Pengertian Pluralisme: Macam, Dampak dan Contoh

Indonesia dikenal sebagai negara pluralisme. Nah, apa itu pluralisme? Pahami dalam artikel ini mengenai pengertian, macam, dampak positif dan negatif serta contoh pluralisme itu sendiri.

Indonesia terdiri dari banyak suku, ras, budaya, agama dan sebagainya. Banyaknya perbedaan dan keberagaman atau pluralitas di Indonesia, maka ada semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Semboyan ini menggambarkan adanya keberagaman dan perbedaan di Indonesia, tetapi masyarakatnya tetap menjadi satu. Tapi, Anda mungkin belum terlalu paham lebih rinci mengenai pluralisme, macam-macamnya, dampaknya hingga perilaku pluralisme.

Pengertian Pluralisme

Apa itu pluralisme? Menurut wikipedia, Istilah ini juga bisa dikenal sebagai pluralisme, yang terdiri dari dua kata yakni plural (beragam) dan isme (paham) sehingga memiliki arti paham atas keberagaman.

Secara umum, pluralisme adalah sebuah paham yang menghargai adanya perbedaan di tengah kehidupan masyarakat dan mengizinkan kelompok berbeda itu tetap menjaga budayanya sebagai ciri khas.

Affiliate Buku

Pengertian pluralisme juga bisa diartikan sebagai kesediaan menerima keberagaman untuk hidup toleran pada tatanan masyarakat yang berbeda suku, golongan, agama, adat dan pandangan hidup.

Pluralisme mengimplikasikan tindakan yang fokus pada pengakuan kebebasan beragama, kebebasan berpikir atau mencari informasi, sehingga seseorang atau suatu kelompok butuh kematangan kepribadian mereka untuk mencapai pluralisme.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pluralisme adalah keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dalam sistem sosial dan politiknya), berbagai kebudayaan yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat.

Sedangkan, menurut Webster’s Revised Unabridged Dictionary, pluralisme meliputi:

  1. Hasil atau keadaan menjadi plural.
  2. Keadaan seorang pluralis, yang memiliki lebih dari satu keyakinan.

Pengertian Pluralisme Menurut Para Ahli

gambar pluralisme

Adapun pengertian pluralisme menurut para ahli yang memiliki pandangan berbeda-beda.

1. Gerald O’Collins & Edward G. Farrugia

Pengertian pluralisme menurut Gerald O’Collins & Edward G. Farrugia, yakni cara pandang fisiologis yang tidak menggambarkan semua pada prinsip atau keyakinan pribadi. Tapi, ketersediaan untuk menerima berbagai macam keragaman yang ada. Ruang lingkup pluralisme di antaranya politik, budaya dan agama.

2. Anton M. Moeliono

Anton M. Moeliono berpendapat pengertian pluralisme adalah sesuatu yang memberi makna jamak atau ganda dari segi kebudayaan yang berbeda dalam masyarakat. Rasa hormat terhadap nilai kebudayaan lain dan sikap saling menghargai  adalah dasar terciptanya pluralisme.

3. Syamsul Ma’arif

Reseller Buku

Menurut Syamsul Ma’arif, pengertian pluralisme adalah suatu sikap saling memahami dan menghormati adanya perbedaan demi tercapainya kerukunan antar umat beragama.

4. Santrock

Santrock menyatakan pengertian pluralisme adalah penerimaan tiap individu yang berpendapat bahwa perbedaan budaya harus dipertahankan dan dihargai keberadaannya.

5. Webster

Pengertian pluralisme menurut Webster, yakni keadaan sosial yang hadir dalam beragam etnis, agama, ras dan etnis yang mempertahankan tradisi berpartisipasi dalam masyarakat. Kemudian, kondisi ini menciptakan sebuah pola masyarakat yang hidup saling berdampingan dalam keberagaman yang ada.

Macam-macam Pluralisme

Jenis-jenis pluralisme terbagi menjadi beberapa macam, antara lain:

1. Pluralisme Budaya

Pluralisme budaya adalah kondisi budaya yang majemuk, yang mana istilah ini digunakan untuk menggambarkan penerimaan budaya alternatif. Maksudnya, orang-orang hidup bersama dengan saling toleransi terhadap budaya orang lain yang berbeda-beda agar tercapai pluralitas.

Karena, sering sekali keberagaman budaya ini menyebabkan konflik. Hal ini disebabkan oleh munculnya persaingan, sikap egosentrisme dan primordialisme yang mengklaim bahwa kebudayaan mereka paling terbaik dibandingkan budaya lain.

2. Pluralisme Agama

Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang memiliki makna luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama yang berbeda dan digunakan dalam cara yang berbeda-beda.

Pluralitas agama ini mengingatkan bahwa semua keyakinan itu sama, karena kebenaran setiap agama adalah relatif. Karena itu, setiap umat beragama tak boleh mengklaim bahwa keyakinan yang dianutnya paling benar dan lainnya salah.

Promo Buku

Selain itu, keberagaman agama dalam masyarakat ini menjadikan hidup lebih berwarna. Keberagaman ini juga bisa diimbangi dengan sikap toleransi. Tanpa sikap toleransi, keberagaman agama ini bisa mengakibatkan perpecahan maupun konflik dalam masyarakat.

Seperti yang kita tahu, di Indonesia ada 6 agama yang diakui oleh pemerintah, yakni islam, Kristen, katolik, hindu, budha dan konghucu. Setiap warga negara Indonesia berhak memeluk salah satu dari keenam agama tersebut.

3. Pluralisme Sosial

Pluralisme sosial adalah sebuah paham yang menerima keberagaman berupa sikap saling menghormati dalam interaksi sosial yang terjadi antar individu atau kelompok pada sebuah tatanan sosial.

Dalam kehidupan bersosial, pluralisme akan tercapai bila masyarakat saling hidup berdampingan dan menunjukkan sikap menghargai maupun menghormati dengan orang lainnya.

4. Pluralisme Ilmu Pengetahuan

Pluralisme ilmu pengetahuan adalah keanekaragaman ilmu yang menjadi faktor utama pertumbuhan ilmu pengetahuan. Banyaknya teori yang bermunculan, tapi belum bisa dibuktikan kebenarannya ini merupakan bentuk kebebasan berpikir ilmiah sehingga bisa disimpulkan bahwa ekonomi sosial termasuk bagian dari pluralisme ilmu pengetahuan.

Adanya pluralitas ilmu pengetahuan ini bisa memperlihatkan hak individu dalam mengambil keputusan atas suatu kebenaran yang bersifat menyeluruh atau universal bagi setiap individu.

5. Pluralisme Media

Pluralisme media adalah keberagaman teknologi untuk membantu orang-orang komunikasi, baik dalam jarak jauh maupun jarak dekat. Karena, media salah satu sarana penyampaian informasi dan diakui keberadaannya. Ada pula beragam media yang bisa digunakan untuk menyampaikan pendapat.

Adanya pluralisme dalam kehidupan bermasyarakat pastinya bisa memberikan dampak positif dan negatif. Berikut ini, dampak positif dan dampak negatif pluralisme yang harus dipahami.

Dampak Positif Pluralisme

Pluralisme bisa memberikan dampak positif untuk kehidupan masyarakat yang tenang dan damai, antara lain:

1. Memahami perbedaan

Perbedaan adalah keadaan, sifat dan karakter yang telah diciptakan oleh Tuhan supaya manusia saling mengenal, berinteraksi, saling memahami dan memberi manfaat satu sama lain.

Jika seseorang memahami adanya keberagaman atau pluralisme, maka sikap ini akan menciptakan lingkungan yang tenang, damai dan saling tolong-menolong karena orang-orang mau memahami perbedaan yang ada dalam masyarakat.

2. Masyarakat lebih modern

Modern biasanya merujuk pada sesuatu yang terkini, baru dan semacamnya. Modern bisa merujuk pada zaman maupun gaya yang sifatnya terbaru.

Jika setiap orang memahami adanya keberagaman atau pluralitas, sikap ini akan membentuk masyarakat yang lebih modern maupun berpikir lebih maju.

3. Meningkatkan pendapatan negara

Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan negara terdiri atas penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak dan penerimaan hibah.

Adanya pluralitas dan masyarakat yang saling menghargai serta menghormati, hal ini akan membantu meningkatkan pendapatan negara. Masyarakat yang berbeda-beda itu mungkin akan memanfaat pluralitas ini sebagai sumber pendapatan atau semacamnya.

4. Meningkatkan daya tarik turis

Daya tarik adalah kualitas yang menyebabkan minat, keinginan atau tarikan pada seseorang atau sesuatu. Daya tarik bisa dihasilkan dari rangsangan visual.

Pluralitas atau keberagaman budaya, suku dan ras yang ada di Indonesia justru bisa menjadi daya tarik turis untuk berwisata. Keberagaman ini juga bisa menjadi ciri khas suatu wilayah yang akan dikenal oleh wisatawan asing. Pada akhirnya, hal ini bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat maupun negara.

Dampak Negatif Pluralitas

Pluralitas bisa memberikan dampak negatif berupa konflik di tengah kehidupan masyarakat, antara lain:

1. Menimbulkan persaingan

Persaingan adalah suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan atau kemenangan. Persaingan bisa terjadi bila ada beberapa pihak yang menginginkan sesuatu supaya menjadi pusat perhatian umum.

Karena ada keberagaman suku, ras, agama dan budaya di Indonesia, hal ini bisa menimbulkan persaingan di tengah masyarakat. Mereka mungkin berlomba-lomba dan mengklaim budaya maupun keyakinannya paling benar supaya menjadi panutan maupun pusat perhatian.

Akibatnya, kondisi ini bisa menimbulkan perpecahan atau pertikaian karena toleransi orang-orang yang kurang terhadap perbedaan ras, suku, budaya dan agama.

2. Menimbulkan rasa egois

Egois adalah sifat selalu memprioritaskan keinginan dan kebutuhan sendiri di atas kebutuhan dan keinginan orang lain. Karena rasa ingin menang atau menjadi pusat perhatian umum di tengah keberagaman, hal ini bisa menimbulkan rasa egois untuk mementingkan diri sendiri.

3. Menimbulkan gesekan sosial

Gesekan sosial bisa dikatakan sebagai pertikaian yang muncul akibat konflik mengenai pluralitas yang ada, baik pluralitas agama, budaya, sosial dan lainnya. Orang dengan keyakinan atau kebudayaan yang berbeda dengan lainnya tidak bisa saling toleransi sehingga sulit untuk bersatu.

4. Menimbulkan sikap individualisme

Individualisme adalah satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri. Orang yang individualis akan melanjutkan pencapaian dan kehendak pribadi.

Mereka cenderung menentang intervensi dari masyarakat, negara dan setiap badan atau kelompok atas pilihan pribadinya

Karena mereka hanya mementingkan dirinya sendiri, maka adanya keberagaman atau pluralitas akan membentuk seseorang yang individualis dan cenderung tidak menerima atau mengakui perbedaan tersebut.

Perilaku Pluralisme

Secara umum, masyarakat akan mengalami perubahan perilaku terhadap pluralisme yang terbagi menjadi 3 bentuk, antara lain:

1. Afektif

Afektif adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap, watak, perilaku, minat, emosi dan nilai yang ada pada setiap individu. Menurut beberapa ahli, afektif ini erat kaitannya dengan kognitif.

Kaitannya dengan perubahan perilaku masyarakat terhadap pluralitas, afektif merupakan perubahan perilaku yang timbul dari perilaku kehidupan di lingkungan masyarakat.

2. Kognitif

Kognitif adalah proses otak yang mendasari banyak aktivitas sehari-hari dalam kesehatan dan penyakit sepanjang rentang usia. Kognitif juga memiliki fungsi penting untuk kehidupan sehari-hari yang mengatur perilaku dan tindakan.

Kaitannya dengan perubahan perilaku masyarakat terhadap pluralitas, kognitif adalah perubahan perilaku yang berdasarkan pola pikir. Jadi, sikap yang ditunjukkan seseorang terhadap pluralitas ini sesuai dengan pola pikirnya.

3. Psikomotorik

Psikomotorik salah satu ranah yang menilai keterampilan atau kemampuan seseorang melakukan sesuatu setelah setelah menerima pembelajaran pada bidang tertentu. 

Kaitannya dengan perubahan perilaku masyarakat terhadap pluralitas, perubahan perilaku seseorang sesuai dengan tindakan yang dilakukan dalam lingkungan sosial.

Baca juga:

Manfaat Pluralisme

Berbagai macam pluralisme yang ada di Indonesia ini pastinya memberikan sejumlah manfaat bagi masyarakatnya. Berikut ini, manfaat adanya pluralisme.

1. Kemandirian

Kemandirian adalah suatu hal atau kondisi seseorang yang bisa berdiri sendiri atau tidak bergantung pada orang lain. Maksudnya, kemandirian adalah kesiapan dan kemampuan individu untuk berdiri sendiri dengan ditandainya sikap inisiatif.

Adanya pluralisme bisa memberikan manfaat untuk meningkatkan kemandirian. Setiap orang bisa berdiri sendiri tanpa ada perasaan tertekan, terkontrol dan diawasi oleh orang dari kelompok lainnya dengan latar belakang kultur yang berbeda.

Karena, setiap orang memiliki hak untuk hidup dan maju. Bahkan, setiap orang juga berhak mengembalikan tradisi atau kultur yang sudah alam menjadi panutannya dalam kehidupan bersosial, sehingga kondisi ini menimbulkan stimulasi dalam kemandirian.

2. Kebebasan

Kebebasan adalah kemampuan bertindak tanpa paksaan, ketiadaan kendali dan kekuasaan untuk memilih tindakan seseorang. Selain itu, juga bisa didefinisikan sebagai kondisi di mana individu memiliki kemampuan untuk bertindak sesuai dengan keinginannya. 

Adanya pluralitas bisa memberikan manfaat berupa kebebasan akan institusi, pranata sosial dan kultural yang bisa berdiri sebanyak-banyaknya tanpa ada halangan serta rintangan. 

Kaitannya dengan kultur atau budaya yang berbeda-beda bisa dibangun optimal dan sedekat mungkin tanpa ada batas-batas hierarkikal dan birokrasi hingga batas negara sekalipun.

3. Menumbuhkan Sifat Saling Menghargai

Sifat saling menghargai bisa diartikan sebagai sikap menghormati, menerima atau mengakui seseorang maupun sesuatu. Kaitannya dengan pluralisme, orang-orang saling menghargai dan menghormati adanya keberagaman maupun perbedaan yang ada.

Adanya pluralsme ini bisa membantu meningkatkan sifat saling menghargai orang-orang antar ras, etnik atau suku yang berbeda, orang dengan agama, keyakinan maupun kelompok yang berbeda.

Selain itu, setiap orang dengan suku, ras dan agama yang berbeda ini bisa mengembangkan budaya, nilai-nilai ajaran dan tradisinya tanpa seorang pun yang menghalangi upaya pengembangan tersebut.

4. Toleransi

Toleransi adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain. Selain itu, juga bisa berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat.

Adanya sikap pluralisme dalam kehidupan masyarakat akan menimbulkan jiwa yang penuh toleransi tanpa adanya diskriminasi terhadap perbedaan apapun. Jadi, masyarakat bisa segera mengatasi atau menemukan solusi ketika dihadapkan dengan berbagai macam konflik sosial.

Sikap toleransi adanya pluralisme ini berupa menghargai dan menghormati orang dari kelompok agama yang berbeda ketika melakukan ibadah dan begitu pula sebaliknya. Contoh toleransi lainnya, orang-orang saling menghargai dan memberikan kesempatan pada kelompok lainnya melakukan tradisi kebudayaan atau cara pandang orang lain sesuai dengan kulturnya.

Contoh Pluralisme Masyarakat di Indonesia

Anda mungkin sudah sering melihat sikap atau perilaku pluralisme dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini, beberapa contoh dari sikap pluralisme dalam kehidupan masyarakat, antara lain:

  • Orang-orang saling menghargai dan menghormati perbedaan suku, ras, tradisi dan agama.
  • Orang-orang saling menghargai adat istiadat dalam kehidupan masyarakat.
  • Orang-orang saling bergotong-royong dan tolong-menolong ketika ada yang membutuhkan meskipun berbeda.
  • Seseorang tak memaksakan kehendak pribadinya pada orang lain.
  • Orang-orang saling menerima pendapat dan pandangan orang lain yang berbeda.
  • Orang-orang saling menjaga keharmonisan dan menghindari konflik dalam kehidupan bersosial.
  • Sebuah perusahaan menerima karyawan yang memiliki latar belakang berbeda-beda, baik ras maupun agama
  • Masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu tetap bisa hidup berdampingan dan menerima orang dari luar Bali yang mungkin tidak beragama Hindu.
  • Dua rumah ibadah, seperti masjid dan gereja yang berdiri berdampingan maupun berhadapan dan saling menghargai ketika waktu ibadah.
  • Membantu dan menolong korban bencana alam atau semacamnya meski berbeda suku, ras dan agama.

Kesimpulan

Berikut informasi dari Deepublish Store tentang pengertian Pluralisme lengkap beserta dampak dan contoh. Semoga bermanfaat!

Tinggalkan komentar