Apakah kamu pernah mendengar istilah korelasi? Istilah ini sering terdengar dalam bidang statistik dan penelitian. Korelasi menunjukkan hubungan linear di antara dua variabel atau lebih. Bahkan, korelasi dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata, kebanyakan peristiwa dalam kehidupan kita saling berkorelasi atau berkaitan.
Perhitungan korelasi sering diaplikasikan dalam banyak penelitian. Tujuannya adalah untuk memahami hubungan antara dua variabel atau lebih. Saat menggunakan teknik analisis korelasi, setidaknya harus ada dua variabel yang dikorelasikan. Melalui artikel kali ini, kami akan membahas tentang korelasi mulai dari pengertiannya sampai contohnya.
Daftar Isi
Pengertian Korelasi
Istilah korelasi berasal dari kata correlation yang mempunyai makna hubungan timbal-balik atau saling berhubungan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian korelasi adalah hubungan sebab akibat atau timbal balik.
Korelasi memiliki tujuan untuk mencari tahu seberapa kuat dan sejauh mana hubungan antara dua variabel atau lebih. Dua variabel atau lebih yang mengalami perubahan yang sama maupun berlawanan bisa dikatakan berkorelasi. Variabel-variabel ini berubah bersama-sama sehingga sewaktu satu variabel berubah maka variabel lainnya juga ikut berubah.
Data yang dianalisis menggunakan teknik korelasi harus bersifat kuantitatif. Jika data yang akan dianalisis merupakan data kualitatif, maka perlu diubah terlebih menjadi data kuantitatif dengan menggunakan scoring. Salah satu caranya ialah dengan memakai skala likert.
Korelasi memakai koefisien korelasi untuk menunjukkan hubungan variabel dalam angka. Umumnya, koefisien korelasi ditandai dengan lambang berupa simbol r atau R dan nilainya berkisar antara -1 sampai +1. Besar kecilnya koefisien korelasi hanya menjelaskan hubungan linear antarvariabel dan tidak menjelaskan hubungan sebab akibatnya. Berikut ini merupakan kriteria angka koefisien korelasi.
- Semakin dekat skornya dengan angka 0, maka semakin lemah hubungan atau korelasinya.
- Semakin dekat skornya dengan angka 1, maka semakin kuat hubungan atau korelasinya.
- Jika nilainya menunjukkan angka 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan atau korelasi yang positif.
- Apabila skornya menunjukkan angka -1, maka kedua variabel memiliki hubungan atau korelasi yang negatif.
- Apabila skornya menunjukkan angka 0, maka kedua variabel tidak memiliki hubungan atau korelasi.
Jenis-Jenis Korelasi
Berikut ini adalah jenis korelasi yang perlu kamu ketahui:
1. Korelasi Sederhana
Korelasi sederhana merupakan teknik statistik yang dipakai untuk mengukur kaitan antara dua variabel, apakah hubungannya erat, lemah, atau tidak erat.
Sesuai dengan namanya, korelasi ini merupakan teknik yang sederhana karena hanya ada dua variabel yang dianalisis. Korelasi sederhana sering digunakan dalam penelitian survei.
a. Korelasi Pearson (Pearson Correlation atau Product Moment)
Istilah Korelasi Pearson diperoleh dari nama orang yang mengembangkannya, yaitu Karl Pearson. Dalam statistik, korelasi sederhana ini umum digunakan dan hanya melibatkan satu variabel bebas dan satu variabel terikat.
Korelasi pearson atau korelasi product moment biasanya dipakai untuk data kontinu dan data diskrit dengan skala interval atau rasio. Variabel berskala interval adalah variabel yang diperoleh dari hasil pengukuran dan dapat dinyatakan dalam skor sehingga termasuk dalam data kuantitatif. Contohnya adalah penghasilan, nilai akhir semester, dan sebagainya.
Teknik ini cocok diterapkan untuk data dengan jumlah yang besar. Kedua variabel mengalami penurunan dan peningkatan secara bersamaan dalam laju yang konstan. Ada empat cara dalam menghitung koefisien pada korelasi jenis ini, yaitu dengan memakai scatter diagram, skor deviasi, standar deviasi, dan skor kasar.
b. Korelasi Spearman (Spearman Correlation)
Korelasi ini lebih cocok diaplikasikan untuk data sampel kecil dengan skala ordinal. Variabel berskala ordinal adalah variabel yang disusun berdasarkan jenjang atau tingkatan tertentu. Contohnya, peringkat kelas, tingkat pendidikan, dan sebagainya.
Penerapan korelasi ini dilakukan dengan cara melakukan penghitungan ranking data terlebih dahulu. Metode korelasi ini ditemukan oleh Carl Spearman.
c. Korelasi Kendall’s Tau (Kendall’s Tau Correlation)
Korelasi Kendall’s Tau bisa diterapkan pada data kontinu dan data ordinal. Teknik ini didasarkan pada nilai ranking setiap variabel.
Korelasi Spearman dan Korelasi Pearson merupakan teknik yang populer dan paling banyak dipakai dalam penelitian. Selain itu, masih ada beberapa teknik korelasi lainnya yang meliputi Wilson, Somer, Goodman-Kruskal, Phi Coefficient, dan Chi-Square. Korelasi Chi-Square diterapkan untuk data dengan skala nominal.
2. Korelasi Parsial
Korelasi parsial adalah teknik yang dipakai untuk mengukur hubungan antara dua variabel yang dikontrol oleh variabel yang lain. Korelasi parsial menggunakan data dengan skala interval atau rasio.
3. Korelasi Berganda
Korelasi berganda merupakan teknik atau metode yang dipakai untuk mengukur hubungan antara satu variabel dependen (terikat) dengan dua atau lebih variabel independen (bebas).
Berkebalikan dengan korelasi sederhana, setidaknya ada tiga variabel yang diamati dalam korelasi berganda. Koefisien korelasi pada korelasi berganda ditandai dengan simbol R.
Baca Juga:
- Alur Cerita Adalah: Pengertian, Tahapan, Jenis dan Contoh
- Pengertian Ide Pokok: Ciri-Ciri, Cara Menentukan dan Contoh
- Review Jurnal: Contoh dan 6 Cara Membuat Step by Step
- Validasi Data Penelitian: Pengertian, Jenis dan Contoh
Bentuk Korelasi
Berikut ini adalah bentuk-bentuk korelasi, antara lain:
1. Korelasi Positif
Korelasi yang menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih yang bergerak berbanding lurus atau searah disebut korelasi positif. Apabila salah satu variabel mengalami peningkatan, maka variabel lainnya juga meningkat. Jika salah satu variabel menurun, yang lainnya juga menurun. Jadi, korelasi positif dapat menunjukkan hubungan sebab akibat antara dua variabel.
Keeratan hubungan antara dua variabel dapat dilihat dari diagram pencar (scatter plot). Hubungan yang erat dan positif ditandai dengan pola trend naik. Contoh korelasi positif adalah berat badan dan tinggi badan. Orang yang lebih tinggi biasanya memiliki tubuh yang lebih berat.
2. Korelasi Negatif
Korelasi negatif adalah hubungan antara dua variabel yang bergerak ke arah yang berlawanan (tidak searah). Korelasi ini berbanding terbalik dengan korelasi positif. Sewaktu terjadi peningkatan satu variabel, variabel lainnya mengalami penurunan.
Pada korelasi negatif, diagramnya membentuk pola trend menurun. Contoh korelasi negatif, yaitu hubungan antara suhu dan ketinggian di atas permukaan laut.
3. Korelasi Nol (Zero Correlation)
Korelasi nol merupakan korelasi yang menunjukkan tidak adanya hubungan linear atau korelasi antara dua variabel. Korelasi nol ditandai dengan diagram yang menunjukkan pola acak atau random.
Setiap variabel dengan korelasi nol bergerak sendiri-sendiri tanpa memberikan pengaruh terhadap satu sama lain. Contoh korelasi nol adalah tidak ada hubungan antara jumlah jus yang dikonsumsi dengan tingkat kecerdasan seseorang.
4. Korelasi Sempurna
Suatu hubungan dapat dikatakan sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna jika koefisien korelasi memiliki nilai +1. Artinya, sebuah variabel mempengaruhi variabel lainnya secara sempurna. Ketika menerapkan korelasi sempurna, kamu tidak perlu melakukan pengujian hipotesis.
Contoh Korelasi
Berikut ini adalah beberapa contoh korelasi.
1. Contoh Korelasi Positif
Contoh korelasi positif adalah total penjualan es krim dengan suhu. Ketika suhu tinggi atau cuaca panas, biasanya banyak orang yang membeli es krim. Sehingga, penjualan es krim lebih tinggi ketika cuaca panas daripada cuaca dingin.
Contoh lainnya adalah hubungan atau korelasi antara produksi padi dan luas lahan sawah. Bertambahnya luas lahan sawah akan diikuti dengan meningkatnya jumlah produksi padi.
2. Contoh Korelasi Negatif
Contoh korelasi negatif adalah hubungan antara harga barang elektronik dengan tingkat permintaan terhadap barang tersebut. Apabila harga barang elektronik meningkat, maka permintaan barang elektronik akan berkurang atau menurun.
Contoh lainnya adalah hubungan antara produksi padi dengan harga padi. Jika produksi padi meningkat secara signifikan, maka akan terjadi penurunan harga padi. Namun, apabila produksi padi menurun, maka akan terjadi kenaikan harga padi.
3. Contoh Korelasi Nol
Contoh korelasi nol adalah jumlah kopi yang diminum seseorang dan tingkat kecerdasan seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah kopi yang diminum seseorang dengan tingkat kecerdasannya.
Kedua variabel tersebut tidak memiliki hubungan atau korelasi sama sekali sehingga dapat disebut sebagai hasil analisis tidak berkorelasi.
Kesimpulan
Demikian artikel dari Deepublish Store tentang pengertian, macam-macam, bentuk, dan contoh korelasi. Korelasi menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang memiliki sifat kuantitatif.
Penerapan teknik korelasi harus disesuaikan dengan jumlah variabel, skala data, dan sebagainya. Pemilihan teknik yang tepat akan memberikan hasil analisis yang tepat juga.