Kiat Sukses Hidup Ala Nabi Sulaiman AS

Kiat Sukses Hidup Ala Nabi Sulaiman AS – Berikut adalah ringkasan kiat – kiat sukses untuk mencapai kehidupan yang bahagia, berkecukupan, dan berkah menurut Nabi Sulaiman.

1. Hanya orang rajin dan cekatan yang diingat oleh pimpinannya.

2. Tangan orang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin dan cekatan membuat kaya raya.

3. Berlakulah jujur, adil, dan benar.

4. Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya. Tetapi siapa kotor kelakuannya, gelisah, rusak, dan berbahaya jalannya.

5. Carilah selalu ilmu pengetahuan dan cara-cara bekerja yang benar, efektif, dan efisien.

Program Afiliasi

6. Jangan sungkan belajar dan minta petunjuk jika tidak mengerti.

7. Carilah pengetahuan, rajin, dan cekatan.

8. Jaga mulut, sabar, dan tenang.

9. Percayalah kepada Allah SWT dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri (suka mengira-ngira dan berprasangka tanpa dasar).

10. Penghasilan dari pekerjaan orang yang benar akan membawa kehidupan yang indah bersahaja, penghasilan orang fasik akan membawa kepada dosa dan kerusakan.

11. Mengerjakan tugas-tugas adalah suatu amanah pekerjaan yang berat. Janganlah ditambah lagi dengan masalah lain karena mulut kita yang bocor.

12. Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan. Orang yang menguasai dirinya melebihi merebut sebuah kota.

Ebook Bisnis

13. Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

 

7 Kunci Sukses di Dunia Bisnis

1. Mengetahui panggilan hidup diri sendiri sebagai seorang apa? pegawai, pengusaha, politikus, ustad, guru, dll.

2. Memiliki komitmen untuk melakukan yang terbaik.

3. Integritas tinggi.

Program Afiliasi

4. Memahami dan menerapkan prinsip multiplikasi.

5. Melayani Tuhan, Agama, dan Manusia lainnya.

6. Mengerti apa yang dilakukan pada saat sukses.

7. Meminta dengan berdoa, dan menggantungkan semuanya kepada Allah.

 

Organisasi Ideal

Secara ringkas, penyempurnaan organisasi bisa ditempuh dengan memperhatikan beberapa asas sebagai berikut. Pertama, organisasi yang disusun harus mampu meningkatkan proses komunikasi antar pelaku menjadi lebih terbuka, lancar, dan lebih produktif. Kedua, dengan komunikasi dan sasaran produktivitas yang jelas, akan terjadi proses belajar yang terus menerus secara lebih cerdas bagi setiap orang. Ketiga, setiap orang dipromosikan menjadi pelaku proses perubahan dan memberikan komitmennya untuk perubahan. Keempat, setiap orang akan lebih mampu dan berdaya (empowered) sehingga inisiatif dan saran produktif datang dari semua orang. Hilangkan budaya “mohon petunjuk” yang selama ini telah membuat bangsa ini sakit. Kelima, sejak awal kerja harus ditanamkan terus nilai integritas, jiwa inovatif, dan selalu menjaga reputasi unggul dalam bersaing.

Selain itu, jangan lupa melaksanakan siklum SDM secara utuh. Mulailah dengan melakukan rekutment dengan benar. 50% keberhasilan manajemen SDM dimulai dari proses rekrutment. Hapus budaya KKN. Lakukan manajemen pelatihan, manajemen penempatan, dan pemanfaatan SDM yang sesuai dengan kebijaksanaan the right man on the right place. Dalam manajemen kompensasi, gunakan reward & punishment (suatu prinsip paling klasik dalam manajemen SDM).

 

Hal – Hal Negatif yang Harus di Eliminasi Segera

Kiat sukses hidup ala Nabi Sulaiman selanjutnya adalah menghapus hal-hal negatif, bisa juga dengan meninggalkan perilaku-perilaku negatif. Kita harus mewaspadai, mengatasi, menghindari, bahkan mengeliminasi hal-hal negatif yang dapat merusak serta mengurangi motivasi kerja kita. Diantaranya adalah :

1. Persaingan

Pikiran bahwa bersaing antar rekan kerja itu baik adalah berbahaya. Jangan pernah melihat kesamping untuk melihat jejak orang lain dan kemudian berusaha menghapusnya. Yang seharusnya kita lakukan adalah tetap memandang satu tujuan, Agama Allah; menjalankan perintah dan larangan-Nya, mengikuti yang Allah tetapkan bagi kita untuk menjalaninya. Persaingan menumbuhkan rasa ketidak-percayaan kepada orang lain, khususnya mereka yang berada dalam posisi yang sama dengan kita, dan menyebabkan kita membangun hubungan yang dangkal dengan mereka.

2. Kritik

Orang-orang yang suka mengkritik cenderung kehabisan waktu dan energi yang sebenarnya dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik dan tepat waktu.

3. Gila Hormat

Keinginan untuk dihormati biasanya muncul karena perasaan tidak aman. Dalam hal ini, keinginan untuk membuat orang lain tertarik pada kita dapat melunturkan motivasi kita dalam melayani dan beribadah kepada Allah SWT. Sebelum dihormati (dalam artian yang sesungguhnya) orang ini akan jatuh.

4. Ambisi

Ambisi adalah kekuatan yang dapat membuat kita naik ke puncak serta memanipulasi orang lain agar mereka membantu mencapainya. Memiliki ambisi itu baik jika menggunakan landasan yang benar. Landasan yang benar tentunya berasal dari Al Qur’an dan Al Hadits. Namun jika kita memiliki ambisi diluar kedua landasan itu, dapat dipastikan dalam prosesnya akan mengorbankan orang lain ataupun menghalalkan segala cara.

5. Kesombongan

Orang sombong menempatkan dirinya sebagai yang pertama dan paling berharga. Mereka kecanduan tepuk tangan dan pujian yang menggoda. Kesombongan membutakan seseorang dari kelemahan dirinya sendiri. Kesombongan dalam menghancurkan semangat penghargaan dan pengabdian kita kepada Allah SWT dan orang lain.

6. Kegagalan

Kegagalan mungkin menyakitkan, tetapi jangan biarkan itu meledak dan memenuhi pikiran kita serta menguasai pikiran dan emosi kita. Ketika mengalami kegagalan, kita harus melihat apakah ada hal-hal yang dapat kita kerjakan untuk meningkatkan situasi. Kita harus belajar dari pengalaman, membiarkan hal itu berlalu, mengambil hikmah positifnya, dan meneruskan hidup kita. Waktu terus berjalan dan tidak akan pernah kembali.

7. Keberhasilan

Keberhasilan memiliki efek kecanduan dan mendorong kesombongan (yang dengan mudah akan menghancurkan kita), maka bersiap-siaplah menentukan sikap jika merasa berada di depan pintu gerbang keberhasilan.

8. Iri Hati

Kita sudah seharusnya belajar hidup dan bekerja dalam batas-batas yang sudah ditetapkan Allah bagi kita, dan bersyukur atas kemampuan, pencapaian, prestasi, dan fasilitas yang diberikan Allah kepada orang lain.

9. Tidak Tergantikan

Suatu kesalahan besar yang sering terjadi dalam perusahaan adalah masalah lemahnya regenerasi. Mereka (para pemimpin) memikirkan diri sendiri sebagai orang yang tidak dapat digantikan atau sebagai satu-satunya orang yang merasa bisa melakukan suatu pekerjaan dengan baik.

10. Inferioritas dan Kesepian

Inferior adalah keraguan dalam diri sendiri tentang siapa dan apa yang dapat dilakukannya. Hal ini menyebabkan orang menarik diri dan bahkan mengisolasi diri dari orang lain. Seseorang yang menderita ini akan mendapati bahwa ia tidak dapat memimpin orang lain dengan efektif.

11. Rasa Bersalah

Rasa bersalah yang tidak segera kita hapus dapat mengarahkan kita pada kehidupan yang suram, tidak bahagia, tidak pernah puas, dan menjurus pada kehancuran.

12. Rasa Takut

Rasa takut dapat menyebabkan kita lupa akan kebenaran sejati, dan melakukan hal-hal yang akan kita sesali di hari kemudian.

13. Keraguan dan Pesimis

Jika kita terus menerus memikirkan hal-hal negatif dan membiarkan keraguan tumbuh menjadi ketidak-percayaan; daripada iman kita, maka kita akan mengalami demotivasi, demoralisasi, dan selalu merasakan kecewa terhadap kehidupan dan pekerjaan kita.

14. Kemalasan dan Cepat Puas Diri

Kedua hal diatas akan menyita motivasi dan semangat kita dalam bekerja, dan akan menyeret kita pada kehancuran total.

15. Apatis dan Tidak Berpendirian

Sikap ini menyebabkan kita tidak peduli terhadap apa yang terjadi di sekitar, terutama di lingkungan sosial dan masyarakat. Sikap ini hanya berhasil merampok segala bentuk keberhasilan yang pernah kita raih.

Kiat Sukses Hidup Ala Nabi Sulaiman AS

Regenerasi Kepemimpinan – Kiat Sukses Hidup ala Nabi Sulaiman

Sudah menjadi rahasia umum, para founder kerajaan bisnis rata-rata memiliki karakter yang serba ulet, banyak akal, tahan banting, tidak kenal menyerah, pekerja keras, dan tidak mengenal kata istirahat dalam bekerja. Selain itu para pendiri bisnis juga mempunyai visi yang jauh kedepan dan insting bisnis yang tajam. Tanpa semua itu, mustahil manusia-manusia istimewa ini berhasil membangun kerajaan bisnis tempat puluhan, ratusan, bahkan ribuan keluarga menggantungkan hidup mereka.

Sebagai orang tua yang bijaksana dan ingin agar anak-anaknya bisa sukses seperti mereka, para pendiri bisnis biasanya memasukkan anaknya ke universitas terkemuka di dunia, baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menempa aspek kognitif anaknya. Kemudian untuk menempa aspek psikomotor atau skills-nya, Mereka diikutkan dalam berbagai pelatihan bisnis dan manajemen. Anak-anak ini juga selalu di nasehati agar tidak malas menghadiri beragam seminar, lokakarya, ataupun diskusi grup yang mengupas aneka studi kasus tentang keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan.

Selanjutnya, untuk mengembangkan aspek afektif atau keterampilan emosional, anak-anak dididik secara spartan. Selesai kuliah, mereka tidak otomatis menduduki kursi empuk di perusahaan orang tuanya. Mereka harus merintis dari bawah sama seperti karyawan lainnya. Beberapa orang tua malah melarang anaknya langsung bekerja di perusahaan sendiri, harus bekerja di perusahaan luar terlebih dahulu selama beberapa tahun.

Mari kita kembali ke bahasan proses regenerasi perusahaan. Proses regenerasi akan lancar jika perusahaan melatih skill, nilai-nilai perusahaan, dan perencanaan sukses yang jelas dan detail. Terdapat tiga tahap dalam proses regenerasi/suksesi perusahaan yaitu :

Tahap pertama, membuat pondasi bisnis yang berisikan: arah bisnis dimasa mendatang, peran para pemain kunci dalam proses suksesi, dan panduan pelatihan serta proses seleksi calon pengganti. Mentransfer pengetahuan dan jejaring serta mengembangkan sikap yang benar.

Tahap kedua, melakukan proses pengasuhan (nurturing) dan pengembangan calon-calon potensial (mentoring) melalui berbagai pelatihan, pendidikan, dan pengalaman kerja. Mentransfer karisma, dan mulai memanfaatkan jejaring yang dimiliki.

Tahap ketiga, Penyerahan kekuasaan pada calon terpilih dan selalu memonitor proses dan kinerjanya secara berkala. Selalu mengembangkan karisma, keahlian, dan reputasi. Berikan perhatian terhadap pendidikan formal, pengalaman bisnis, dan pendidikan nonformal, yang disertai pendewasaan emosi dan sikap, yang meramu kedinamisan dan kebijaksanaan.

Baca Juga:

Tinggalkan komentar