Psikologi Positif: Tujuan, Contoh dan Manfaat

Psikologi positif merupakan salah satu cabang psikologi yang belakangan ini populer. Psikologi positif ini membahas mengenai berbagai hal yang berisi tentang kekuatan pribadi dan juga perilaku pribadi yang dapat memunculkan makna hidup.

Akan tetapi, pengertian mengenai psikologi positif dan berbagai hal lainnya tentu lebih luas dari penjelasan tersebut. Oleh sebab itu, simak penjelasan pada artikel di bawah ini! Sebelumnya, kita sudah membahas mengenai pengertian psikologi dan sejarahnya.

Psikologi Positif

Dalam memahami psikologi positif secara utuh, seseorang perlu meyakini bahwa manusia bukan hanya sebagai individu yang memiliki masalah psikologis semata. Tetapi lebih dari itu, manusia memiliki berbagai kemampuan untuk melakukan hal-hal baik dan manusia sendirilah yang mampu mengelola hal tersebut.

Oleh sebab itu, penting untuk mengutamakan psikologi positif yang dimiliki manusia agar psikologi positif tersebut dapat berfungsi secara optimal dan juga apa saja berbagai faktor yang mempengaruhi psikologi positif tersebut.

Baca juga: Tujuan Mempelajari Psikologi Pendidikan

Affiliate Buku

Beberapa ahli memiliki definisi masing-masing mengenai psikologi positif, seperti penjelasan di bawah ini.

1. Gable dan Haidt (2005)

Menurut Gable dan Haidt, psikologi positif merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang kondisi dan proses-proses yang berpengaruh pada pengembangan atau fungsi optimal dari individu, kelompok, dan juga institusi.

2. Peterson dan Park (2003)

Sementara itu, menurut Peterson dan Park, psikologi positif merupakan upaya teoritik dan riset mengenai proses yang membuat hidup menjadi lebih bermakna.

3. Compton (2005)

Compton berpendapat bahwa psikologi positif merupakan ilmu yang menggunakan teori-teori psikologis, penelitian, dan teknik intervensi untuk memahami sisi positif, adaptif, kreatif, dan elemen-elemen yang bermakna secara emosional pada perilaku manusia.

Konsep psikologi positif ini awalnya diperkenalkan oleh Martin Seligman pada 1998. Seligman mendefinisikan bahwa hidup bahagia terbagi menjadi tiga konstruk, yaitu pleasant life, good life, dan meaningful life. Berikut penjelasannya.

1. Pleasant Life. Pleasant life adalah definisi kebahagiaan duniawi yang menurut ahli Seligman adalah kebahagiaan yang biasa didapatkan oleh orang-orang dengan kemampuan ekonomi menengah ke atas.

2. Good Life. Good life adalah kebahagiaan yang dialami apabila seseorang fokus pada kekuatan pribadi dan hubungan dengan orang lain.

Reseller Buku

3. Meaningful Life. Meaningful life adalah hidup yang ideal dan penuh dengan makna dan pelajaran yang dapat dipetik, sehingga meaningful life ini ditonjolkan di dalam psikologi positif.

Maka dari itu, pengembangan mengenai kekuatan individu, penguatan emosi positif, dan juga penemuan makna dan tujuan hidup serta dapat berkontribusi pada hasil kehidupan yang positif.

Dari pengertian tersebut, jika dilihat mengenai fokus psikologi positif adalah mengenai kebahagiaan dan kepuasan hidup bukan berarti seorang individu disarankan untuk menyingkirkan pemikiran dan juga emosi negatif yang dirasakan.

Artinya, psikologi positif tersebut justru mendukung individu untuk mengelola pikiran dan emosi negatif tersebut sehingga menjadi cara yang tepat untuk mengembangkan diri.

Pilar Psikologi Positif

Seperti yang sudah dijelaskan tadi, bahwa psikologi positif merupakan psikologi yang mengutamakan psikologi positif yang dimiliki manusia agar psikologi positif tersebut dapat berfungsi secara optimal dan juga apa saja berbagai faktor yang mempengaruhi, oleh sebab itu, psikologi positif ini tentu memiliki ruang lingkup.

Berikut merupakan ruang lingkup atau pilar psikologi positif yang perlu Anda pahami.

1. Karakter Positif

Pilar pertama adalah pengkajian terhadap karakter positif atau virtues, yaitu: kreatif, rasa ingin tahu, memiliki kegemaran belajar, memiliki kearifan, memiliki keterbukaan pikiran, memiliki keberanian, murah hati, tabah dalam kesulitan, dan juga penuh semangat.

2. Emosi Positif

Pilar kedua yaitu pengkajian terhadap emosi positif, yaitu: kebahagiaan (happiness), bersyukur (gratitude), mengharapkan hal baik (hope), kasih sayang (love), memaafkan (forgiveness), dan gembira (humor).

Promo Buku

3. Institusi Positif

Pengkajian terhadap institusi positif, yaitu: keluarga yang kukuh, percaya pada pemerintah yang demokrasi, menjunjung tinggi organisasi dan kebebasan informasi, bertanggung jawab, peduli (caring), beradab (civil society), adil, memiliki toleransi, non-diskriminatif, saling menghargai, dan juga saling mendukung.

Tujuan Psikologi Positif

Psikologi positif bertujuan untuk melakukan katalisasi suatu perubahan dalam psikologi. Artinya, psikologi positif ini tidak hanya memperbaiki sesuatu yang paling buruk yang terjadi di dalam kehidupan, tetapi juga bagaimana membangun kualitas terbaik dalam hidup dan memperbaiki keseimbangan di waktu lalu.

Tentu saja, berbagai aspek positif yang tidak tergali atau tidak terperhatikan dalam diri seseorang harus mulai dikembangkan. Pendekatan psikologi positif merupakan suatu langkah pemberdayaan individu dan masyarakat untuk membangun bangsa yang beradab.

Selain itu, tujuan dikembangkannya psikologi positif adalah untuk menciptakan alat dan teknik untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan psikologis yang berdampak pada individu, hubungan mereka dengan orang lain, dan juga hubungannya dengan kesehatan fisik.

Manfaat Psikologi Positif

Psikologi positif ini bermaksud untuk menginisiasi berbagai perubahan dalam psikologi sebagai ilmu sosial, perubahan yang dapat menyebabkan reorientasi dan peralihan dari secara eksklusif hanya sibuk untuk memperbaiki kondisi yang sakit/buruk dalam hidup, menuju pengembangan kualitas yang terbaik dalam hidup.

Oleh sebab itu, psikologi positif ini memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan individu seperti yang dijelaskan pada berbagai temuan di bawah ini.

  1. Orang-orang akan optimis dan percaya akan berpeluang meninggal, karena serangan jantung, dibandingkan dengan orang-orang yang pesimis dengan cara mengontrol semua faktor risiko fisik akibat kematian.
  2. Remaja yang bahagia mampu menghasilkan pendapatan yang lebih besar pada 15 tahun yang akan datang, jika dibandingkan dengan remaja yang kurang bahagia, dengan menyamakan pendapatan, tingkat, dan berbagai faktor lainnya.
  3. Disiplin dua kali lebih bagi sebagai penentu prestasi baik di sekolah maupun dunia kerja jika dibandingkan dengan IQ yang tinggi.
  4. Wanita yang menunjukkan senyum yang genuine pada fotografer pada usia 18 tahun akan mengalami perceraian yang lebih sedikit dan memiliki kepuasan pernikahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menampilkan senyum pura-pura.

Baca juga: Apa itu Psikologi Belajar?

Contoh Psikologi Positif

Ketika mengalami sebuah masalah, seorang perempuan sebut saja bernama Lintang tidak memiliki siapa pun untuk tempat cerita karena dirinya merasa tidak nyaman bercerita dengan banyak orang. Oleh sebab itu, Lintang memutuskan memanfaatkan psikologi positifnya yaitu dengan memaafkan.

Memaafkan memiliki dampak positif, terutama bagi ketenangan batin seorang individu, yaitu dengan memaafkan kita dapat merasakan emosi positif karena tidak lagi mengingat hal-hal yang membuat sakit hati, dapat melepaskan perasaan-perasaan negatif, hati menjadi lebih tenang, dengan berkurangnya rasa marah, dan pastinya dapat menghilangkan rasa dendam yang pernah bersarang dalam hati.

Memaafkan juga dapat menciptakan ketenangan batin yang membuat hati akan menjadi lebih tentram dan nyaman, dzikir itu sendiri jika senantiasa dilakukan oleh seseorang maka akan membuat seseorang akan merasa dekat dengan Allah dan merasa dilindungi dimanapun mereka berada.

Ketenangan batin dan memaafkan merupakan salah satu bentuk psikologi positif karena dapat menenangkan dan menentramkan otak manusia, terlebih jika berdzikir dilakukan oleh seseorang setiap hari dan setiap waktu dalam kondisi apapun dan dimanapun, niscaya orang tersebut setiap hari dalam hidupnya selalu mendapatkan ketenangan batin. 

Selain itu juga akan mampu menyehatkan dan menetralkan saraf-saraf yang ada pada tubuh manusia.

Rekomendasi Buku Psikologi

Tinggalkan komentar