Sadarkah kita bahwa sesungguhnya nikmat Allah tak akan sanggup untuk kita hitung.
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang (QS. An-Nahl: 18).
Sadarkah kita bahwa Allah tak pernah berhenti menguji kita.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman.” sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al-‘Ankabut: 2)
Jika kita mau membandingkan, sesungguhnya musibah yang menimpa diri kita hanyalah sesekali saja, sedangkan nikmat selalu tercurah tiada hentinya. Lantas, mengapa kita masih saja mengeluh soal ini dan itu, masalah ini dan itu, yang sungguh tiada artinya dibanding nikmat yang selalu dianugerahkan Allah pada kita.
Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih pada Tuhannya (QS. Al-‘Adiyat: 6).
Sekarang, termasuk manakah kita? Ingkar atau sabar? Kufur atau tawakal?