Memang Rezeki Gak Bakal Kemana, Tapi Kalo Gak Kemane-Mane, Mane Mao Dapet Rezeki.
Semua manusia punya mimpi. Punya angan-angan, keinginan, harapan, yang dikejar untuk diwujudkan. Siapa sih, yang tidak memiliki mimpi? Rasanya mustahil tidak ada yang memiliki mimpi. Dari orang yang berpangkat sampai yang tidak berpangkat memiliki mimpi. Dari yang tua sampai yang muda memiliki mimpi. Dari yang sekolah dan tidak sekolah memiliki mimpi. Setiap orang memiliki mimpi. Setiap jiwa memiliki angannya masing-masing, tapi tidak semua jiwa berani mewujudkannya.
Mimpi adalah bunga tidur. Jika itu terjadi saat manusia sedang tidur. Namun, mimpi yang dimaksud adalah cita-cita. Harapan atau keinginan yang ingin diwujudkan dengan usaha keras.
Tidak mengenal lelah dan pantang menyerah. Demi mewujudkan mimpinya tersebut. Seseorang akan berjuang. Hingga akhirnya apa yang diimpikan tercapai dan kemudian bermimpi untuk hal-hal berikutnya.
Tidak ada pencapaian usaha yang dilakukan tanpa berjuang dengan keras. Disiplin dan berani meninggalkan kesenangan-kesenangan yang justru membuat lalai. Hingga kita lupa pada tujuan utama kita. Seniman Betawi yang sekaligus aktor, Benyamin Sueb, berkata kalau :
Memang Rezeki Gak Bakal Kemana, Tapi Kalo Gak Kemane-Mane, Mane Mao Dapet Rezeki
Baca juga : Tingkatan Kepemimpinan : 5 Hierarki Kepemimpinan
Belajar dari motivasi yang diungkapkan oleh bang Ben (sapaan akrab Benyamin Sueb). Untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita harus keluar dan mencoba mencari-cari. Jika seseorang sudah berani bermimpi, maka seseorang itu harus bertanggung jawab atas mimpinya tersbut.
Seperti yang arti dari firman Allah SWT dalam surat Ar’Raad ayat 11.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang ada pada diri mereka,” (Ar Raad : 11).
Allah SWT yang menciptakan kita. Allah SWT juga yang sudah menjamin kita atas hidup, rezeki, jodoh, dan mati. Semua sudah menjadi rencana-Nya. Seyogianya, tugas manusia hanya menerima dan menjalankan dengan sebaik-baiknya. Sambil diiringi lantunan doa, karena dengan doa segalanya akan menjadi ringan. Tidak hanya berharap kosong. Artinya harapan tanpa berusaha dan berdoa. Hanya mengandalkan keberuntungan nasib.
Oleh :Haswin Fatkurohman