5 Unsur Resensi Buku Non Fiksi – Kamu seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan uang tambahan dengan cara yang super enak? Nah, pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tips dan ide buat kamu yang ngaku mahasiswa dan ingin mendapatkan uang tambahan. Sayangnya tips ini ditujukan bagi kamu yang punya hobi atau memiliki kemampuan menulis dan senang membaca.
Apakah itu? Yaps, betul sekali mendapatkan uang tambahan kuliah dengan melakukan resensi buku non fiksi. Memang agar resensi kita bisa lolos seleksi redaksi dibutuhkan pengetahuan tentang resensi buku.
Yaitu, harus mengetahui unsur resensi buku non fiksi – ya walaupun bisa juga diterapkan untuk resensi buku fiksi sekalipun – penasaran bukan seperti apa sih? Pastikan kamu menuliskan resensi wajib memiliki unsur-unsur di bawah ini.
Daftar Isi
5 Unsur Resensi Buku Non Fiksi
1. Judul
Tahukah kamu jika saat membuat resensi buku, sebenarnya ada dua judul. Pertama adalah judul resensi yang kamu buat. Judul yang kedua adalah judul dari buku yang kamu resensi. Pastinya setiap kali meresensi kita menggunakan resensi dari buku-buku tertentu bukan?
Terkait penulisan judul resensi, pastikan judul ditulis secara singkat, padat dan jelas. Hindari penulisan judul yang panjang dan bertele-tele, karena pihak redaksi malas membacanya. Satu hal lagi, judul resensi tidak boleh sama persis dengan judul buku yang kamu resensi lo ya. Kenapa? Karena pihak redaksi lebih senang penulis resensi yang original.
Maksudnya penulis benar-benar menulis resensi berdasarkan perasaan dan review kamu. Redaksi lebih senang resensi yang ditulis sesuai dengan karakter dan gaya kamu menulis. Sekali lagi, editor senang sesuatu yang “asli”, tidak mengada-ada atau melebih-lebihkan.
2. Data Buku
Pernahkah kamu membaca hasil resensi buku di surat kabar? Jika sudah, pastinya kamu sudah tidak asing lagi. Jika belum pernah, kamu perlu spoiler terlebih dahulu, agar mengerti pembahasan yang akan saya tuliskan ini. Jadi dalam meresensi buku, wajib sekali mencantumkan data buku.
Tentu saja data buku diambil dari buku yang Anda baca. Adapun beberapa data buku yang wajib ada dan wajib dituliskan. Yaitu Judul Buku, Pengarang, Penerbit, Tahun terbit beserta cetakannya, dimensi buku, harga. Nah, terkait format penulisan data buku pun juga tidak boleh sembarangan. Harus ditulis secara rapi. Berikut adalah contoh data buku dari buku saya.
Judul Buku | The Secreat of IKIGAI |
Pengarang | Irukawa Elisa |
Tahun Terbit | 2019, Cetakan I |
Dimensi Buku | 135 x 200 mm |
Harga | Rp42.000 |
Biasannya setelah penulisan identitas buku seperti di atas, langsung masuk ke unsur yang ketiga, yaitu bagian lead. Penjelasan Lead dapat dilihat di ulasan di bawah.
Baca juga : Tujuan Resensi Buku Yang Perlu Diketahui
3. Lead (Kalimat Pembuka)
Barangkali ada yang bingung dan tidak tahu tentang lead? Bahasa sederhananya, lead adalah kalimat pembuka. Tentu saja dibutuhkan tips dan trik agar lead menarik. Bagaimanapun juga, lead lah yang akan menentukan pembaca akan lanjut membaca sampai selesai, atau sekedar membaca bagian awal saja.
Terkait dengan bagaimana membuat lead yang menarik, ada beberapa tips dan trik yang bisa kamu coba. Tips ini sering juga saya sampaikan setiap kali saya mengisi pelatihan menulis. Karena memang banyak sekali yang kesulitan membuat lead yang menggugah minat baca.
Jika membuat lead memakan waktu lama dan kamu malas berfikir. Maka kamu bisa membuka lead dengan beberapa cara. Misalnya mengambil pernyataan dari penulis buku satu kalimat saja yang paling menarik di bagian awal. Kemudian, baru dilanjutkan penjabaran atau argument kamu sebagai peresensi.
Bisa juga dengan cara menuliskan kesimpulan yang kamu peroleh setelah membaca buku yang kamur resensi. Tentu saja cara ini lebih mudah dibandingkan kamu harus memaksakan berfikir mencari kalimat yang menarik. Atau bisa juga dengan menekankan siapa dan apa, untuk memberikan tekanan pokok yang akan kamu tulis.
Nah, adapun rahasia membuat lead yang mengunggah, gunakan kalimat yang singkat. Jika sulit membuat kalimat singkat dan menarik, kamu bisa menggunakan kalimat aktif. Tentu saja kamu sudah tahu bentuk kalimat aktif bukan? Dimana kalimat aktif itu memiliki unsur SPOK (Subjek – predikat – objek – keterangan). Karena pembuka yang terlalu panjang namun tidak berbobot ya sama saja tidak ada daya tariknya.
Padahal saat memasukan resensi buku non fiksi kita harus meraba-raba selera editor. Bagaimanapun juga, saat menulis resensi di surat kabar kita tidak hanya melihat calon pembaca, tetapi membaca editornya. Betul tidak? Jadi memang harus berhati-hati. Prinsipnya, ambil hati editor lewat tulisan yang baik.
Baca juga : Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi – Penjelasan Disertai Tabel
4. Isi Resensi
Jika sudah menulis bagian pembuka atau lead resensi. Tentu saja dibagian isi kamu harus lincah dalam menuang ide dan gagasan kamu terkait isi buku yang kamu baca. Hal yang harus selalu diingat seorang peresensi adalah, ingat bahwa kamu sedang meresensi, bukan sedang mengarang bebas. Jadi, tetap fokus pada buku yang diresensi.
Setidaknya di bagian isi resensi kamu boleh mengungkapkan gagasan kamu juga. Tetapi juga ingat, tanggung jawab seorang peresensi buku hampir mirip seperti seorang komentator. Jadi ada yang dikritik dari buku yang kamu baca. kamu pun juga bisa menuliskan kelebihan dan kelemahan dari buku yang kamu baca loh. Karena itulah tujuan dari resensi buku.
Satu hal yang tidak kalah penting yang harus ada di dalam isi resensi buku. Kamu wajib menuliskan sinopsis singkat tentang buku tersebut. Misalnya tentang penggunaan bahasanya bagaimana, buku tersebut mengulas tentang tema apa – tetapi jangan dijelaskan secara gamblang – karena tujuan dari peresensi adalah membuat pembaca penasaran dengan buku yang Anda tuliskan.
Baca juga : Pengertian Identitas Buku Dan Jenisnya
5. Bagian Penutup
Bagian terakhir dari unsur resensi buku non fiksi adalah bagian penutup. Nah, terkait penutup resensi, setiap peresensi memiliki karakter dan gayanya masing-masing. Jika kamu penasaran atau binggung seperti apa, kamu bisa loh intip peresensi buku yang sudah dipublikasikan. Setidaknya dari sana kamu akan belajar dari berbagai macam gaya penyampaian resensi buku.
Dari kelima unsur resensi buku non fiksi diatas, wajib ada setiap kali hendak meresensi. Setelah membaca pemaparan diatas sudah ada gambaran. Bahwa mendapatkan uang tambahan itu tidaklah susah. Cukup meresensi buku yang kamu baca saat ini dan dikirimkan ke media cetak atau surat kabar.
Jika lolos seleksi dan dimuat, kamu akan mendapatkan honor dari surat kabar dan dari pihak penerbit buku yang telah menerbitkan buku yang kamu resensi. So, kamu mendapatkan dua sumber pemasukan dalam sekali publikasi resensi.
Baca juga : Contoh Buku Non Fiksi dan Ciri Utamanya
Apalagi jika resensi tersebut dapat dicetak di surat kabar. Maka honor yang akan kamu dapatkan dari surat kabar tersebut lebih besar, dibandingkan honor di surat kabar lokal. Semoga bermanfaat berbagi pengalaman ini.
Kontributor : Irukawa Elisa