Kelangkaan dalam ilmu ekonomi memang selalu menarik untuk dibahas. Karena tidak hanya menyasar orang-orang tertentu, tetapi hampir semua masyarakat merasakan dampak dari kelangkaan. Komoditas yang langka pun beragam bentuk.
Misalnya Bahan Bakar Minyak yang mulai langla. Dua puluh tahun lalu masyarakat terbiasa memasak menggunakan minyak tanah. Akibat kelangkaan minyak tanah, akhirnya jumlah penjualan minyak tanah pun perlahan terhapus dan digantikan gas LPG.
Berbicara tentang kelangkaan dalam ilmu ekonomi, ada banyak sekali yang bisa kita fokus ulas. Misal pengertian kelangkaan, faktor penyebab, hubungan kelangkaan terhadap permintaan dan penawaran dan cara mengatasi terjadinya kelangkaan seperti ini seperti apa. Nah, untuk lebih jelasnya, kita simak ulasannya sebagai berikut.
Daftar Isi
Pengertian Kelangkaan Menurut Para Ahli
Kelangkaan pada dasarnya hal yang wajar dalam ilmu ekonomi. Kelangkaan menjadi bagian proses bagaimana manusia menghadapi keterbatasan sumber daya alam yang terbatas.
Ada banyak hal yang menarik tentang kelangkaan, terkadang kelangkaan terjadi bukan karena sumber daya alam terbatas, tetapi bisa juga disebabkan karena terjadi kesenjangan antara kebutuhan manusia dan barang yang dijual belikan.
Scarcity atau kelangkaan menurut para ahli ternyata memiliki pandangan yang berbeda. Langsung saja simak pendapat para ahli berikut.
1. Kemendikbud
Menurut kemendikbud kelangkaan disebut juga dengan scarcity, yaitu terjadinya kesenjangan antara Sumber daya ekonomi dengan jumlah kebutuhan hidup yang terlalu banyak.
Dimana pemicu terjadinya kelangkaan akibat permintaan manusia yang terus bertambah, sementar sumber daya alam hanya mampu memproduksi dalam jumlah terbatas. Adapun dampak yang akan ditimbulkan, yaitu menyebabkan sumber daya yang ada tidak memenuhi permintaan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia.
2. Badudu dan Sutan
Menurut Badudu, kelangkaan merupakan kondisi dimana barang tersebut sulit didapatkan karena terjadi keterbatasan jumlah.
Itulah dua pengertian kelangkaan menurut ahli dan lembaga. Selain memahami pengertian langka, kamu juga wajib tahu faktor penyebab terjadi kelangkaan, yang kita ulas di bawah.
Faktor Penyebab Kelangkaan
Berbicara Tentang Faktor Penyebab Kelangkaan, Tentu Saja Ada Banyak Penyebabnya. Diantaranya Sebagai Berikut.
Rekomendasi Buku Ekonomi
Buku Belajar Microsoft Office (Word, Excel, Powerpoint) 2019 | Buku Ajar Dasar Dasar Akuntansi | Buku Cara Mudah menyusun business plan |
1. Permintaan Meningkat, SDA Terbatas
Faktor penyebab kelangkaan paling klise yang ditemui dilapangan terjadi akibat terjadi permintaan yang besar yang tidak diimbangi dengan sumber daya alam (SDA) yang terbatas. Contoh, pengrajin gerabah sekarang mulai mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku tanah liat atau lempung.
Tanah liat mengandung leburan aluminium (silika) halus dan oksigen. Dimana tanah liat ini terbentuk dalam kurun waktu puluhan tahun bahkan memakan waktu ratusan tahun. Ketika proses produksi gerabah dan permintaan gerabah menaik tajam, maka akan menyebabkan kelangkaan bahan baku tanah liat.
Ketika kelangkaan ini terjadi, maka akan mempengaruhi harga barang dan akan mempengaruhi kadar kualitas pembentukan gerabah itu sendiri. Ketika bahan baku benar-benar tidak tersedia, maka kerajinan gerabah harus berinovasi dengan cara lain agar tetap menghasilkan produk.
2. Perbedaan Geografis
Faktor penyebab kelangkaan yang kedua dapat pula dipengaruhi oleh faktor perbedaan geografis. Salah satu contohnya adalah buah-buahan yang tumbuh subur di daerah tropis. Kita contohkan buah mangga. Di Indonesia manga sangat melimpah. Saking melimpahnya, hampir setiap rumah bisa memiliki pohon mangga. Saat musim panen tiba, banyak pohon mangga yang jatuh terabaikan.
Sementara di Korea, memiliki 4 musim. Dimana pohon mangga sangat sulit kita temukan. Namun di korea akan kita temukan banyak pohon kesemek yang tumbuh subur. Terutama di daerah pedesaan di korea, banyak warga yang menanam buah kesemek. Sama halnya dengan buah mangga, kesemek di Korea saat musim berbuah banyak buah yang jatuh.
Maka tidak heran jika buah mangga atau buah-buahan tropis yang di jual ke korea harganya bisa sangat mahal. Berlaku juga sebaliknya. Dimana mahalnya buah bukan semata karena beban impor-ekspor, tetapi karena ketersediaan Negara tersebut juga tidak. Misal pun ada, harus perlu perlakuan khusus (di greenhouse) dan kualitas rasa pun juga akan berbeda.
3. Manusia Memiliki Sifat Serakah
Faktor penyebab kelangkaan yang ketiga karena faktor sifat keserakahan manusia. Sudah menjadi rahasia umum jika manusia memiliki banyak keinginan dan kebutuhan. Keinginan manusia tidak akan pernah ada habis dan tidak akan pernah berhenti.
Analogi sederhana, ketika belum memiliki kendaraan, ingin memiliki sepeda ontel. Setelah memiliki sepeda ontel, menginginkan sepeda motor. Sampai di sini ternyata juga belum puas, dan memiliki keinginan lebih tinggi yaitu memiliki mobil. Setelah memiliki mobil, ingin membeli mobil paling mahal. Begitu seterusnya.
Sifat keserakahan manusia ini ternyata menjadi salah satu contoh penyebab kelangkaan barang. Terutama untuk barang-barang yang dibuat dari bahan baku yang ketersediaannya terbatas.
Contoh, fenomena tas terbuat dari kulit binatang yang harganya dibandrol dengan harga selangit. Meskipun mahal selangit, ternyata ada juga yang berebut membelinya. Sampai-sampai terjadi perburuan kulit hewan secara ilegal. Sehingga menyebabkan beberapa spesies yang dilindungi mengalami kepunahan.
4. Pertambahan Jumlah Penduduk
Faktor penyebab kelangkaan yang klise dan lajunya tidak bisa dikendalikan adalah terjadinya pertumbuhan jumlah penduduk. Kita tahu bahwasanya Indonesia salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk yang paling banyak.
Salah satu pemicu pertambahan penduduk yang tinggi adalah angka kelahiran yang fantastis. Didukung oleh faktor pernikahan dini dan kesadaran masyarakat yang rendah terkait program keluarga berencana.
Tinggi jumlah penduduk, tentu saja akan memengaruhi permintaan barang dan jasa. Sementara barang/jasa yang dihasilkan oleh alam setiap hari mengalami penyempitan lahan akibat pembangunan rumah, dampak dari pertumbuhan penduduk yang membutuhkan tempat tinggal.
5. Persediaan Sumber Daya Alam Terbatas
Masih melanjutkan nomor 4. Ketika lahan semakin sempit, maka secara otomatis sumber daya alam pun akan mengalami keterbatasan. Bahkan, ketahanan pangan pertanian pun jika jumlah penduduk lebih cepat juga akan terancam.
Padahal salah satu kekuatan ekonomi lokal dan ketahanan pangan masyarakat yang sehat ditentukan dari sumber pangan yang dikonsumsi. Misalnya dari hasil sayur mayur yang sehat. Jika jumlah penduduk terus bertambah, maka tidak heran jika beberapa puluh tahun yang akan datang, stok persediaan pangan mungkin saja juga akan mengalami keterbatasan.
6. Bencana Alam
Faktor penyebab kelangkaan yang lain bisa juga disebabkan oleh bencana alam. Misal terjadi bencana alam gempa bumi dahsyat disertai dengan tsunami. Maka di area pesisir pantai, yang terdampak tsunami akan mengalami kelangkaan air bersih, sumber makanan seperti sayur mayur dan toko-toko mini market pun juga hilang tersapu ombak.
7. Keterbatasan Kemampuan Produksi
Faktor penyebab kelangkaan yang terakhir dipengaruhi oleh keterbatasan kemampuan dalam memproduksi barang atau jasa. Nah, ini mungkin saja terjadi akibat permintaan pasar yang terlampau tinggi. Sementara kemampuan produksi terbatas.
Salah satu contohnya kasus covid-19. Sebelum virus menjangkit di Indonesia, harga dan permintaan masker hanya untuk kalangan medis saja. Namun setelah corona datang, permintaan masker melonjak tajam. Sehingga sempat mengalami kelangkaan. Pihak pabrik pun kewalahan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Sehingga menimbulkan harga masker meroket tajam.
Itulah beberapa faktor penyebab kelangkaan. Jika ditinjau lebih jauh lagi, ada banyak faktor penyebab lain.
Rekomendasi Buku Ekonomi
Buku Ekonomi Pembangunan (Teori dan… | Buku Ekonomi Lingkungan | Buku Ekonomi Mikro Analisis dan Pendekatan Praktis |
Hubungan Kelangkaan Dengan Permintaan Dan Penawaran
Setelah mengetahui pengertian dan faktor penyebab kelangkaan, barangkali ada diantara kamu yang penasaran, apa sih hubungan kelangkaan dengan permintaan penawaran?
Hubungan Kelangkaan Dengan Permintaan Dan Penawaran adalah teori yang menjelaskan tentang interaksi penjual dengan pembeli atau konsumen. Dimana hal ini sangat erat kaitannya dengan hukum permintaan Dan Penawaran.
Ketika permintaan naik dan akhirnya menimbulkan kelangkaan barang. Maka akan mempengaruhi harga barang menjadi naik. Berlaku sebaliknya, apabila terjadi lesunya permintaan barang, maka harga akan turun.
Akan terjadi keseimbangan kembali apabila faktor penghambat mampu teratasi. Namun jika faktor penghambatnya dipengaruhi oleh sumber daya alam, umumnya akan sulit mencapai keseimbangan.
Apabila faktor penghambatnya dipengaruhi oleh kendala teknis, maka harga keseimbangan dapat segera disepakati. Contoh faktor penghambat kendala teknis adalah kasus covid-19 yang mengharuskan masyarakat dari Sabang sampai merauke gerak geriknya dibatasi.
Sehingga mempengaruhi proses distribusi barang ataupun jasa. Padahal permintaan pasar atau kebutuhan masyarakat terus meningkat.
Adapun dampak kelangkaan permintaan dan penawaran bagi masyarakat/konsumen, yaitu berpengaruh pada kesanggupan atau tidaknya terhadap barang tersebut. Bagi masyarakat yang pas-pas san, tidak mampu memenuhi penawaran yang tinggi, berlaku sebaliknya.
Sementara bagi para investor, ekonom dan pengusaha menjadi tantangan tersendiri. Tidak hanya itu, mereka pastinya mendapatkan keuntungan lebih tinggi daripada biasanya.
Pahami lebih jauh tentang penawaran dan permintaan pada artikel berikut ini.
5 Cara Mengatasi Kelangkaan
Setiap permasalahan yang muncul, diupayakan untuk menemukan jalan keluarnya. Ketika terjadi kelangkaan barang, pasti ada solusi untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi. Lalu apa saja yang harus diatasi? Diantaranya sebagai berikut.
1. Menghemat Bahan Baku Dari SDA
Cara mengatasi kelangkaan yang pertama, jika tahu sumber masalahnya mengalami keterbatasan bahan baku yang semakin menipis. Maka solusinya dengan menghemat bahan baku. Kemudian mencari alternatif lain yang sekiranya sumber daya alamnya masih menyediakan.
2. Menyusun Skala Prioritas
Agar tidak terjadi kelangkaan dalam jangka panjang, maka butuh skala prioritas. Ternyata penyusunan skala prioritas tidak hanya dibuat untuk produsen saja loh, termasuk juga dengan konsumen. Jika konteksnya untuk produsen, maka seorang produsen perlu membuat skala prioritas produk.
Misal, produk diprioritaskan untuk masyarakat kelas menengah kebawah atau kelas menengah ke atas.
Sementara untuk konsumen, skala prioritas lebih menekankan pada tingkat manfaat produk itu sendiri. Jika sekiranya produk hanya bersifat kebutuhan tersier, dapat ditunda sementara waktu, dan memprioritaskan kebutuhan sekunder.
3. Menjaga Kekayaan Alam
Karena kelangkaan umumnya terjadi akibat eksploitasi alam, maka cara mengatasi kelangkaan dapat dilakukan dengan cara menjaga kekayaan alam yang ada disekitar. Lalu siapa yang seharusnya menjaga kekayaan alam? Tentu saja seluruh warga Negara Indonesia.
Sumber daya alam (SDA) pada dasarnya tidak dimiliki oleh perseorangan maupun individu. Melainkan milik bersama. Kontroversi yang terjadi, terkadang ada pihak yang mengeksploitasi itu untuk kepentingannya sendiri. Sebagai masyarakat sekitar pun memiliki tanggung jawab mengontrol kegiatan yang mengarah ke hal-hal penyalahgunaan sumber daya alam.
4. Fokus Pada Alternatif Sumber Daya Penganti
Karena banyak kerusakan akibat keserakahan manusia terhadap Sumber Kekayaan Alam, maka penting sekali memikirkan sumber daya pengganti. Memang cara ini dibutuhkan tenaga, pikiran dan uji coba untuk menguji kualitas agar tidak mengurangi nilai dari produk/barang yang sudah ada sebelumnya.
Contoh, kelangkaan bahan bakar kendaraan. Bisa diganti dengan memanfaatkan sampah plastic yang disuling, kemudian hasil sulingannya dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Sayangnya untuk menemukan bahan pengganti tidaklah mudah.
5. Meningkatkan Sumber Daya Manusia
Apabila terjadinya kelangkaan disebabkan oleh tenaga produksi dan tenaga distribusi. Maka cara mengatasi kelangkaan dapat dilakukan dengan menambah sumber daya manusianya. Setidaknya cara ini mampu mengejar permintaan konsumen yang banyak.
Itulah beberapa cara mengatasi kelangkaan. Sebenarnya ada banyak cara untuk mengatasi segala permasalahan yang terjadi di lapangan.
Dampak Kelangkaan
Ternyata ada banyak dampak kelangkaan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi jika barang yang langkah tersebut adalah barang-barang yang bersifat kebutuhan yang penting. Penasaran apa saja? Simak ulasannya sebagai berikut.
1. Meningkatkan angka pengangguran
Dampak pertama apabila terjadi dalam waktu lama, akan dapat menimbulkan angka pengangguran. Contoh kasus, karena pengaruh terjadinya ketidaklancaran distribusi kebutuhan. Maka para pedagang yang akan merasakan betul. Mereka mengalami kerugian. Akibat kerugian tersebut, akhirnya memaksa mereka memecat karyawan karena tidak mampu membayar hak gaji.
2. Harga mengalami kenaikan
Dampak yang lain, tentu saja akan berpengaruh pada kenaikan harga. Umumnya, barang-barang langka akan dijual dengan harga dua kali lipat, atau bahkan 10 kali lipat dari harga umumnya. Contohnya masker. Saat terjadi ledakan korban covid-19, masker diburu hingga habis. Dampaknya, harga pun naik sangat mahal.
3. Terjadi kriminalitas
Dampak kelangkaan, bagi masyarakat bawah, tentu ini ujian yang berat. Apalagi jika barang tersebut barang yang harus dimiliki atau barang yang bersifat kebutuhan pokok. Bentuk kriminalitas pun beragam bentuk. Ada yang berbentuk menampung barang secara ilegal, perampokan dan masih banyak lagi.
4. Angka Kemiskinan Meningkat
Dampak terakhir, angka kemiskinan mengalami peningkatan. Tingginya angka kemiskinan dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bisa jadi karena dampak angka pengangguran tinggi, peluang kerja terbatas, padahal kebutuhan pokok harus terpenuhi, dan bisa juga dipengaruhi oleh faktor tingginya harga yang melambung terlalu tinggi.
Dari keempat dampak di atas, sebenarnya hanya sebagian kecil saja. Pada realita di lapangan, ada lebih banyak lagi dampak yang dirasakan. Misalnya untuk memberi barang tersebut, harus merelakan waktu dan tenaga. Jika biasanya mungkin saja bisa dibeli di warung terdekat.
Namun semenjak terjadi kelangkaan, harus diperoleh di agen langsung, atau harus mencari informasi tempat yang menjual barang-barang tersebut.
Ternyata permasalahan kelangkaan mampu mengubah sikap dan perilaku masyarakat. Contohnya, saat minyak tanah mengalami kelangkaan, maka masyarakat yang biasa memasak menggunakan minyak tanah terpaksa harus berganti menggunakan tabung gas LPG.
Dari contoh ini maka secara tidak langsung kelangkaan mampu mengubah kebiasaan masyarakat menjadi kebiasaan baru. Selangkapnya, banyak masalah sosial yang muncul, dapat kalian baca pada artikel Masalah Sosial dan Contoh
Kesimpulan dari ulasan di atas, ada satu pelajaran yang bisa kita garis bawahi. Bahwasanya hidup manusia itu dari waktu ke waktu bersifat dinamis dan selalu berubah-ubah. Setiap peradaban atau setiap masa pemerintahan pasti ada sesuatu hal baru yang tidak pernah kita rasakan sebelum-sebelumnya.
Itulah beberapa ulasan tentang kelangkaan. Semoga sedikit ulasan ini semakin membukakan cara pandang kita dalam menyikapi. (Irukawa Elisa)
Baca juga artikel terkait berikut tentang kelangkaan atau ilmu ekonomi lainnya.
Rekomendasi Buku Pemasaran
Buku Strategi Manajemen Pemasaran di Era Digital | Buku Pemasaran Kreatif untuk Segala Bisnis | Buku Referensi Strategi Pemasaran 5.0 |
Dapatkan Buku-Buku Psikologi Lainnya di Buku Pemasaran
Referensi
Abidin, ikhan. 2000. Masa Depan Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Kardoyo & Nurkhin, Ahmad. 2017. Kebutuhan Manusia, Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Diakses pada 01 Januari 2022 https://fkip.unri.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/bahan-Ajar-Ekonomi.pdf