Makna Buku Adalah Jendela Dunia, Dapatkan Ilmu Pengetahuan Tiada Batasnya – Seberapa sering kita mendengar adagium ini? Setidaknya semenjak masuk sekolah, kalian mendengar pepatah lama tersebut sekali atau justru tak terhitung lagi. Saking familiarnya, mungkin kita akan mengingat pepatah tersebut di luar kepala.
Namun sebenarnya apa makna buku adalah jendela dunia? Pepatah ini tentunya mengandung arti tertentu. Sekilas kita bisa mengartikan buku adalah jendela sebagai ungkapan akan pentingnya buku untuk manusia. Tak dipungkiri memang karena buku menjadi penanda kemajuan peradaban manusia.
Kali ini kita akan membicarakan pepatah tersebut agar kita tidak hanya mendengarnya saja tapi juga memahami makna yang terkandung. Yuk, kita cari tahu tentang makna buku adalah jendela dunia di bawah ini.
Daftar Isi
Apa yang Dimaksud dengan Jendela Dunia?
Sejauh ini belum ada literatur yang mengulas tentang awal mula kalimat bijak tersebut muncul. Hanya saja kalimat tersebut seolah menjadi pemahaman bersama. Buku diibaratkan sebagai jendela dunia. Mengapa jendela bukan pintu, kursi, meja, atau benda lainnya?
Kita bisa membayangkan jika bumi atau dunia tempat kita berpijak saat ini adalah rumah. Seperti pada umumnya, rumah memiliki jendela. Jadi anggap bumi ini mempunyai jendela. Saat kita membuka jendela tersebut, kira-kira apa yang kita temukan?
Di antara kita pasti akan menyebutkan luar angkasa, bintang, planet, meteor, dan lainnya. Bisa jadi ada juga yang tak bisa menyebutkan apa-apa karena begitu banyak hal baru dan tidak kita ketahui sebelumnya. Sepanjang kita melihat luar angkasa, yang ada adalah ruang tak terbatas dengan bermacam-macam benda.
Begitulah gambaran sederhana tentang buku adalah jendela. Dalam penjelasan di atas, buku diandaikan sebagai bumi. Ketika kita membuka buku maka kita seperti membuka jendela dunia dan melihat banyak hal yang tidak diketahui serta hal baru yang menambah cakrawala pengetahuan kita. Setelah membuka, kita perlu membacanya sebab tanpa membacanya kita tidak akan mengalirkan pengetahuan ke dalam otak. Untuk itu membudayakan membaca buku selalu selaras dengan pepatah ini. Dengan membaca buku, kita bisa mendapatkan beragam pengetahuan yang belum kita ketahui. Sehingga wawasan kita kian bertambah.
Jadi itulah makna buku adalah jendela dunia. Makna tersebut menggambarkan betapa pentingnya buku karena memberikan banyak pengetahuan kepada manusia.
Baca juga : 5 Tujuan Membaca Cepat, Sepele Tapi Penting!
Benarkah Buku Adalah Jendela Dunia?
Selanjutnya yang diulas adalah kebenaran pepatah tersebut. Untuk membuktikan kebenaran bahwa buku adalah jendela dunia, kita harus menemukan fakta-fakta yang mendukung pepatah tersebut. Benarkah buku akan membawa kita pada beragam pengetahuan?
Tak perlu jauh-jauh, mari kita intip pengalaman kita sendiri saat membaca buku. Misalnya, kita sedang belajar untuk mempersiapkan diskusi tentang kesehatan mental di kelas esok hari. Kita membaca sebuah buku yang mengulas topik tersebut. Ketika membaca buku pemahaman kita akan kesehatan mental kian bertambah. Kita akhirnya mengetahui terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, apa yang perlu dilakukan agar kesehatan mental tetap terjaga, dan sebagainya.
Bila berdasarkan pengalaman tokoh tertentu, buku tidak bisa dilepaskan dari keseharian mereka. Siapa saja? Tokoh pertama berasal dari Indonesia yaitu B.J. Habibie. Dalam penjelasan Geralan Literasi Nasional oleh Kemendikbud, B.J. Habibie disebut sebagai sosok yang gemar membaca.
Presiden Republik Indonesia ketiga sekaligus orang pertama yang menciptakan industri pesawat di Indonesia ini sempat menyebut buku adalah cinta pertamanya. Ia dikenal sebagai orang yang membaca buku apa saja seperti ensiklopedia, novel, kamus, dan sebagainya. Lahir di keluarga cukup berada, Habibie memiliki akses untuk mendapatkan buku yang diinginkan. Melalui buku, ia belajar Bahasa Belanda.
Pengalaman Habibie ini menegaskan makna buku adalah jendela dunia. Buku memberikannya pengetahuan tentang Bahasa Belanda hingga akhirnya ia mahir menggunakan bahasa salah satu negara di kawasan Eropa tersebut.
Tokoh Indonesia lain yang gemar membaca buku adalah Maudy Ayunda. Siapa yang tidak mengenal anak muda berprestasi ini? Selain menjadi artis, ia mempunyai rekam jejak pendidikan yang gemilang. Kesuksesannya di bidang pendidikan dan dunia hiburan salah satunya karena ia senang membaca buku.
Pernah mendengar nama Oprah Winfrey, Mark Zuckerberg, Bill Gates, Jeff Bezos, atau Elon Musk? Mereka adalah tokoh dunia yang gemar membaca. Mereka membangun kesuksesan salah satunya dengan membiasakan baca buku.
Dalam ulasan yang diterbitkan oleh Gramedia.com, pendiri Facebook Mark Zuckerberg membiasakan baca buku sekali dalam dua minggu. Ia biasanya membaca buku tentang teknologi, kebudayaan, sejarah, dan kepercayaan.
Kemudian ada Oprah Winfrey. Perempuan yang membawakan acara bincang-bincang The Oprah Winfrey Show selama bertahun-tahun. Oprah tergolong senang membaca buku, menurutnya buku selain memberikan pengetahuan juga jalan menuju kebebasan. Bahkan ia membentuk klub buku sendiri. Adapula sosok Jeff Bezos, pendiri situs Amazon. Ia adalah satu dari sekian tokoh yang gemar membaca buku.
Baca juga : Kata Bijak Membaca Adalah Jendela Dunia
Buku di Tengah Arus Informasi Digital
Makna buku adalah jendela dunia bisa jadi diragukan saat ini. Mengingat internet menyediakan banyak informasi. Baik buku maupun internet sama-sama menyajikan banyak informasi dan pengetahuan. Hanya saja dengan adanya internet, informasi ditampilkan jauh lebih menarik. Sehingga timbul pertanyaan, bagaimana buku di tengah arus informasi digital seperti sekarang?
Ternyata, buku masih menjadi andalan sumber pengetahuan yang akurat. Banyak informasi di internet nyatanya tidak didukung dengan keakuratannya. Bahkan di dunia pendidikan tinggi, buku adalah sumber referensi utama dalam penulisan karya ilmiah. Sumber yang berasal dari internet paling tidak direkomendasikan untuk digunakan. Apabila digunakan maka harus memenuhi kriteria tertentu yang menunjukkan sumber dari internet tersebut memang kredibel.
Era digital juga melahirkan ebook atau buku digital. Ebook dan buku fisik memang memberikan pengetahuan yang sama akuratnya ketimbang sumber informasi dari internet. Akan tetapi adanya ebook sedikit mengubah perilaku manusia dalam membaca buku karena ebook lebih praktis digunakan daripada buku fisik.
Faktanya, buku fisik masih menjadi favorit masyarakat. Tak banyak yang menggunakan ebook. Di antara kelebihan-kelebihan ebook, masyarakat lebih memilih buku fisik. Bahkan generasi milenial memilih buku fisik.
Sebuah lembaga sempat membuat penelitian tentang hal ini di Amerika Serikat dan Inggris. Ingenta melakukan survei kepada responden berusia 18-34 tahun. Hasilnya adalah di tahun 2014, 71 persen responden setidaknya membaca satu buku fisik dan sisanya membaca ebook.
Seorang dokter anak bernama Perri Klass pernah melakukan penelitian penggunaan ebook. Hasilnya ternyata ebook kurang berdampak baik untuk kecerdasan anak. Kemampuan anak dalam memahami teks akan terhambat bila sering membaca ebook ketimbang buku fisik. Selain itu ebook tidak meningkatkan minat baca.
Fakta-fakta ini menunjukkan buku masih bertahan di tengah kencangnya arus informasi di dunia digital. Selama ini dunia digital yang serba mudah cenderung digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan. Apalagi digunakan oleh kaum muda yang lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Namun sebagai sumber pengetahuan yang akurat dan terpercaya, buku adalah jawabannya.
Kontributor : Ana Widiawati