Perbedaan Ekonomi Islam Dan Konvensional

Bahas Perbedaan Ekonomi Islam Dan Konvensional – Binggung membedakan antara ekonomi islam dan konvensional? Ternyata perbedaan kedua jenis ekonomi cukup berbeda banyak. Tentu saja tidak hanya berbeda secara aturan mainnya saja, tetapi banyak hal. Nah, kamu penasaran bukan, seperti apa sih perbedan diantara keduannya.

Sebelum fokus mengulas perbedaan ekonomi islam dan konvensional, tentu saja penting mengetahui arti dari ekonomi itu sendiri. Dapat diartikan bahwa ekonomi sebagai cabang ilmu yang fokus mempelajari cara atau prosedur seseorang demi memenuhi kebutuhan. Ada kebutuhan primer, sekunder dan tersier.

Sama-sama mempelajari ilmu ekonomi, secara teknis ada dua bentuk perekonomian. Yaitu perekonomian islam atau yang biasa kita akrab dengar dengan syariah dan perekonomian konvensional. Yang mana pada kesempatan kali ini akan fokus pada perbedaan ekonomi islam dan konvensional. Langsung saja simak ulasan berikut.

Bahas Perbedaan Ekonomi Islam dan Konvensional

1. Pengertian Ekonomi Islam

Dikatakan ekonomi islam atau ekonomi syariah karena berbasis pada aturan dan cara islam. baik dalam hal teknis, sistem kerja dan dalam menyikapi permasalahan yang muncul. Perbedaan ekonomi islam dan konvensional bisa ditinjau dari kepentingan.

Misalnya ditinjau dari tujuannya, maka ekonomi islam atau ekonomi syariah lebih mengutakan untuk mencapai tujuan yang baik untuk urusan di dunia, tetapi juga baik untuk di akhirat.

Program Afiliasi

Misalnya terkait masalah riba, maka dalam ekonomi islam di tiadakan istilah riba. Tujuan lain dari ekonomi islam adalah tidak berorientasi pada diri sendiri, melainkan untuk mencapai kepentingan oranglain juga. Sehingga mampu mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi rakat secara umum.

Sumber perekonomian islam mengacu pada Al-quran dan hadist. Di mana ada aturan dalam menjalankan roda perekonomian.

Dimana ada aturan dalam peminjaman uang, atau sekedar mengatur tentang hukum riba dalam sudut pandang islam. karena di Al-quran dan hadist juga akan diberi penjelasan jika melanggar, maka akan menerima sanksi di akhirat nanti.

Di dasarkan pada kepemilikannya, maka ekonomi islam menetapkan bahwa sumber kepemilikan kekayaan yang dimiliki individu adalah milik Allah, manusia hanya bersifat dititipi sementara.

Itu sebabnya dalam pembagian hasil berdasarkan pada pengambilan keuntungan dari prosentase pendapatannya saja.

2. Pengertian Ekonomi Konvensional

Berbeda lagi dengan ekonomi konvesional. Perekonomian konvensional adalah ilmu yang mempelajari perekonomian yang menekankan pada kebebasan dan menggunakan sistem perekonomian berbasis pada era global.

Perbedaan ekonomi islam dan konvensional jelas saja berbeda. Dilihat dari segi tujuannya, ekonomi konvensional bertujuan untuk mementingkan dan meraup keuntungan sebesar-besarnyang yang sifatnya keduniawian.

Program Afiliasi

Tujuan lainnya adalah mencapai kesejahteraan individu itu sendiri. Memang berbeda jauh dengan ekonomi islam. sumber ekonomi konvensional mengacu pada hal-hal yang sifatna positivicti.

Bagaimana jika ditinjau dari kepemilikannya, apakah perbedaan ekonomi islam dan konvensional sama? tentu saja berbeda.

Pada ekonomi konvensional, kepemilikan hanya untuk pribadi ang dibabaskan untuk memiliki semua kekayaan yang diperolehnya saja.

Sedangkan dari segi pengambilan hasil, bisa di dapatkan dari bunga dari pengambilan keuntungan dari prosentase modal.

Baca juga : Prinsip Apakah Yang Diterapkan dalam Ekonomi Islam?

3. Perbedaan Prinsip dalam Ekonomi Islam dan Konvensional

Selain beberapa yang disinggung di atas. ada perbedaan yang paling mendasar. Salah satunya perbedaan prinsip. Jika ekonomi konvensional berprinsip pada konsep scarcity sedangkan ekonomi islam berprinsip pada Goal oriented diciplin.

Konsep scarcity adalah konsep yang menekankan pada mempelajari perilaku manusia dalam menyikapi kelangkaan. Dengan kata lain, konsep ini membebaskan seseorang untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara maksimal untuk mencapai tujuan mereka. sedangkan goal oriented diciplin lebih luas lagi, di sana tidak hanya mempelajari cara mengalokasikan sumber daya secara maksimal, tetapi juga mempelajari tujuan. Tujuan di dunia dan di akhirat.

4. Perbedaan Mekanisme Pasar Ekonomi Islam dan Konvensional

Dari segi mekanisme, tentu saja berbeda jauh. Jika ekonomi konvensional menggunakan mekanisme bebas keluar masuk pasar tanpa intervensi. Padahal jika pasar tidak di atur, dan dibiarkan bebas, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam penawaran dan stok barang. Salah satu contoh konkrit adalah masalah masker akibat virus corona. Banyak terjadi penimbunan barang sekaligus terjadi lonjakan harga yang fantastis tinggi.

Berbeda mekanisme pasar pada ekonomi islam, dimana ia meyakini adannya invisible hand yang mencoba untuk mengefisiensikan pasar. Jadi ekonomi islam mempertimbangkan proses produksi dan distribusi barangjasa. Menjadikan pemerintah sebagai unit ekonomi yang berdampingan dengan unit ekonomi lain, demi menjaga kestabilan.

5. Perbedaan Ekonomi Islam dan Konvensional Pada Distribusi Kekayaan

Perbedaan kedua jenis ekonomi ini juga dapat dilihat dari perbedaan distribusi kekayaan. Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa terjadi dua perbedaan ang cukup jauh diantara keduannya. Pada ekonomi konvensional, prinsipna mendapatkan keuntungan dan kekayaan sebesar-besarnya. Lebih condong ke kapitalis, dimana kekayaan hanya berpihak pada pemilik modal yang paling besar.

Sehingga terjadi pemerataan kekayaan harta atau semacamnya. Salah satu bentuknya dengan mekanisme zakat, sedekah, infaq atau waqaf.

Baca juga : 4 Sumber Hukum Islam yang Perlu Diketahui

6. Perbedaan Ekonomi Islam dan Konvensional Pada Perolehan Keuntungan

Perbedaan yang paling menonjol yang lain dari segi perolehan keuntungan. Pada ekonomi konvensional, justru seolah menekan seseorang jika ingin mendapatkan keuntungan. Prinsip yang digunakan pun menggunakan time value of money, dimana nilai uang saat ini lebih tinggi dibandingkan nilai uang dimasa datang.

Time value of money dalam bahasa umum lebih akrab di kenal dengan bunga. Masarakat ang meminjam hutan pun akan dikenai bunga tinggi. Bunga yang tinggi tentu saja akan semakin mencekik bagi mereka. sedangkan mereka yang memiliki saldo tinggi, mereka pun akan mendapatkan bunga tersebut. alih-alih uang hilang, justru bertambah. Dari ini saja sudah dapat dilihat potensi kesenjangan kekayaan pun akan semakin tampak.

Berlau sebaliknya, perolehan keuntungan pada ekonomi islam dihitung ketika terjadi transaksi bisnis, maka akan terjadi pembagian keuntungan dari bisnis tersebut. sehingga terjadi keseimbangan antara usaha dan tindakan. Tidak ada istilah bunga, yang sifatnya merugikan bagi mereka yang meminjam uang di bank dan semacamnya.

Nah, itulah perbedaan ekonomi islam dan konvensial yang barangkali tidak semua orang tahu. Kini ekonomi syariah di Indonesia tengah menjamur dimana-mana. Tidak hanya dalam bentuk per-bank-kan saja. Tetapi dalam property pun juga sudah ada embel-embel ekonomi islam atau ekonomi syariah. Memang hal ini awal yang baik.

Namun kenyataan di lapangan, masih selalu ada sisi kekurangan dari ekonomi islam. dimana ekonomi islam tidak sesuai bekerja sebagaimana tanggung jawabanya. Semacam hanya kedok atau istilah syariah. Dari sistem kerja dan lain-lainnya masih sama. itu sebabnya perlu kejelian dan seleksi dalam memilih.

Baca juga : Bedah Latar Belakang Lahirnya Kompilasi Hukum Islam (KHI)

Itulah ulasan beberapa tentang perbedaan ekonomi islam dan konvensional. Semoga ulasan ini bermanfaat. Jika masih belum puas dengan pembahasan ini, kamu bisa spoiler di sumber lain.

Anda dapat mempelajari buku-buku dengan tema Ekonomi Islam berikut ini :

Tinggalkan komentar