Mengenal Hakikat dan Variasi Bahasa – Bahasa memiliki sifat sistematik karena mengikuti kaidah-kaidah yang teratur, selain itu juga memiliki sifat sistemik yang merupakan sistem-sistem atau subsistem-subsistem. Berikut selengkapnya mengenai hakikat dan variasi bahasa.
Daftar Isi
Hakikat Bahasa
Bahasa pada dasarnya merupakan paduan antara unsur signifie dan signifiant (de Sausure, 1974). Signifie berupa konsep di dalam benak sipenutur (makna), sedangkan signifiant berupa tanda ujar (bunyi ujar).Berdasarkan teori struktural, bahasa merupakan suatu sistem tanda arbitrer yang konvensional.
Bahasa bersifat sistematik -karena mengikuti kaidah-kaidah yang teratur-, dan bersifat sistemik –karena merupakan sistem-sistem atau subsistem-subsistem. Bahasa bersifat arbitrer, artinya semena-mena antara makna dan bentuk yang disepakati bersama antara penutur dan lawan tutur.
Macam-macam Variasi Bahasa dan –lek
Variasi bahasa adalah keanekaragaman bahasa karena faktor tertentu, sedangkan –lek adalah varian atau wujud nyata dari variasi. Terdapat beberapamacam variasi bahasa, yaitu:
1. Variasi Kronologis
Variasi bahasa yang disebabkan faktor urutan waktu. Wujudnya disebut kronolek. Contoh: bahasa Kawi (masa sebelum akhir Majapahit), bahasa Jawa Tengahan (masa akhir Majapahit), dan bahasa Jawa Baru (masa sekarang).
2. Variasi Geografis
Variasi bahasa yang disebabkan faktor geografis. Wujudnya disebut dialek. Contoh: bahasa Jawa dialek Banyumas, dialek Tegal, dialek Banten, dll.
3. Variasi Sosial
Variasi bahasa yang disebabkan faktor sosiologis. Wujudnya disebut sosiolek. Ada beberapa macam sosiolek, diantaranya:
a. Akrolek: variasi bahasa yang dipandang lebih bergengsi atau tinggi kedudukannya.
b. Basilek: variasi bahasa yang dipandang kurang bergengsi atau rendah kedudukannya.
c. Vulgar: variasi bahasa yang menunjukkan bahwa penuturnya dari kalangan orang bodoh atau kurang terpelajar.
d. Slang: variasi bahasa yang bersifat khusus dan rahasia karena dipakai oleh komunitas tertentu dan orang nonkomunitas tidak boleh mengerti.
e. Kolokial: variasi bahasa yang biasa digunakan sehari-hari dalam situasi nonformal.
f. Jargon: variasi bahasa yang pemakaiannya terbatas pada kelompok-kelompok sosial tertentu, bersifat khusus namun tidak rahasia.
g. Argot: variasi bahasa yang dipakai oleh kalangan profesi tertentu yang bersifat rahasia.
h. Ken (Cant): variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu dengan lagu yang dibuat-buat untuk menimbulkan kesan “memelas”.
4. Variasi Fungsional
Variasi bahasa yang disebabkan oleh faktor fungsi pemakaian bahasa. Wujudnya disebut fungsiolek. Misal: bahasa telegram, MC, reportase, khotbah, dll.
5. Variasi Gaya
Variasi bahasa yang disebabkan oleh perbedaan gaya. Mario Pei mengemukakan lima gaya, yaitu: gaya puisi, gaya prosa, gaya ujaran baku, gaya kolokial, dan gaya vulgar atau slang. Adapun Martin Joos menyebutkan lima macam gaya, yaitu: gaya frozen (tidak pernah berubah), gaya formal (baku), gaya konsultatif (usaha), gaya kasual (informal atau santai), dan gaya intim (akrab).
6. Variasi Kultural
Variasi bahasa yang disebabkan faktor budaya masyarakat pemakainya. Variannya antara lain:
a. Vernakuler: bahasa asli pribumi.
b. Pidgin: bahasa yang strukturnya sebagai akibat percampuran budaya.
c. Kreol: pidgin yang sudah berlangsung turun-temurun dan diresmikan.
d. Linguafranca: bahasa yang disepakati untuk dipakai bersama oleh penutur beda budaya. Contoh yang pernah ada dalam sejarah adalah bahasa Volapuk, Esperanto, dan Interlingua.
Tapi oleh karena perbedaan dialek dan kecondongan suatu kelompok, akhirnya linguafranca tersebut gagal berfungsi dan lenyap pula dari peredaran.
7. Variasi Individual
Variasi bahasa yang disebabkan oleh perbedaan individual. Wujudnya disebut idiolek. Misalpada pewayangan dikenal istilah “antawacana”.
>> Lihat juga ya koleksi buku bahasa dan sastra di Toko Buku Deepublish.
Sumber: Soeparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Tiara Wacana.
(Dyah Wuri Handayani)