Menggunakan bahasa sebenarnya merupakan suatu keterampilan yang sangat rumit. Pemakaian bahasa terasa lumrah karena memang tanpa diajari oleh siapa pun, seorang bayi akan tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan bahasanya. Setelah dewasa, kita memakai bahasa seolah-olah tanpa berpikir. Namun, jika direnungkan, pemakaian bahasa merupakan cerminan dari kemampuan yang hanya manusialah yang dapat melakukannya. Dalam berbahasa,kita melakukan aktivitas mental yang kemudian tertuang dalam wujud bahasa yang kita pakai.
Daftar Isi
Sejarah Lahirnya Psikolinguistik
Psikolinguistik merupakan ilmu hibrida -yakni gabungan antara psikologi dan linguistik- yang perkembangannya terbagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut.
1. Tahap Formatif
Berkembang pada pertengahan abad XX, dipelopori oleh John W. Gardner dan dikembangkan oleh John B. Carroll. Muncul pandangan “relativitas bahasa” oleh Benjamin Lee Whorf dan “universal bahasa” oleh Greenberg.
2. Tahap Linguistik
Berkembangnya ilmu linguistik yang semula berorientasi pada aliran behaviorisme ke mentalisme (nativisme), sesuai dengan yang dikemukakan oleh Chomsky bahwa kemampuan berbahasa manusia sudah ada sejak lahir.
3. Tahap Kognitif
Psikolinguistik mulai mengarah pada peran kognisi dan landasan biologis dalam pemerolehan bahasa. Pertumbuhan bahasa seorang manusia terkait secara genetik dengan pertumbuhan biologinya.
4. Tahap Teori Psikolinguistik
Psikolinguistik telah menjadi ilmu yang ditopang oleh ilmu-ilmu lain, seperti neurologi, filsafat, primatologi,dan genetika, bukan hanya psikologi dan linguistik saja.
Definisi Psikolinguistik
Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari proses-proses mental yang dilalui manusia dalam berbahasa. Terdapat empat topik utama dalam psikolinguistik, yaitu komprehensi, produksi, landasan biologis dan neurologis, dan pemerolehan bahasa.
Kodrat Bahasa
Manusia dan binatang mempunyai bahasa masing-masing, namun apakah bahasa yang dipakai binatang sama dengan yang dipakai manusia? Berikut adalah ciri-ciri khusus yang membedakan bahasa manusia dengan binatang.
Bahasa manusia (bahasa) memiliki ketergantungan struktur: tatanan kata membentuk struktur yang hierarkis dan merupakan realitas psikologis, bukan hanya sekadar penggabungan tanpa alasan.
Bahasa dan pemakai bahasa itu kreatif.
Pemakai bahasa itu kreatif karena memiliki kemampuan untuk memahami dan mengujarkan ujaran baru mana pun. Adapun bahasa bersifat kreatif karena struktur bahasa memungkinkan pemakainya untuk memanipulasinya selama kaidah-kaidah tertentu diikuti, serta bentuknya tidak dikontrol oleh faktor eksternal.
Bahasa dapat dipakai untuk mengungkapkan situasi atau peristiwa yang sudah lampau, belum terjadi, bahkan yang dibayangkan sekalipun. Bahasa memiliki struktur ganda yang disebut struktur batin (deep structure) dan struktur lahir (surface structure).
Bahasa diperoleh secara turun-temurun dari generasi ke generasi.Hubungan antara kata dengan benda, perbuatan, atau keadaan yang dirujuknya adalah arbitrer.
Bahasa memiliki semantisitas (sebuah nama akan selalu mewakili atau merujuk konsep benda).
Definisi Bahasa
Bahasa merupakan suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antarsesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.
Komponen Bahasa
Bahasa selalu memiliki tiga komponen: sintaktik, fonologi, dan semantik. Komponen sintaktik menangani ihwal yang berkaitan dengan kata, frasa, klausa, dan kalimat. Komponen fonologi bersifat interpretif, menangani ihwal yang berkaitan dengan bunyi. Sedangkan komponen semantik membahas ihwal makna, termasuk di dalamnya terdapat rincian makna yang disebut fitur semantis.
Pragmatik
Pragmatik merujuk pada kajian makna dalam interaksi antara penutur dan lawan tutur, dengan memperhatikan aspek-aspek, seperti pengetahuan dunia, hubungan lawan tutur dengan orang ketiga, dan macam tindak tutur. Dengan demikian, pragmatik memberikan aturan yang membimbing manusia untuk berbahasa yang laik.
Mempersepsi Ujaran
Menangkap ujaran bukanlah proses yang sederhana. Kita harus memulainya dengan proses bagaimana kita mencerna bunyi-bunyi itu sebelum dapat memahaminya sebagai ujaran.
Memahami Ujaran
Terdapat dua macam komprehensi: (1) komprehensi yang berkaitan dengan pemahaman atas ujaran yang kita dengar, dan (2) komprehensi yang berkaitan dengan tindakan yang perlu dilakukan setelah pemahaman terjadi. Dengan demikian, komprehensi merupakan pembentukan makna dari bunyi yang selanjutnya pendengar menentukan apakah ada tindakan yang perlu dilakukan sesuai dengan apa yang dia pahami. Proses mental ini disebut pelaksanaan kalimat. [Dyah Wuri Handayani]
Referensi
Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Yayasan Obor Indonesia.
Sebagai seorang SEO Spesialis, telah berpengalaman dalam membantu berbagai bisnis meningkatkan visibilitas online mereka melalui optimasi mesin pencari. Dengan keahlian dalam riset kata kunci, optimasi konten, dan strategi backlink, berfokus pada peningkatan trafik organik dan peringkat situs web di mesin pencari