Pernahkah kamu mencari contoh majas personifikasi atau malah mungkin pernah menggunakannya dalam karya tulis? Majas jenis ini masuk ke dalam beberapa jenis majas yang ada dalam bahasa Indonesia. Penggunaan majas pun jamak dijumpai di berbagai karya tulis, termasuk majas personifikasi tersebut.
Penggunaan majas terbilang sering karena mampu memberikan efek tertentu pada hasil tulisan. Misalnya menjadikan tulisan lebih menarik, enak didengar, enak dibaca, dan juga membantu suatu tulisan menjadi lebih hidup. Sehingga majas adalah salah satu keragaman dalam bahasa Indonesia yang memberi efek positif pada karya sastra.
Majas umum digunakan pada puisi dan prosa, namun intensitas penggunaan lebih tinggi pada puisi. Sehingga tidak perlu heran jika saat membaca puisi akan menjumpai tidak hanya satu melainkan beberapa majas sekaligus dalam satu judul. Jenis majas kemudian sangat beragam, dan kali ini kita akan mengenal lebih dalam mengenai majas personifikasi.
Daftar Isi
Pengertian Majas Personifikasi
Hal pertama yang perlu dipahami mengenai majas personifikasi adalah pengertiannya, baru kemudian mengenal berbagai contoh majas personifikasi tersebut. Dilihat dari asal kata, majas personifikasi berasal dari salah satu kata dalam bahasa Yunani, yaitu “prosopopoeia” yang memiliki arti “memanusiakan”.
Lalu apa itu majas personifikasi? Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang memberikan sifat insani (sifat manusia) pada benda mati seperti hewan, tumbuhan, atau konsep abstrak lainnya seolah benda mati tersebut memiliki kemapuan seperti manusia.
Jadi, setiap kali menemukan kata atau kalimat yang menunjukan suatu benda mati memiliki sifat insani. Maka kamu sudah menemukan suatu karya yang di dalamnya diaplikasikan majas personifikasi. Penggunaannya memang perlu diakui sangat sering, tidak hanya pada puisi namun juga karya tulis seperti novel, cerita pendek, dan lain sebagainya.
Baca juga: Contoh Teks Eksplanasi : Pengertian, Struktur dan Jenis
Pengertian Majas Personifikasi Menurut Para Ahli
Para ahli di bidang bahasa Indonesia juga mengemukakan pendapatnya dalam mendefinisikan majas personifikasi. Beberapa diantaranya adalah:
1. Nurgiyantoro
Pendapat pertama dari Nurgiyantoro (2017) yang menjelaskan bahwa majas personifikasi merupakan salah satu jenis gaya bahasa (majas) yang memberikan sifat-sifat manusia terhadap benda mati.
Sifat yang diberikan sejatinya adalah sifat yang hanya dimiliki oleh manusia, sehingga majas personifikasi disebut juga majas penngulangan. Sifat manusia yang diberikan kepada benda mati ini menurut Nurgiyantoro ada tingkah laku, ciri fisik, sifat, pikiran, perasaan, verbal, non verbal, dan lain sebagainya.
2. Tarigan
Pendapat berikutnya datang dari Tarigan (2013) yang menjelaskan bahwa majas personifikasi adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat insani atau manusia terhadap benda yang sesungguhnya tidak memiliki nyata serta ide yang abstrak. Sehingga gaya bahasa personifikasi akan membuat suatu benda yang tidak bernyawa seolah memiliki sifat manusia.
3. Keraf
Pendapat berikutnya adalah dari Keraf (2010) yang menjelaskan bahwa majas personifikasi merupakan bahasa kiasan yang digunakan untuk menggambarkan benda tidak bernyawa atau makhluk selain manusia seolah-olah mempunyai sifat dan karakteristik seperti manusia.
Melalui tiga pendapat dari para ahli diatas tentu bisa diketahui bahwa semuanya memiliki pendapat yang nyaris sama. Inti dari majas personifikasi adalah memansiakan benda mati yang tidak bernyawa. Sehingga semua contoh majas personifikasi dijamin ada unsur memanusiakan suatu benda tidak bernyawa tersebut.
Ciri-Ciri Majas Personifikasi
Majas personifikasi kemudian juga diketahui memiliki beberapa ciri atau karakteristik khas. Ciri khas inilah yang membedakannya dengan majas jenis lain seperti majas hiperbola maupun majas metafora dan yang lainnya. Beberapa diantaranya adalah:
1. Menggunakan Kata yang Menggambarkan Sifat Manusia
Ciri-ciri yang pertama dari majas personifikasi adalah menggunakan kata-kata yang merujuk pada sifat manusia. Sehingga majas ini akan sering menggunakan suatu kata yang mampu menggambarkan karakter atau sifat manusia. Namun diterapkan pada benda yang tidak bernyawa.
Misalnya ada kata “Semilir angin yang berhembus membelai rambutku.”, pada kalimat tersebut angin merupakan benda mati. Kemudian diberi kata sifat “membelai” yang tentu hanya bisa dilakukan oleh manusia.
Sehingga dari kalimat tersebut menjelaskan bahwa angin yang berhembus melintasi rambut seseorang, namun disampaikan dengan majas personifikasi yang membuat angin tadi menjadi sesuatu yang bernyawa dan berperilaku seperti manusia.
2. Membandingkan Benda Tak Bernyawa dengan Manusia
Ciri kedua dalam penggunaan majas personifikasi pada berbagai contoh majas personifikasi adalah membandingkan satu benda dengan karakter atau sifat manusia. Jadi, ada unsur membandingkan sifat satu benda mati dengan menambahkan sifat manusia.
Pembaca kemudian bisa langsung menyadarinya, karena secara logika suatu benda yang disebutkan dalam tulisan tidak mampu melakukan sifat insani tersebut. Namun ketika dilihat dalam dunia nyata ada kata lain yang bisa diaplikasikan dengan lebih rasional.
Misalnya kalimat diatas, dimana angin memiliki sifat bisa membelai. Padahal aslinya angin tersebut hanya bisa berhembus dan kemudian menyentuh rambut dari seseorang (tokoh dalam cerita).
3. Menjelaskan Situasi dengan Bayangan atau Angan
Majas personifikasi juga memiliki ciri khas berupa kemampuannya untuk menjelaskan situasi dengan bayangkan atau dalam bentuk bayangan (angan). Jadi, penulis suatu kalimat dengan majas personifikasi akan mengajak pembaca membayangkan apa yang ditulisnya.
Misalnya dari kalimat diatas, dimana pembaca diajak membayangkan bagaimana angin bisa membelai rambut seseorang. Sehingga pembaca bisa langsung memiliki gambaran apa yang sebenarnya terjadi atau situasi apa yang sebenarnya terjadi dari kalimat tersebut.
Baca juga: Teks Eksposisi: Pengertian, Struktur, Contoh dan Pola Pengembangan
Fungsi Majas Personifikasi
Melalui penjelasan pada definisi dan juga ciri-ciri yang sifatnya khas dari majas personifikasi lengkap dengan sedikit contoh majas personifikasi diatas. Maka bisa dipahami bahwa menggunakan majas jenis ini sifatnya tidak wajib. Sebab majas sendiri adalah gaya bahasa yang dibuat lebih menarik, sehingga penulis tidak harus selalu memakainya.
Tidak semua jenis tulisan juga cocok memakai majas misalnya saja pada teks berita, maka penggunaan majas menjadi sesuatu yang tidak pernah dijumpai.
Lalu, kenapa majas personifikasi kemudian digunakan oleh seorang penulis? Nah berikut ini adalah fungsi majas personifikasi yang perlu kamu ketahui:
- Memiliki fungsi unik yang seketika menjadikan suatu tulisan atau kalimat menjadi lebih cantik, dimana susunan kalimat tersebut menjadi lebih menarik.
- Membantu penulis untuk membangun suatu suasana tertentu berdasarkan kata-kata kiasan atau majas yang diaplikasikan pada tulisan.
- Menciptakan kesan imajinatif kepada para pembaca, atau dengan kata lain mampu mengajak para pembaca untuk berimajinasi pada saat membaca.
- Membantu penulis menyampaikan suasana atau emosi saat menceritakan sesuatu, sehingga penggunaan majas personifikasi menjadi hal penting untuk dilakukan.
- Membangun keterkaitan dan rasa memiliki hubungan dengan benda mati yang ada di sekitarnya, sehingga tanpa sadar pembaca bisa seolah memanusiakan benda mati tersebut dan memperlakukannya seperti manusia.
Misalnya, memiliki kipas angin saat merasa kipas ini bisa lelah seperti manusia maka pemiliknya akan mengatur penggunaannya agar tidak sampai berjam-jam, bisa karena khawatir si kipas angin ini tadi kelelahan dan cepat rusak.
Kelebihan Menggunakan Majas Personifikasi
Penulis karya sastra memiliki kebebasan untuk memakai contoh majas personifikasi maupun memakai gaya bahasa umum. Namun perlu diakui dan diketahui bahwa dengan memakai majas personifikasi maupun menambahkan majas jenis lain pada tulisan. Maka ada banyak keuntungan bisa didapatkan, sebab majas punya banyak kelebihan.
Khusus untuk kiasan personifikasi, terdapat beberapa kelebihan yang dimilikinya dalam membantu penulis mengembangkan tulisan, yaitu:
1. Mampu Meningkatkan Rasa Kepemilikan
Menggunakan majas personifikasi pada sebuah tulisan akan membantu pembacanya untuk meningkatkan rasa kepemilikan terhadap suatu benda di sekitarnya. Sehingga setelah membaca tulisan tersebut, nantinya muncul perasaan mulai menyadari benda-benda di sekitarnya.
Misalnya, yang tadinya acuh tak acuh terhadap kipas angin yang selama ini digunakan sehari-hari. Kini mulai memanusiakan kipas angin tersebut dengan artian mulai menaruh perhatian sehingga meluangkan waktu untuk merawatnya. Sebab merasa kipas angin tersebut juga bisa bicara seperti halnya manusia.
Hal ini kemudian juga akan membangun rasa menghargai terhadap setiap benda di sekitarnya. Perasaan ini tentu penting dan berdampak positif, karena ketika seseorang menghargai benda-benda di sekitarnya. Maka akan bisa merawatnya dengan baik sehingga cenderung awet dan terawat dengan baik.
2. Membuat Tulisan Lebih Indah dan Menarik
Perlu diakui bahwa dengan menggunakan kiasan jenis ini pada sebuah tulisan maka tulisan yang tadinya bisa saja menjadi sedikit atau bahkan sangat luar biasa. Sebab majas personifikasi maupun majas jenis lainnya mampu meningkatkan keindahan suatu tulisan.
Di mata para pembaca, tulisan dengan majas juga cenderung lebih menarik. Sehingga bisa dijadikan jalan bagi para penulis untuk menanamkan magnet supaya hasil tulisannya dibaca lebih banyak orang. Namun, penggunaan majas tetap harus dikontrol yakni seperlunya saja sesuai konteks setiap kalimat.
Sebab tulisan dengan terlalu banyak majas justru bisa membuat pembaca pusing. Sebab untuk memahami majas tersebut pembaca juga perlu memikirkannya secara logis. Jadi, jika terlalu banyak atau malah satu tulisan isinya majas semua maka daya tariknya justru akan berkurang atau bisa hilang.
3. Suasana Terbentuk dengan Lebih Baik
Memakai majas akan memudahkan penulis dalam membangun atau membentuk suasana. Sehingga pembaca lebih mudah terbawa oleh suasana atau emosi yang diciptakan tersebut. Majas personifikasi pun memiliki kelebihan satu ini, sehingga tulisan memiliki emosi yang kuat dan bisa dirasakan oleh pembacanya.
4. Tulisan Menjadi Tidak Membosankan untuk Dibaca
Ada kalanya pembaca akan sangat selektif dalam memilih suatu karya, karena tidak semua karya tulis menarik untuk dibaca di waktu luang. Sebagai penulis tentu penting untuk membantu para pembaca menuntaskan bacaannya. Maka penulis perlu menambahkan sedikit bumbu pada tulisannya.
Tidak hanya memakai gaya bahasa umum namun menambahkan majas di dalamnya. Majas personifikasi memberi efek tulisan menjadi lebih menarik dan enak dibaca. Sehingga pembaca tidak akan merasa bosan saat membacanya, jadi tidak ada salahnya penulis menggunakan beberapa contoh.
Tulisan yang menarik perlu diakui tidak hanya memiliki jalan cerita yang kuat namun disampaikan dengan cara yang menarik. Sebenarnya untuk menjadikan tulisan menarik tidak melulu harus memakai majas personifikasi. Namun jika dirasa lebih mudah menjadikan tulisan semakin menarik, kenapa tidak digunakan?
Contoh Majas Personifikasi
Sedangkan untuk contoh majas personifikasi sudah tentu sangat banyak sekali, dan pemahaman mengenai contoh ini penting. Supaya bisa memiliki gambaran mengenai bagaimana penggunaan pada tulisan. Sehingga saat majas dimasukan maka tulisan tetap mudah dipahami dan justru semakin menarik.
Berikut adalah beberapa contoh dari majas personifikasi yang bisa jadi pernah atau sering kamu temukan pada suatu tulisan:
- Pohon kelapa di tepi pantai Sanur tampak melambai-lambai ke arah kami yang sedang duduk memandangi langit. (artinya: pohon kelapa di Pantai Sanur bergerak-gerak karena tertiup oleh angin).
- Aku yakin aku akan bahagia, dan aku yakin besok matahari akan tersenyum cerah menyapaku dan mengajakku untuk bahagia. (artinya: seseorang yakni “aku” mencoba membangun pemikiran positif dan optimis untuk mendapatkan kebahagiaan, seperti sinar matahari yang terus bersinar setiap hari).
- Saat jalan-jalan ke pusat perbelanjaan sepertinya aku harus menguatkan iman, sebab jejeran baju-baju model terkini terus saja menggodaku untuk membawa mereka pulang. (artinya: ketika si “aku” jalan-jalan di pusat perbelanjaan menjelaskan bahwa baju yang dipajang di berbagai toko terlihat menarik untuk dibeli).
- Aku tidur sangat lelap semalam suntuk, sampai tidak menyadari bahwa sang matahari sudah bangun dari peraduannya. (artinya: saat “aku” tidur sangat nyenyak, sampai bangun kesiangan dimana matahari sudah tinggi).
- Saat melintas di Jalan Pattimura, aku selalu bersemangat. Sebab disinilah aku bisa melintasi toko kue favoritku, dimana aroma kue tersebut menggoda indra penciumanku. (artinya: saat si “aku” melintasi jalan Pattimura, dirinya bersemangat karena mencium aroma kue di sebuah toko kue yang enak).
Kesimpulan
Berikut informasi dari Deepublish Store tentang pengertian dan contoh majas personifikasi yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat!
Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.