Manajemen Risiko : Pengertian, Jenis, Komponen dan Tahapan

Menguasai manajemen risiko membantu melancarkan usaha bisnis yang sedang kamu rintis. Cocok untuk kamu yang sedang mencari-cari ilmu marketing secara non akademik. 

Berbicara tentang manajemen risiko, ada banyak hal yang wajib kamu pelajari terutama bagi kamu mahasiswa jurusan manajemen.

Selain mempelajari pengertian, penting juga kamu mempelajari tentang jenis, komponen, proses dan contohnya. Karena panjang yang akan dipelajari, langsung saja simak ulasannya sebagai berikut. 

Pengertian Manajemen Risiko Menurut Ahli dan Lembaga

1. Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) 

Menurut BCBS manajemen risiko merupakan metodologi standar dalam penerapan manajemen risiko, khususnya dalam melakukan perhitungan penyediaan modal yang berdasarkan risiko yang dimiliki oleh bank. 

2. Bank Indonesia (BI) 

Berbeda dengan pendapat Bank Indonesia, yang mengacu pada peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2010 mengenai Perubahan atas PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen risiko, terdapat 8 jenis risiko yang wajib dikelola dan dipertimbangkan.

Program Afiliasi

yaitu risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik, risiko kepatuhan, risiko operasional, definisi risiko operasional

3. Hani Handoko 

Menurut handoko, manajemen risiko diambil dari kata manajemen yang memiliki arti sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 

4. H Abbas Salim 

Sedangkan H Abbas Salim mengartikan risiko sebagai kesempatan kerugian atau risk is the chance of less biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu keterbukaan terhadap kerugian. 

5. Zainul Arifin 

Lebih spesifik zainul arifin mengartikan manajemen risiko adalah pengambilan risiko yang rasional dalam keseluruhan proses penanggulangan risiko termasuk risk assessment, sebagaimana tindakan-tindakan untuk membangun dan menerapkan pilihan dan control. 

6. Ferry N. Idroes 

Berbeda dengan pendapat Ferry N. Idroes, yang mendefinisikan manajemen risiko sebagai metode logis dan sistematis untuk membantu dalam mengidentifikasi, menetapkan soulis atau sekedar membantu dalam mengidentifikasi. 

Dari pendapat beberapa tokoh dan lembaga di atas, maka dapat disimpulkan sebagai kemampuan dalam mengelola risiko karena pengelolaan risiko bagian yang paling integral dari proses manajemen perusahaan maupun lembaga.

Bahkan buat kamu yang memiliki usaha kecil-kecilan, menerapkan manajemen risiko bisa membantu membesarkan usaha bisnis kamu juga loh.

Program Afiliasi

Baca juga : 12 Langkah Membangun Bisnis Buku Online Bagi Pemula

Jenis Manajemen Risiko

Setelah mengetahui pengertian manajemen risiko, penting juga memahami jenis-jenisnya. Mengacu pada Ketentuan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2010 ada beberapa jenis manajemen risiko. Berikut ulasannya. 

1. Risiko pasar 

Dikatakan risiko pasar apabila terjadi perubahan faktor pasar. Risiko pasar terjadi karena risiko nilai tukar, risiko ekuitas, risiko suku bunga dan risiko komoditas. Risiko pasar itu sendiri dapat diukur menggunakan lima pendekatan, yaitu dengan sensitivity analysis, stress testing, scenario testing, capital asset pricing model dan value at risk (Marrison, 2002). 

2. Risiko kredit 

Yang dimaksud dengan risiko kredit adalah risiko kerugian yang diakibatkan akibat kelalaian. Sehingga terjadi penurunan kualitas kredit dari si peminjam tersebut. Kelalaian seperti ini banyak disebabkan karena hilangnya kepercayaan dan komitmen dari si peminjam. 

Pendekatan mengukur risiko kredit dapat dilakukan dengan standardized approach dan internal rating based. Standardized Approach lebih sering digunakan untuk menetapkan bobot risiko. Sedangkan Internal Rating Based digunakan untuk menghitung seluruh parameter risiko kredit. 

3. Risiko likuiditas 

Risiko likuiditas dibagi menjadi beberapa kategori, diantaranya adalah risiko likuiditas pasar dan risiko likuiditas pendanaan. Risiko likuiditas pasar terjadi karena bank tidak mampu melakukan offsetting dengan harga pasar. Umumnya disebabkan karena kondisi tidak memadai atau terjadinya gangguan di pasar. Sedangkan likuiditas pendanaan terjadi karena bank tidak bisa mencairkan aset

4. Risiko Hukum 

Adapun yang dimaksud dengan risiko hukum, yaitu risiko yang disebabkan karena aspek yuridisnya lemah.

Baca juga : Studi Kelayakan Bisnis UKM

5. Risiko Reputasi 

adapun yang dimaksud dengan risiko reputasi adalah risiko yang terjadi akibat publikasi negatif yang mempengaruhi citra bank. 

6. Risiko Strategik 

Pada risiko strategik, lebih menekankan pada strategi bank yang kurang tepat. Misalnya, dari pihak internal bank kurang responsif, sehingga menimbulkan pengaruh dan faktor-faktor eksternal lain. 

7. Risiko kepatuhan 

Sesuai dengan namanya, risiko kepatuhan terjadi karena terjadi ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku. 

8. Risiko Operasional 

Risiko operasional muncul akibat terjadi ketidaksamaan dengan risiko pasar dan risiko kredit. Umumnya risiko operasional lebih banyak dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar.  

Dari beberapa jenis manajemen risiko di atas, menunjukan bahwa ada banyak manajemen yang perlu diperhatikan dalam menjalankan sebuah bisnis. 

Komponen Manajemen Risiko 

Ditinjau dari perspektif komponennya, manajemen risiko memiliki beberapa proses komponen. Berikut adalah ulasannya. 

1. Penentuan sasaran

Penentu sasaran atau yang lebih akrab disebut dengan objective setting adalah dasar tujuan operasional yang membantu untuk mengidentifikasi, sekaligus mengelola risiko. Terdapat dua target dalam penentuan sasaran. 

Pertama target objective, yang fokus merealisasikan visi misi yang dibuat. Kedua, activity objective yang fokus menekankan aktivitas kepatuhan, operasional dan pelaporan. 

2. Penilaian risiko 

Penilaian risiko atau risk assessment lebih sering digunakan, karena dapat aplikasikan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi sebuah peristiwa demi melihat apakah ada hubungan pencapaian atau tidak. Analisis pada penilaian risiko dilakukan dengan kecenderungan atau peluang dan dengan besaran dari realisasi risiko. 

3. Aktivitas pengendalian 

Aktivitas pengendalian umumnya sering diterapkan untuk memastikan bahwa risiko dapat dikendalikan. Bentuk aktivitas pengendalian ini biasanya dapat berupa kegiatan seperti mengamankan aset perusahaan, pemisahan fungsi, membuat kebijakan dan prosedur, pengawasan dan informasi dan komunikasi. 

4. Lingkungan internal 

Komponen lingkungan internal adalah sikap manajemen di seluruh tingkatan, mulai dari tingkatan operasi umum hingga tingkatan operasi khusus. 

5. Identifikasi peristiwa

Beda lagi dengan identifikasi peristiwa, yaitu hanya menekankan pada peristiwa potensial saja. tentu saja yang sifatnya memiliki pengaruhi terhadap pencapaian dan strategi yang diselenggarakan perusahaan. 

6. Tanggapan Risiko 

Tanggapan risiko sering digunakan untuk manajemen atau perusahaan untuk keperluan evaluasi. Dari hasil evaluasi yang diperoleh itulah yang akan mempengaruhi respon. Bentuk respon yang mungkin muncul adalah menghindari risiko, mengurangi risiko, memindahkan risiko dan menerima resiko. 

7. Informasi dan Komunikasi 

Berbeda dengan pembahasan yang lain, informasi dan komunikasi menekankan pada identifikasi informasi terhadap pihak-pihak tertentu dan menerapkan komunikasi yang tepat sesuai dengan mereka. 

Terkait dengan komunikasi, cara terbaik menyampaikan komunikasi dapat dilakukan dengan memperhatikan kualitas informasi, arah komunikasi dan alat komunikasi. 

Baca juga : Apa Itu Komunikasi?

8. Pemantauan 

Pemantauan atau monitoring salah satu komponen cukup penting. Pemantauan juga menjadi komponen yang paling mendasar dalam manajemen risiko. 

Ternyata cukup banyak komponen yang perlu diperhatikan ketika hendak melakukan manajemen risiko. Selain beberapa komponen di atas, ada juga proses manajemen risiko, yang akan diulas di bab berikut ini. 

Tahapan dan Proses Manajemen Risiko 

Membicarakan tentang manajemen risiko memang tidak ada habisnya. Karena ada banyak perspektif yang bisa diangkat. Salah satunya proses manajemen risiko. Bagi pebisnis pemula, mungkin ada yang merasa kesulitan, nah berikut pembahasannya. 

1. Identifikasi risiko perusahaan 

Secara praktek, identifikasi risiko perusahaan lebih sering digunakan dengan cara membuat checklist. Adapun metode yang bisa kamu pilih untuk mengidentifikasi risiko. Yaitu bisa dengan melakukan kuesioner analisis risiko, metode laporan keuangan, metode peta aliran dan metode inspeksi langsung ditempat. 

Baca : Contoh dan Jenis Instrumen Penelitian

Jika dari metode di atas ada yang tidak sesuai. Masih ada metode lain yang bisa kamu pilih. Misalnya dengan melakukan interaksi dengan pihak luar, catatan statistic dari kerugian masa lalu dan analisis lingkungan. 

2. Mengukur risiko 

Beberapa perusahaan menggunakan pengukuran risiko bertujuan untuk mengetahui informasi dan data. Apakah data tersebut cocok atau tidak.

Pengukuran risiko dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode sensitivitas, metode volatilitas, berikut penjelasannya. 

a. Metode sensitivitas 

Metode sensitivitas memiliki beberapa variabel, sebagai berikut. 

  1. Risiko suku bunga (mengukur perubahan suku bunga dan kinerja keuangan).
  2. Risiko nilai tukar (Melihat pengaruh perubahan nilai tukar terhadap ekspor korporat dan keuangan)
  3. Resiko pasar 
  4. Resiko kredit 
  5. Risiko likuiditas 

b. Metode volatilitas 

Metode volatilitas adalah menekankan pada kemungkinan besaran ekspektasi hasil. Dimana metode volatilitas dapat dihitung menggunakan standar deviasi misal data historis atau data peramalan. 

3. Pengendalian risiko 

Pengendalian risiko itu sendiri dapat dilakukan dengan cara pengendalian risiko itu sendiri dan dengan pembiayaan risiko. Pengendalian risiko itu sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut. 

  1. Menghindari risiko 
  2. Mengendalikan risiko 
  3. Pemisahan 
  4. Poling atau kombinasi 
  5. Pemindahan risiko 

Itulah beberapa tahap atau proses tentang manajemen risiko. Jika masing-masing pembahasan di atas dijawbarkan secara gamblang, tentu saja tidak akan habis dalam satu artikel. Bahkan diulas dalam satu buku pun sepertinya kurang. 

Penutup

Setelah mempelajari banyak penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa resiko adalah tantangan terburuk yang belum tentu terjadi dan belum tentu bisa ditangani atau tidak. Jika risiko tidak dihadapi dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian bagi usaha itu sendiri. 

Sedangkan manajemen risiko itu sendiri lebih menekan pada proses identifikasi, membentuk strategi, mengukur resiko dan mengolah sumber daya yang tersedia semaksimal dan sebaik mungkin. Agar tidak mengalami risiko yang tidak diinginkan. 

Dengan kata lain, manajemen risiko sebagai strategi manajemen semua wirausaha. Prinsip dan fokus dari manajemen risiko itu sendiri sebagai identifikasi dan cara mengatasi resiko. 

Jika sering menunda masalah dan mengampangkan manajemen risiko, maka akan menumpuk masalah yang sewaktu-waktu masalah itu bisa menjadi bom waktu yang menghancurkan bisnis yang kamu rintis. Tentu hal-hal seperti ini tidak ingin terjadi bukan?

Itulah ulasan tentang manajemen risiko. Dari pembahasan yang panjang lebar di atas, sebenarnya masih banyak penjabaran yang lebih terperinci, terfokus lagi. buat kamu yang ingin mempelajari lebih detail dan spesifik, kamu bisa membaca buku-buku manajemen. 

Jika kamu bingung ingin mencari dimana? Tenang, kamu bisa dapatkan di deepublishstore.com bagaimana dengan harganya? Dijamin ramah kantong, ramah dompet. Buku-bukunya cocok untuk mahasiswa, dosen, atau peneliti. Semuanya bisa dipilih di sana secara lengkap. 

Kamu pun bisa dapatkan secara online. Cocok di masa pandemic yang serba di rumah. Cukup klik, transfer, barang pun akan dikirimkan sampai rumah. (Irukawa Elisa)

Referensi:

  • Pengukuran Risiko Tinjauan Literatur. Diakses pada 27 Februari 2021. (http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/136190-T%2028094-Pengukuran%20risiko-Tinjauan%20literatur.pdf)
  • komponen manajemen risiko. Diakses pada 27 Februari 2021 (https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/komponen-manajemen-risiko/)

Tinggalkan komentar