Ada beberapa hal yang membuat akuntansi syariah berbeda dengan akuntansi konvensional. Perbedaan yang paling mendasar di antara keduanya adalah dasar hukum yang digunakan dalam prakteknya. Berikut Perbedaan Akuntansi Syariah dan Konvensional.
Dari awal, kita fokus tentang akuntansi syariah. Nah, ada satu jenis akuntansi yang umum digunakan, yaitu akuntansi konvensional. Akuntansi konvensional mementingkan para pemilik modal atau para kapitalis.
Adapun tujuan yang dicapai oleh akuntansi konvensional relatif duniawi, dimana hanya fokus pada tujuan ekonomi saja, tanpa memperdulikan pertanggungjawaban di hadapan Tuhan. Jadi bentuk pertanggungjawaban yang diutamakan adalah pertanggungjawaban pada entitas ekonomi atau sekelompok manusia saja.
Barangkali ada diantara kalian yang bertanya-tanya, apa sih perbedaan antara akuntansi syariah dan akuntansi konvensional? Nah, berikut beberapa ulasannya.
Daftar Isi
Akuntansi Syariah
Akuntansi Syariah adalah sistem pencatatan keuangan yang dilandaskan prinsip Islam dengan sumber dari Al-Quran dan Sunnah.
1. Berintegrasi dengan masyarakat muslim
Sudah jelas, segmentasi masyarakat akuntansi syariah adalah masyarakat muslim. Mereka tentu saja memiliki sesuatu yang sesuai dengan hukum syariat islam. Alasannya sederhana, karena hukum syariat islam pasti mengutamakan kejujuran kerja.
2. Dapat diPertanggung Jawabkan
Seperti yang sudah disinggung di paragraf di atas, tentang prinsip ekonomi syariah ada tiga prinsip dasar yaitu mengutamakan akan nilai keadilan, kebenaran dan pertanggungjawaban. Ketiga prinsip inilah yang dijadikan sebagai kekuatan yang mampu mempengaruhi pikiran dan keputusan orang lain.
3. Alat bagi umat islam mengevaluasi
Akuntansi syariah ternyata tidak hanya bertujuan untuk mempengaruhi stakeholder dalam mencapai tujuan sosio-ekonomi terhadap manusia saja, tetapi juga dapat untuk mengevaluasi tanggung jawab kepada allah. Dengan kata lain, tidak hanya fokus pada dunia, tetapi pada pertanggungjawaban di akhirat nanti.
Artikel terkait dengan Akuntansi
- Perbedaan Beban dan Biaya dalam Akuntansi
- Pengertian Akuntansi: Tujuan, Manfaat, Fungsi dan Jenis
- Perbedaan Sarana dan Prasarana: Pengertian dan Contoh
Akuntansi Konvensional
Akuntansi Konvensional adalah sistem pencatatan keuangan yang didasarkan dengan prinsip standar akuntansi yang telah ditetapkan secara umum.
1. Mengandalkan logika
Perbedaan akuntansi konvensional mengutamakan asas logika manusia. Padahal kita tahu, logika kita tidak selamanya benar. Bisa jadi apa yang kita anggap benar dimata allah tidak benar. Berbicara tentang logika manusia, kita pun tahu bahwa logika seseorang bersifat dinamis, selalu berubah tergantung kondisi masyarakat, sistem yang diterapkan dan tergantung pada kebutuhan.
2. Prinsip akuntansi konvensional bergantung pada nilai tertentu
Berbalik dari prinsip akuntansi syariah, pada ekonomi konvensional konsep keadilan, kebenaran dan pertanggungjawaban tidak bergantung pada aturan hukum islam. Melainkan bergantung pada nilai-nilai yang dipercayai oleh masyarakat.
3. Fokus pada Kepentingan Dunia
Sementara pada ekonomi konvensional tidak peduli pertanggungjawaban secara akhirat. Fokus pertanggungjawaban mereka hanya pada kepentingan dunia, terutama pada sekelompok manusia dan entitas ekonomi.
Itulah beberapa perbedaan akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional. Sementara jika dibuat dalam bentuk tabel, perbedaan antara keduanya ada lima unsur penting, yaitu investasi, bunga, profit, hubungan dan pengawasan. Berikut perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi konvensional jika dibuat dalam bentuk kolom.
Perbedaan | Ekonomi Syariah | Ekonomi Konvensional |
Investasi | Melakukan investasi yang halal saja | Investasi yang haram dan halal |
Bunga | Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli dan sewa | Memakai perangkat bunga |
Profit | Profit dan falah oriented (mencari kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di akhirat) | Profit oriented |
Hubungan | Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan | Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitor-kreditor |
Pengawas | hubungan kemitraan | Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitor-kreditor |
Akuntansi syariah berjalan menggunakan dasar hukum yang sesuai dengan prinsip dan ketentuan-ketentuan dari Allah, yang mana sudah tertera dalam Al Quran. Akuntansi syariah biasanya hanya bisa mengolah data-data keuangan berupa transaksi yang sesuai syariah, seperti mudharabah, murabahah, dan lain sebagainya.
Sedangkan, akuntansi konvensional berjalan menggunakan dasar hukum yang berasal dari undang-undang yang berlaku di suatu negara. Karena itu, akuntansi konvensional sifatnya lebih umum sehingga bisa menerapkan berbagai macam transaksi.
Perbedaan Akuntansi Syariah dan Konvensional
Berikut ini, beberapa perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi konvensional dari beberapa sisi dan penjelasannya.
1. Perbedaan dari Segi Pengertiannya
Akuntansi syariah dan akuntansi konvensional memiliki perbedaan dari sisi pengertiannya yang paling dasar. Akuntansi syariah lebih mengarah pada pembukuan, pendataan, kerja dan usaha, serta perhitungan dan perdebatan sesuai dengan syarat yang telah disepakati. Hal ini juga sekaligus menjadi penentuan imbalan yang meliputi, semua pekerjaan yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan.
Sedangkan, akuntansi konvensional adalah seputar pengumpulan dan pembukuan sekaligus penelitian tentang keterangan-keterangan dari berbagai macam aktivitas.
Karena, pengguna lembaga keuangan syariah memiliki kebutuhan informasi yang berbeda dengan pengguna dari lembaga keuangan konvensional.
2. Perbedaan tujuan
Tujuan akuntansi syariah juga berbeda dengan akuntansi konvensional. Akuntansi syariah bertujuan menjaga harta yang merupakan hujjah atau bukti ketika terjadi perselisihan, membantu mengarahkan kebijaksanaan, merinci hasil usaha untuk keperluan zakat, penentuan hak-hak mitra bisnis, menetapkan imbalan dan hukuman, serta penilaian evaluasi kerja dan motivasi
Sedangkan, akuntansi konvensional biasanya bertujuan menjelaskan utang piutang, untung rugi, sentral moneter dan membantu mengambil ketetapan-ketetapan manajemen.
3. Perbedaan karakteristik
Karakteristik akuntansi syariah dan konvensional juga berbeda. Akuntansi syariah berjalan sesuai dengan nilai-nilai akidah dan akhlak. Karena itu, seorang akuntan bertugas memberikan data-data dalam membantu orang yang bersangkutan seputar hubungan kesatuan ekonomi dengan kaidah dan hukum syariat islam dalam bidang muamalah.
Dalam hal ini, seorang akuntan juga sudah sadar harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya di hadapan Allah. Mereka tidak bisa mengabulkan keinginan pemilik modal, jika terdapat langkah yang menyeleweng dari hukum Allah dan memutarbalikkan fakta.
Sedangkan, akuntansi konvensional berjalan sesuai peraturan-peraturan dan teori dari manusia yang memiliki sifat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu dan wawasan. Karena itu, konsep akuntansi konvensional lebih labil dan tidak permanen.
Konsep, sistem, dan teknik akuntansi yang membantu suatu lembaga diperlukan untuk menjaga tujuan, fungsi dan operasionalnya berjalan sesuai dengan ketentuan syariah.
Selain itu, konsep ini juga bisa menjaga hak-hak stakeholders yang ada di dalamnya dan mendorong lembaga keuangan mencapai kesejahteraan hakiki di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, perusahaan syariah seperti perbankan menerapkan kerangka kerja syariah dan sifat transaksi yang berbeda dengan perusahaan atau perbankan konvensional.
4. Perbedaan modal
Modal yang digunakan untuk menjalankan akuntansi syariah dan konvensional pun berbeda. Modal akuntansi konvensional terbagi menjadi dua macam, yakni modal tetap atau aktiva tetap dan modal yang beredar atau aktiva lancar.
Sedangkan, modal yang digunakan akuntansi syariah berupa barang-barang pokok yang dibagi menjadi harta berupa uang dan harta berupa barang. Kemudian barang-barang pokok ini dibagi menjadi barang milik dan barang dagang.
5. Perbedaan konsep
Konsep akuntansi syariah dan konvensional pun berbeda. Akuntansi konvensional mempraktekkan teori pencadangan dan ketelitian, dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan dan menyampaikan kemungkinan laba yang diperoleh.
Sedangkan, akuntansi syariah memperhatikan hal itu dengan menentukan nilai atau harga berdasarkan nilai tukar yang berlaku dan membentuk cadangan bila terjadi bahaya atau resiko tertentu.
6. Perbedaan prinsip
Akuntansi syariah dan konvensional memiliki perbedaan prinsip dasar, seperti yang dijelaskan pada awal. Tapi secara khusus, akuntansi konvensional menerapkan prinsip bahwa laba hanya ada ketika terjadi jual beli.
Sedangkan akuntansi syariah memandang laba sesuai dengan prinsip akidah. Laba akan ada ketika adanya perkembangan dan pertumbuhan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun belum terjual.
Meskipun, jual beli adalah suatu keharusan untuk mendapatkan laba dan laba tidak boleh dibagi sebelum laba diperoleh secara nyata.
Kesimpulan
Berikut informasi dari Deepublish Store tentang perbedaan akuntansi syariah dan konvensional di atas memberikan pemahaman. Bahwa ada batas yang cukup bertolak belakang dengan syariat islam. Maka lahirlah istilah ekonomi syariah dan kini sedang banyak dilirik masyarakat.
Rekomendasi Buku Ekonomi Kreatif
Manajemen Pemasaran | Pemasaran Digital | Pemasaran Menggunakan Mesin Pencari |