Teori Konstruktivisme salah satu cabang ilmu yang banyak dicari, karena berkaitan dengan dunia pendidikan. Banyak sekali pengertian dan tujuan dari penerapan teori konstrutivisme ini. Mari kita bahas sampai tuntas dalam artikel ini.
Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan menjadi hal terpenting untuk melahirkan regenerasi dan mengubah nasib sebuah bangsa.
Barangkali ada diantara kalian yang masih belum tahu tentang teori konstruktivisme itu apa? langsung saja kita simak satu-satu berikut ini.
Daftar Isi
Tentang Teori Konstruktivisme
Secara umum, pengertian teori konstruktivis yaitu mememandang ilmu pengetahuan tidak sebatas mengungkap tentang fakta, kaidah dan konsep yang harus diingat secara baku, tetapi manusialah yang harus mengkonstruksikan pengetahuan itu sendiri.
Jadi manusialah yang memberikan nilai sentimentil dan menggali ilmu pengetahuan, baik itu lewat kajian, penelitian ataupun lewat pengalaman. Ada banyak cara untuk melakukan konstruksi dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Teori Konstruktivisme Menurut Ahli
Lalu apa sih pengertian teori konstruktivisme menurut para ahli? Tentu saja beragam, berikut pendapat mereka.
1. Abimayu
Teori konstruktivisme menurut Abimayu adalah pendekatan belajar yang meyakini jika seseorang mampu membangun pengetahuan sendiri berdasarkan pengalaman orang.
2. Muslich
Berbeda dengan pendapat Muslich yang memandang teori konstruktivisme adalah membangun pemahaman, kreativitas secara aktif yang didasarkan pada pengalaman belajar orang lain ataupun berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki orang tersebut.
3. Thobroni
Menurut Thobroni (2015), teori konstruktivisme merupakan teori yang memberikan kebebasan kepada manusia untuk menemukan apa yang inginkan dan memberikan kesempatan apa yang dibutuhkan orang tersebut.
Sebab, lewat ruang dan kesempatan itulah memberikan kebebasan untuk manusia belajar dan menemukan kompetensi, cara dan pengetahuan yang sesuai dengan potensi diri mereka.
4. Sagala
Tidak jauh berbeda dengan pendapat Sagala tentang Teori konstruktivisme. Menurutnya, Teori konstruktivisme adalah landasan seseorang berfikir tentang banyak hal, sesuai dengan pendekatan kontekstual. Jadi pengetahuan yang diperoleh sedikit demi sedikit. Kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan melalui proses.
Itulah beberapa pengertian teori konstruktivisme menurut para ahli. Dari pembahasan di atas maka dapat kita pahami bahwa ilmu pengetahuan tidak melulu ditemukan oleh para ahli sebelum-sebelumnya. Kita pun sebenarnya memiliki kesempatan yang sama untuk menemukan ilmu pengetahuan kita sendiri.
Tujuan Belajar Konstruktivisme
Sementara jika ditinjau dari tujuan teori konstruktivisme, ada beberapa tujuan, sebagai berikut. Menurut pendapat Thobroni (2015) tujuan belajar konstruktivisme, yaitu mendorong siswa untuk ingin bertanya dan menggali pengertahuan sendiri terlebih dahulu, membantu siswa bisa pemahaman konsep secara lengkap dan meningkatkan potensi siswa menjadi pemikir yang mandiri.
Selain itu, ada beberapa tujuan lainnya yang merupakan hasil rangkuman dari beberapa pendapat mengenai tujuan belajar konstruktivisme ini, antara lain sebagai berikut.
1. Merangsang berpikir inovatif
Tujuan teori konstruktivisme secara tidak langsung sebagai bentuk upaya untuk merangsang kita berfikir inovatif dan kreatif. Berfikir inovatif memang tidak mudah, butuh waktu dan proses yang panjang. Butuh waktu lama kita harus mengumpulkan puzzle ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu.
Inovasi akan lahir karena didukung adanya ilmu pengetahuan yang sudah dimilikinya. Tentu saja ilmu yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang memiliki ilmu akademis dan ilmu non akademis. Orang yang mampu menyatukan antara ilmu akademis dan non akademis yang mampu mendorong melahirkan pemikiran yang inovatif dan menarik.
2. Mampu meningkatkan pengetahuan
Ketika berbicara ilmu pengetahuan, tidak melulu kita dapatkan di bangku formal. Tetapi diperoleh dibangku nonformal. Bahkan saat kita bermain, piknik atau sedang berkebun di halaman rumah sekalipun kita bisa menemukan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dapat kita peroleh berdasarkan kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar. Contoh sederhana nya, si A dapat menemukan ilmu baru saat keluar dari rumah. Sementara si B tidak mendapatkan ilmu apapun saat keluar dari rumah. Jadi, dapat tidaknya ilmu pengetahuan tergantung dari kemampuan, keinginan dan sensitivitas kita terhadap lingkungan.
3. Menemukan hal-hal baru
Teori konstruktivisme bertujuan untuk membantu kita menemukan hal-hal baru. Dalam bentuk apapun itu. Contoh, banyak orang yang mencari kebahagiaan dengan berbagai cara. Mulai ada yang membeli teman, misal berteman dengan siapa saja dengan cara mentraktir semua teman. Pokoknya yang penting tidak sendirian dan punya teman.
Ada juga yang mendefinisikan kebahagiaan memiliki barang-barang mewah. Tidak peduli meskipun tidak memiliki uang, hutang sana sini atau banting tulang demi mendapatkan barang-barang mewah tersebut.
Ada juga yang mendefinisikan kebahagiaan dengan mengikuti pergaulan teman-teman di kanan kirinya. Meskipun gayanya mahal, tidak masalah asalkan bisa hangout, selfie di tempat mewah meski isi dompet sangat mepet.
Sementara, banyak juga orang yang mendefinisikan kebahagiaan dengan cara sederhana. Misal cukup berkebun di rumah sambil menunggu waktu panen tiba, tanpa peduli memperhatikan definisi kebahagiaan yang sudah disebutkan di atas.
Dari uraian di atas menunjukan bahwa teori konstruktivisme tidak melulu menyuruh kita mengikuti cara orang lain agar dapat menemukan hal-hal baru. Tetapi hal-hal baru bisa dilakukan dengan cara kita masing-masing tanpa harus berpengaruh pada definisikan orang di luar sana.
4. Membentuk keahlikan sesuai dengan kemampuannya
Sadar atau tidak sadar, teori konstruktivisme tidak lain mengarahkan kita untuk menemukan keahlian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Seseorang yang awalnya tidak memiliki ketertarikan di dunia menulis, setelah mempelajari tentang kelebihan tulis menulis, mendorong orang tersebut ingin menjadi penulis.
Atau mungkin orang tersebut sebelumnya sudah memiliki bakat terpendam. Karena ketidaktahuan bakat terpendam tersebut, maka dibutuhkan upgrade dan butuh stimulus untuk mengaktifkan bakat. Sehingga bakat yang dimiliki terasah dan dapat melahirkan kemampuan keterampilan yang sesuai dengan potensi di dalam dirinya.
5. Mendorong berpikir mandiri
Tujuan teori konstruktivisme yang terakhir mendorong kita berfikir lebih mandiri dan out of the box. Setidaknya orang-orang yang memahami betul akan esensi ilmu pengetahuan menjadi lebih terbuka hatinya dan lebih berfikir dewasa.
Bagi yang memiliki kemampuan berpikir matang, pemikiran mandiri mereka tidak sekedar dalam bentuk pikiran saja. Tetapi juga dapat dilihat dari perilaku dan sikap dalam kehidupan sehari-hari. Berkat kemandirian inilah yang justru akan mendorong kualitas orang tersebut.
Itulah beberapa tujuan belajar teori konstruktivisme. Adapun manfaat dari mempelajari cabang ilmu ini, yang akan kita bahas di bab dibawah ini.
Manfaat Belajar Konstruktivisme
Ketika kita berbicara tentang manfaat belajar teori konstruktivisme, ada banyak sekali yang kita dapatkan. Bahkan setiap orang merasakan manfaat yang berbeda-beda. Diantaranya sebagai berikut.
1. Siswa bisa mengungkapkan gagasan secara eksplisit
Manfaat belajar teori konstruktivisme tidak lain adalah membantu mengungkapkan gagasan secara eksplisit. Tidak dapat dipungkiri selama kita belajar, pasti ada kesulitan. Nah, kesulitan-kesulitan inilah yang mencoba untuk dipecahkan.
2. Memberikan pengalaman baru terhadap gagasan yang dimilikinya
Manfaat yang menurut saya cukup besar, yaitu kamu akan memperoleh hal-hal baru, pengalaman baru dan suasana yang baru terhadap gagasan yang kita temui. Yap, setiap orang pasti memiliki gagasan.
Sifat gagasan itu sendiri bersifat dinamis. Dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu dan seiring pengalaman dan pengaruh kemampuan berpikir kita terhadap segala hal.
- Mengajak seseorang berfikir tentang pengalamannya
Teori konstruktivisme secara tidak langsung mengarahkan kita pada sesuatu yang baru. Hal-hal yang baru dan menarik inilah yang mengantarkan kita menemukan pengalaman baru dan menemukan perasaan baru. Nah, setidaknya teori konstruktivisme ini akan mengajak kita kita berpikir tentang pengalaman yang sudah pernah dialami menjadi sesuatu hal yang lebih sentimentil dan lebih bermakna.
- Memberi kesempatan untuk mengidentifikasi perubahan gagasan
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa sifat gagasan setiap orang bersifat dinamis. Nah, teori konstruktivisme ini akan memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi perubahan gagasan lama ke gagasan baru, berdasarkan alasan logis.
Sementara logis tidaknya tergantung dari sensitivitas dan kepekaan otak dan perasaan kita terhadap sesuatu yang ada di sekeliling kita.
Itulah beberapa manfaat belajar teori konstruktivisme. Sebenarnya ada banyak lagi manfaat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Cara Belajar Konstruktivisme
Setelah mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat teori konstruktivisme, mungkin kamu penasaran, bagaimana sih cara mempelajari teori ini? Berikut beberapa tahap atau caranya.
1. Orientasi
Fase orientasi adalah fase paling pertama yang memberikan ruang atau kesempatan untuk individu mengembangkan motivasi sesuai dengan topik yang diangkat. Jika itu tentang pembelajaran, ya konteksnya bisa di arahkan dalam pembelajaran.
2. Elisitasi
Tahap ini lebih menekankan pada cara seseorang menggali ide dan mendiskusikan pengetahuan dasar melalui berbagai banyak bentuk. Bisa lewat tulisan, presentasi ataupun bentuk yang lainnya.
3. Rekonstruksi ide
Yap, di tahap rekonstruksi ide individu cukup melakukan klarifikasi ide yang diperoleh dari berbagai perspektif. Jika perlu, bisa dilakukan dengan berdiskusi atau dengan melakukan kajian literatur untuk merangsang gagasan yang tepat.
4. Aplikasi ide
Dari ide dan data yang sudah diperoleh, bisa diaplikasikan. Jadi ide yang abstrak, menjadi lebih terlihat dan dapat dirasakan oleh orang lain.
5. Review
Jika ada bentuk yang ditampilkan, maka masuk ke tahap review. Atau tahap evaluasi dan revisi. Tahap ini sebenarnya tahap paling penting, karena kita bisa tahu apa yang salah dan yang sudah benar. Tahap review ini pulalah yang dapat merangsang kita untuk melahirkan gagasan, ide baru lagi yang dapat dikembangkan.
Itulah beberapa cara belajar konstruktivisme yang semoga ada manfaatnya. Bab akhir, akan mengulas contoh teori belajar konstruktivisme, yang bisa disimak sebagai berikut.
Contoh Teori Belajar Konstruktivisme
Ketika kita berbicara tentang contoh teori belajar konstruktivisme, sebenarnya ada banyak sekali contohnya. Salah satu contohnya, Seorang guru Biologi mengajak siswanya membuktikan apa benar buah Tin salah satu buah spesial? Se special apa buah tin, sampai-sampai disebutkan dalam Al-Quran.
Para siswa pun diajak untuk mengambil mikroskop masing-masing. Agar bisa menemukan hasilnya. Maka ada dua sampel buah tin.
- Sampel 1 : buah tin sudah matang dan dalam kondisi yang baik (layak)
- Sampel 2 : Buah tin dalam kondisi berjamur dan lembek seperti busuk.
- Hipotesis : Apakah buah tin mengandung cacing?
Konstruktivisme
Saat dilakukan uji coba menggunakan mikroskop. Maka para siswa pun melakukan pengecekan. Hasilnya, sampel 1 dan sampel 2 tidak ditemukan sama sekali cacing. Pada sampel 2 hanya ditemukan spora jamur saja, dan tidak ditemukan cacing dan benar-benar bersih.
Dari hasil teori belajar konstruktivisme di atas, maka para siswa bisa mengetahui bahwa buah tin memang buah yang special. Karena tidak dalam kondisi busuk sekalipun, buah tin tidak dimakan oleh cacing.
Dari ulasan tentang teori konstruktivisme ini semoga membantu memberikan pemahaman dan pengertian. Semoga ulasan ini bermanfaat. (Irukawa Elisa)
Baca juga artikel penting lainnya
- Pengembangan Pembelajaran
- Cara Menemukan Arti Hidup Bagi Mahasiswa
- Psikologi Pendidikan adalah
- Pengertian Bimbingan Konseling
Sebagai seorang SEO Spesialis, telah berpengalaman dalam membantu berbagai bisnis meningkatkan visibilitas online mereka melalui optimasi mesin pencari. Dengan keahlian dalam riset kata kunci, optimasi konten, dan strategi backlink, berfokus pada peningkatan trafik organik dan peringkat situs web di mesin pencari