterampilan dalam membimbing diskusi, yaitu:

  1. memusatkan perhatian peserta didik ke tujuan dan topik diskusi,
  2. memperluas masalah dan merangkum kembali masalah supaya jelas,
  3. meluruskan alur berpikir siswa,
  4. menganalisis pendapat siswa yang memiliki dasar kuat,
  5. memberikan kesempatan siswa berpartisipasi dalam diskusi, dan
  6. menutup diskusi, membuat rangkuman, dan menindaklanjuti diskusi serta menilai hasil diskusi (Zainal Asril, 2011: 80).

7. Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan mengelola kelas harus dimiliki guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mampu mengendalikan bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat tercapai tujuan belajar yang baik. Guru harus mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran.

Guru juga harus mampu mengendalikan suasana belajar mengajar yang menyenangkan agar tujuan pembelajaran tercapai. Oleh sebab itu, guru harus memiliki prinsip dalam keterampilan mengelola kelas sebagai berikut:

  1. menciptakan kehangatan, antusiasme, dan suasana yang menyenangkan,
  2. melakukan variasi berupa penggunaan media, gaya, atau interaksi,
  3. uwes dalam menyampaikan materi sebagai strategi belajar mengajar yang efektif,
  4. memberi tantangan untuk meningkatkan gairah siswa dalam belajar,
  5. penanaman disiplin diri, dan
  6. menekankan berbagai hal positif.

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Kelompok kecil atau perorangan secara fisik merupakan bentuk pengajaran yang dihadapi oleh guru dengan terbatas, antara 3 sampai 8 siswa dan dibagi berdasarkan kelompok tertentu. Dalam hal ini, guru harus mampu membimbing proses diskusi dengan teratur yang melibatkan kelompok kecil di dalam satu kelas dan tetap melakukan interaksi tatap muka yang kooperatif.

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan informasi atau pengalaman dalam mengambil keputusan. Maka diperlukan beberapa komponen dalam mengelola keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yaitu:

  1. memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi,
  2. menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas,
  3. menganalisis pendapat peserta didik dengan dasar yang kuat,
  4. meluruskan alur peserta didik dengan memberi contoh verbal dan memberi waktu berpikir,
  5. memberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, dan
  6. menutup diskusi, membuat rangkuman, dan menindaklanjuti diskusi serta menilai hasil diskusi.

Dengan demikian, guru sebagai organisator kegiatan belajar mengajar, sumber informasi bagi siswa, motivator, penyedia materi, dan juga pembimbing kegiatan siswa dengan tujuan siswa bisa belajar lebih aktif dan memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar serta berkembangnya kreativitas dan sifat kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan siswa.

Tinggalkan komentar