Pengertian Minat Baca dan Gerakan Literasi yang Memikat

Minat baca yang baik haruslah ada pemantik dan pendorong yang baik pula, salah satunya dengan gerakan literasi yang memikat minat. Nah, sebelum jauh kearah sana, pahami pengertian minat baca menurut para ahli dan gerakan literasi.

Pernah kalian mengalami hal ini? Sedang bersemangat sekali membaca buku tapi kemudian enggan setelah melihat buku yang kalian incar ternyata tidak ramah kantong. Di lain hari, kalian pun enggan membaca buku karena tak menemukan buku yang menarik dan sesuai selera.

Bisa jadi kalian juga enggan membaca buku karena kegiatan membaca buku itu membosankan dan tidak menyenangkan seperti kegiatan lain.

Bila kalian pernah mengalaminya maka itulah sedikit gambaran mengenai permasalahan minat baca saat ini. Permasalahan ini sudah kerap sekali kalian dengar. Tak sesederhana yang dibayangkan, minat baca menjadi masalah kompleks yang perlu solusi tepat. 

Sebelum melangkah lebih jauh, perlu membahas terlebih dahulu pengertian minat baca. Memahami pengertian minat baca ini akan memberikan pemahaman dasar tentang masalah apa yang kita hadapi. Setelah memahami pengertian dasarnya kemudian memikirkan cara menumbuhkan minat baca.

Apa itu Minat Baca?

cara membaca cepat dan paham
Apa itu Minat Baca

1. Menurut Ginting

Pengertian minat baca menurut Ginting dalam tulisannya di Jurnal Pendidikan Penabur adalah perasaan senang yang sangat kuat dalam kegiatan membaca yang membutuhkan stimulus untuk mewujudkannya menjadi suatu kebiasaan.

2. Menurut Hurlock

Minat menurut definisi Hurlock adalah sumber motivasi yang mendorong individu melakukan kegiatan yang diinginkan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Kesimpulannya pengertian minat baca adalah munculnya perasaan senang atau ketertarikan kuat yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan membaca sehingga ia melakukannya atas kemauan sendiri.Kemudian ada upaya untuk melakukan kegiatan ini secara berulang. 

Nah, bila kalian merasa senang, memiliki dorongan kuat melakukan sesuatu yang diinginkan dan melakukannya menjadi kebiasaan maka dapat dikatakan kalian mempunyai minat. Lantas coba pikirkan, apakah kegiatan yang kalian lakukan dengan senang hati dan telah menjadi kebiasaan selama ini?

Apakah itu membaca, menulis, menggambar, bermain bulu tangkis, belajar seni bela diri, belajar bahasa asing, atau yang lain?

Tanpa mengesampingkan kegiatan bermanfaat lain di atas, membaca merupakan kegiatan penting. Peradaban manusia tidak akan jauh-jauh dari kegiatan ini. Bahkan dalam sejarahnya, sebuah peradaban dikatakan maju apabila manusia-manusia pada masa tersebut telah memiliki kemampuan membaca dan menulis. Dalam ajaran Islam pun, perintah pertama kepada Nabi Muhammad adalah membaca (iqra`: bacalah).

Telah terbukti juga, bangsa dengan minat baca tinggi menjadi bangsa yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan membaca, kalian bisa menemukan beragam pengetahuan dan membuat penemuan baik di bidang saintek maupun sosial.

Program Afiliasi

Baca juga : Pengertian Membaca: Arti, Tujuan, Manfaat dan Komponen Membaca

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Setelah memahami pengertian minat baca, kita akan membahas fakta yang tak menyenangkan. Bangsa Indonesia saat ini masih kalah dibandingkan negara-negara lain. Indonesia masih tertinggal terkait minat baca. Tahun 2016, UNESCO sempat mencatat Indonesia sebagai negara dengan tingkat literasi rendah. Hanya 1 dari 1000 orang di Indonesia yang rajin membaca.

Masih di tahun yang sama, World`s Most Literate Nations Ranked yang dirilis oleh Central Connecticut State University menunjukkan Indonesia sebagai peringkat 60 dari 61 negara. Tentunya ini bukan pencapaian yang membanggakan, ya. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca yang perlu diulas lebih dalam.

Tinggi-rendahnya minat baca ditentukan oleh faktor-faktor tersebut. Berdasarkan penelitian tentang minat baca, secara garis besar ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal umumnya mencakup persepsi, motivasi, dan perasaan individu terhadap aktivitas membaca. Sementara faktor eksternal berhubungan dengan lingkungan, kemudahaan akses mendapatkan buku, ketersediaan sarana dan prasarana, perkembangan teknologi, hingga distribusi buku bacaan yang merata.

Untuk meningkatkan minat baca maka perlu perbaikan faktor-faktor yang mempengaruhi tesebur Tidak bisa hanya mengandalkan tumbuhnya faktor internal namun perlu pula upaya untuk mendorong faktor eksternal yang baik.

Baca juga : 10 Manfaat Membaca Buku Yang Belum Diketahui Banyak Orang

Gerakan Literasi yang Unik untuk Memikat Masyarakat

Permasalahan minat baca juga beriringan dengan perkembangan zaman. Mau tidak mau solusi yang dipakai pun harus sesuai dengan kebutuhan zaman. Di zaman serba canggih dan arus informasi yang serba cepat maka gerakan literasi untuk meningkatkan minat baca harus dirancang semenarik mungkin agar tetap relevan.

Bisa jadi cara-cara lama dan konvensional tidak sepenuhnya efektif lagi. Perlu adanya ide-ide kreatif untuk membentuk gerakan literasi yang dekat dengan target sasaran misalnya anak muda. Mereka yang masih duduk di bangku sekolah hingga perguruan tinggi. 

Salah satu cara mewujudkan faktor eksternal yang baik melalui gerakan literasi. Gerakan ini bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya baca masyarakat. Sehingga masyarakat memiliki kemampuan dan keterampilan dalam membaca, menulis, menghitung, berbicara, dan memecahkan masalah.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan gerakan yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. GLS ini tergolong gerakan yang dibentuk oleh institusi formal. Selain gerakan-gerakan semacam ini, dibutuhkan gerakan serupa tapi lebih dekat dengan masyarakat. Dengan tampilan yang memikat, berbeda, baru, dan menyenangkan. Gerakan literasi dengan wajah baru seperti itu akan jauh lebih mudah diterima dan menarik perhatian. 

Beberapa tahun terakhir, bermunculan gerakan literasi yang diselenggarakan oleh komunitas-komunitas di Indonesia. Gerakan literasi ini membawa angin segar di tengah permasalahan minat baca yang terjadi. Gerakan ini menawarkan konsep yang menghibur dan menyenangkan.

Baca juga : Tips Membaca Buku Secara Cepat dan Efisien

Contoh Gerakan Literasi yang Memikat

Berikut ini beberapa contoh gerakan literasi yang biasa dilakukan dan bisa menjadi contoh.

1. Kampung Buku Jogja

kampung buku yogyakarta
Sumber dari republika

Apakah kalian sempat mengunjungi Kampung Buku Jogja (KBJ) tahun lalu? Ya, KBJ bisa disebut sebagai gerakan literasi yang unik karena melepaskan kesan sekadar transaksi buku dalam pameran-pameran buku selama ini.

Kegiatan pameran yang diadakan di KBJ ini bukan hanya ruang temu antara pembeli dan buku yang ingin dibelinya. Kalian pasti menemukan beragam kegiatan seru di pameran ini. Biasanya kegiatan pameran diselingi dengan workshop dan talkshow tentang kepenulisan.

2. Mocosik Festival

Beginilah serunya gerakan literasi yang menggabungkan antara buku dan musik. Acara berskala nasional menampilkan konsep yang menyenangkan. Selain membeli buku, pengunjung juga menonton konser musik para musisi terkenal. Terdapat pula talkshow atau workshop menarik. 

Konsep seperti ini pastinya memikat terutama kalangan anak muda misalnya mahasiswa. Untuk membeli tiket konser, kalian harus membeli buku. Cara ini setidaknya mendorong individu untuk membeli buku. Langkah yang cukup bagus untuk mendekatkan individu dengan kegiatan membaca.

3. Patjar Merah

Banyak keseruan yang ditemukan di Festival Literasi Keliling Patjar Merah ini. Gerakan ini berusaha mengatasi permasalahan minat baca dengan cara memeratakan distribusi buku. Sehingga semakin banyak kalangan di masyarakat yang membaca buku. Buku-buku yang dijual pun serba murah.

Konsep Patjar Merah sendiri terbilang unik karena selalu diselenggarakan di lokas-lokasi kuno. Di Yogyakarta, Patjar Merah diadakan di bekas gudang di Gedong Kuning Kotagede.

Ketika diselenggarakan di kota-kota lain pun masih mengusung konsep sama contohnya menggunakan gedung lama bioskop Kelud di Malang yang menjadi andalan di tahun 1980-an. Gerakan literasi ini telah menyedot antusiasme masyarakat mulai dari anak-anak, mahasiswa, hingga orang tua.

Baca juga artikel terkait literasi dan minat baca

Tinggalkan komentar