Review Buku: Membangun E-Commerce Yang Memiliki Daya Saing

Membangun E-Commerce Yang Memiliki Daya Saing – Kini bukan masanya seperti  masa orangtua kita. Dimana serba keterbatasan akses. Kini sudah memasuki era Ekonomi ASEAN. Tentu saja dari banyak segi ditempa untuk melek teknologi dan siap bersaing dengan dunia luar. Salah satunya dengan cara meningkatkan penguasaan ilmu pengetuan sebagai daya saing yang diunggulkan. 

Apalagi kini banyak masyarakat yang mulai membangun sebuah usaha bisnis. Banyak UKM dan UMKM yang berhasil membangun pasarnya mereka sendiri lewat e-coommerce yang kini pun mudah sekali untuk diakses. Ternyata keberadaan e-commerce itu sendiri sebagai networking

Rintho Rante Rerung sengaja menulis buku tentang e-commerce untuk masyarakat. Terutama masyrakat yang menjalankan bisnis. Cocok pula untuk UMKM dan pebisnis pemula sekaligus dalam membangun took online tanpa harus menguasai bahasa pemprograman. Penasaran bukan, apa saja dan seperti apa sih isi buku e-commerce menciptakan daya saing melalui teknologi informasi? Berikut ulasannya. 

Review Buku E-Commerce, Menciptakan Daya Saing Melalui Teknologi Informasi

Buku membangun e-commerce

1. Nilai Ekonomis Teknologi Informasi 

Segala aktivitas yang ada di dalam perusahaan harus mempertimbangkan prinsip dasar ekonomi. Prinsip tersebut adalah mendapatkan keuntungan. Tentu saja demi mendapatkan keuntungan, dibutuhkan tenaga dan cara ekstra dengan mengorbankan sesuatu. Missal mengorbankan jasa, pemeikiran dan tenaga. 

Penulis buku e-commerce pun mencontohkan nilai eknomis teknologi dengan analogi sederhana. Ketika didapati laptop atau computer rusak, ketika ada sparepart yang harus diganti, kita tidak akan memusingkan barang yang diganti, tetapi memusingkan file dan data yang di dalam laptop tersebut akan selamat atau tidak. Inilah yang menjadi nilai ekonomis tidak terletak pada perangkat teknologinya secara fisik, melainkan pada fungsi atau peranan informasi. 

Program Afiliasi

2. Dampak Sosial Era Teknologi Informasi 

Sudah rahasia umum jika keberadaan teknologi informasi sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Tidak hanya jam, tetapi setiap menit manusia bergantung pada teknologi. Terlepas dari segala kemolekan dan kemajuan teknologi, ada dampak lain yang sebenarnya kurang baik. 

Salah satunya dampak social yang semakin individualis. Satu sisi, teknologi bisa mendekatkan teman lama berkumpul dan bisa bertemu secara langsung. Belum lagi dampak masalah secara psikologis, akibat anak-anak terlalu sering bermain gadget dan  lain sebagainya. 

Baca juga : Review Buku : Progress Report di Era Industri 4.0

3. E-commerce 

e-commerce sebagai tempat transaksi dan pertukaran informasi antara penjual dan pemblei di dunia maya. Kemunculan e-commerce tentu saja memudahkan banyak perusahaan untuk melebarkan sayap dan memperkenalkan produk mereka ke dunia luar. Meskipun dijalankan secara daring, e-commerce merupakan salah satu pemicu terbentuknya prinsip ekonomi baru yang kini dikenal sebagai ekonomi digital. 

Tahukah kamu jika ada lima konsep dasar dalam e-commers. Diantarannya automation, sebagai penganti proses manual. Ada juga treamlining, yaitu proses yang terintegrasi untuk mencapai hasil yang lebih efektif dan efisien. 

Ada juga konsep publishing, yang menawarkan kemudahan dalam komunikasi dan berpromosi. Berlaku untuk produk dan jasa. Ketiga, ada interaction, yaitu pertukaran informasi dpelaku bisnis dengan meminimalisasikan human error. Terakhir, transaction, yang berbentuk kesepakatan dua pelaku bisnis untuk bertransaksi dengan melibatkan institusi lain sebagai fungsi pembayar. 

4. Jenis e-commerce 

Ketika disebutkan e-commerce, mungkin sudah banyak yang tahu dan tidak asing lagi. Tetapi secara teori, ternyata e-commerce itu sendiri ada beberapa jenis yang banyak tidak diketahui orang pada umumnya. Setidaknya ada tujuh bentuk e-commerse. 

Program Afiliasi

Diantarannya adalah business to business (B2B), Busines to consumer (B2C), Consumer to consumer (C2C), consumer to business (C2B), Business to Administration (B2A), Consumer to administration (C2A) dan Online to Offline (O2). Dari masing-masing tersebut, kamu bisa pelajari lebih lanjut di karya buku Rintho. 

Baca juga : Mau Belajar Aplikasi Komputer? Miliki Buku Pengantar Berikut

5. Membuat E-commerce dan Tantangannya

Tentu saja dari segi persaingan, akan banyak sekali ujian dibandingkan. Tidak hanya masalah produk, tetapi pengetahuan dan strategi pemasaran agar apa yang kamu iklankan terjual dan terpasarkan sesuai target market. Meski kelihatannya sudah terlihat maju, ternyata ecommerce di Indonesia belum maksimal. 

Menurut laporan Lifting the Barriers to e-commerce in ASEAN, di Asia Tenggara masih belum begitu berkembang.  Ternyata kawasan ini menymbang kurang dari 1% pasar e-commerce dunia. Maka dari itu, diperlukan aspek penentu keuangan kompetitif. Lantas bagaimana caranya? Tentu saja kamu akan dapatkan jawabannya setelah membaca pembahasan di halaman 45 di buku terbitan Deepublish satu ini. 

Buku ini cocok buat kamu yang ingin menjalankan bisnis dengan cara memanfaatkan teknologi informasi dan membangun e-commerce. Karena tidak hanya menggunakan dan berjualan di marketplace, tetapi juga ada aspek dan tool membangun e-commerce yang baik dan benar. 

Jadi buat kamu yang masih tidak tahu dunia e-commere, buku ini akan menjelaskan banyak hal. Mulai dari tentang website, domain, hosting, content management system (CMS), wordpress dan plugin sekaligpun. Tidak hanya itu saja, di bagian akhir juga ada praktikum. Jadi tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga ada cara mempraktekannya. 

Tinggalkan komentar