Cara Menjadi Dosen: Syarat, Tugas dan Gaji Dosen

Cara Menjadi Dosen – Bagaimana cara menjadi dosen di universitas atau ke perguruan tinggi (PT)? Ternyata peminat yang ingin menjadi seorang dosen lumayan banyak. Hal ini terlihat jumlah pendaftar yang ingPein menjadi dose nada lumayan banyak. Belum lagi setiap ada universitas atau Perguruan Tinggi yang membuka lowongan menjadi dosen, banyak yang mengirimkan lamaran. Permasalahannya saat ini menjadi seorang dosen tidaklah seperti yang dulu.

Ada syarat batas minimal lulusan calon dosen. Lulusan S1 saja tidak cukup sekarang, paling tidak harus sudah lulusan S2. Meskipun demikian, masih ada juga univesitas atau perguruan tinggi yang lulusan dari S1. Nah, jadi buat kamu yang sekarang masih dalam perjalanan menyelesaikan S1 dan berniat menjadi bagian di dalamnya, maka tidak ada salahnya jika mencari tahu cara menjadi dosen terbaru seperti apa dan bagaimana.

Namun sebelum kita masuk ke bahasan utama kali ini, kita coba ketahui dulu yuk sebenarnya tugas dosen itu seperti apa? Apakah cuma mengajar mahasiswa saja? Jangan-jangan kamu yang bercita-cita menjadi dosen, tidak tahu lagi. Waahhh parah nih.

TUGAS dan GAJI SEORANG DOSEN

tugas dosen

Buat kamu nih yang penasaran ingin mengetahui cara menjadi dosen itu bagaimana seperti apa, artikel kali ini ada beberapa poin yang penting untuk di catat. Apa saja dan bagaiamna, cekidot ulasan berikut ini.

1. Pengertian dan tugas Dosen

Ada beberapa jenis pendidik yang kita kenal, ada guru, ada dosen, ada guru besar. Dalam UU No 14 Tahun 2015, sudah disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesinal yang memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dengan kata lain guru merupakan pendidik yang bertugas di tingkat SMA ke bawah. Sementara dosen merupakan pendidik di tingkat perguruan tinggi. Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa :

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Jadi dosen tidak hanya sebagai pendidik saja, dia juga bertugas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau teknologi melalui penelitian-penelitian.

Ada satu jenis lagi yaitu profesor. Profesor atau guru besar ini juga merupakan dosen yang masih mengajar, namun dengan jabatan yang lebih tinggi. Jabatan guru besar ini seperti rektor, atau dosen yang mengajar untuk tingkat S2 dan S3.

2. Klasifikasi Dosen dan gajinya

Karena ada beberapa jenis dosen loh. Apa saja jenis dosen tersebut? Simak berikut.

a. Dosen tetap 

Affiliate Buku

Kita awali dari dosen tetap. Menjadi seorang dosen tetap tentu saja impian bagi sebagian orang. Mengingat profesi dosen memiliki prestise yang bagus juga lo. Dikatakan menjadi dosen tetap karena telah diangkat menjadi dosen penuh waktu.

Dimana dosen tersebut sudah diakui oleh Dikti. Tentu saja, jobdesk lebih terfokus dan memiliki tanggung jawab yang jelas pula. Tanda secara kasat mata, dosen yang sudah tetap, bisa ditandai dari Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). Nomor NIDN ini adalah nomor unik yang hanya dimiliki dosen. Tidak main-main, nomor NIDN ini diberikan langsung dari pihak dikti lo.

Gaji Dosen PNS di Perguruan Tinggi Negeri

Dosen tetap yang juga sebagai PNS memiliki gaji yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan profesi, tunjangan khusus dan tunjangan kehormatan. Berdasarkan Peraturan Presiden No.65 Tahun 2007, seorang dosen dapat mendapatkan tunjangan sebesar 1,35 juta – 5,5 juta tergantung masa kerja, tugas dan jabatannya.

Disamping itu, dosen juga masih mendapatkan insentif lain selain gaji dan tunjangan diantara insentif penelitian dan kebutuhan operasional yang lain.

Lalu berapa gaji pokok seorang dosen?

Lihat tabel di bawah ini yaa untuk gaji pokok seorang dosen PNS di Perguruan Tinggi Negeri.

GolonganTotal Gaji
TerendahTertinggi
Golongan 1Rp 1.560.800   (Golongan 1a dengan masa kerja 0 tahun)Rp 2.686.500   (Golongan 1d dengan masa kerja 27 tahun)
Golongan 2Rp 2.022.200   (Golongan 2a masa kerja 0 tahun.Rp 3.820.000   (Golongan 2d dengan masa kerja 33 tahun)
Golongan 3Rp 2.579.400   (Golongan 3a masa kerja 0 tahun)Rp 4.797.000   (Golongan 3d dengan masa kerja 32 tahun)
Golongan 4Rp 3.044.300   (Golongan 4a masa kerja 0 tahu)Rp 5.901.200   (Golongan 4d dengan masa kerja 32 tahun).
Sumber : https://lifepal.co.id/blog/gaji-dosen/

b. Dosen tidak tetap

Berbeda dengan dosen tidak tetap, kebalikan dari dosen tetap. Jadi dosen tidak tetap ini system kerjanya seperti karyawan kontrak. Dimana masa kerjanya memiliki masa aktif tertentu. Mereka tetap memiliki jam kerja penuh dan bisa juga memiliki jam kerja paruh waktu (tergantung surat perjanjian).

Setiap dosen tidak tetap akan mendapatkan Nomor Urut Pengajar Nasional yang disebut dengan NUPN. Disebutkan bahwa dosen tidak tetap di sini adalah dosen yang tidak memenuhi syarat Permendikbud No. 84 Tahun 2013, yang diantarannya menyebutkan belum memenuhi kualifikasi S2.

Untuk gaji sebagai seorang dosen tetap tergantung dari kontrak PTN maupun PTS. Biasanya mengacu pada UMP lokasi universitas. Namun tidak menutup kemungkinan dosen tidak tetap juga memiliki gaji yang tinggi.

c. Dosen honorer 

Lalu apa yang disebut dengan dosen honorer? Dosen honorer inilah pekerjaan yang sebenarnya memprihatikan. Karena dosen tidak memiliki ikatan kerja. Jadi, ibarat kata dosen honorer hanya mengajar di salah satu Universitas atau Perguruan Tinggi saja.

Meskipun demikian, tetap diketahui oleh pihak universitas/PT. Sayangnya pula, dosen honorer juga tidak memiliki NUPN dan tidak dicatat dalam PDPT. Adapun tipe dosen honorer seperti dosen pengganti, dosen luar biasa dan dosen tamu. Ada pula kasus dosen yang sedang berjuang sambil melengkapi KKNI yang dibutuhkan.

Dosen honorer digaji berdasarkan tugas dan pekerjaanya. Pada prinsipnya hampir mirip dengan dosen tidak tetap.

Promo Buku

Baca juga : Ciri-ciri Manajer Yang Baik dan Profesional

CARA DAN SYARAT-SYARAT MENJADI DOSEN


cara menjadi dosen
Sumber : duniadosen,com

Dikutip dari berbagai sumber di internat bahwa untuk menjadi dosen harus memenuhi persyaratan tertentu, terutama untuk masuk sebagai dosen PNS di perguruan tinggi negeri. Selain harus lulusan S2, seorang dosen juga harus memiliki kemampuan mendidik yang baik, mampu berbahasa inggris dan memiliki prestasi.  Apalagi persaingan menjadi dosen kian hari semakin ketat, lulusan S2 bahkan S3 sudah semakin banyak.

Dalam UU No 14 Tahun 2015 disebutkan bahwa untuk menjadi seorang dosen minimal haru memenuhi beberapa persyaratan umum, biasanya PTN maupun PTS juga memberikan persyaratan tambahan. Nah, dibawah ini adalah beberapa syarat-syarat yang biasanya diberikan ketika mendaftar menjadi dosen :

1. Prinsip Yang harus dipatuhi

Dalam Bab 3 UU No 14 Tahun 2015 tentang Prinsip Profesionalitas, Seorang guru maupun dosen harus mematuhi dan memiliki prinsip-prinsip dasar di bawah ini. Jadi, kembangkan prinsip-prinsip ini dalam kepribadian dan kegiatan sehari-harimu yaa.

  • memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
  • memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;
  • memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
  • memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
  • memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
  • memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
  • memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
  • memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan;

2. Memenuhi Kualifikasi Akademik Dosen

Untuk menjadi seorang dosen di perguruan tinggi negeri, syarat pertama adalah memenuhi kualifikasi akademik. Kualifikasi akademik ini dapat diperoleh melalui program pascasarjana di perguruan tinggi yang terakrediatsi dan sesuai dengan bidang ilmu yang dilamar.

Kualifikasi Akademik Minimum Dosen

Dalam Pasal 46 ayat 2 disebutkan bahwa :

a. lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana; dan
b. lulusan program doktor untuk program pascasarjana.

Jadi, jika ingin menjadi dosen Diploma atau Sarja (S1) minimal harus lulusan program magister atau S2. Sementara jika ingin mengajar di program pasca sarjana (S2) maka minimal harus lulusan program doktor (S3).

3. Memiliki Prestasi Luar Biasa

Selain memenuhi kualifikasi akademik, siapapun bisa lho menjadi dosen tanpa kuliah tinggi-tinggi. Syaratnya adalah dengan memiliki prestasi yang luar biasa. Siapapun itu, bisa saja diangkat menjadi dosen. Hal ini tercantum dalam pasal 46 ayat 2 pada bab V tentang Dosen.

Prestasi luar biasa tersebut seperti atlet internasioanal yang mengharumkan nama Indonesia, pernah menjabat jabatan tinggi seperti menteri, hakim, panglima atau bentuk lain pengabdian kepada NKRI.

Tentu saja selain memiliki prestasi luar biasa, seseorang itu juga harus memiliki kualifikasi atau pantas untuk menjadi dosen.

Kualifikasi yang lain ditentukan oleh senat masing-masing perguruan tinggi. Senat merupakan badan normatif tertinggi yang terdirid dari rektor, wakil rektor, dekan, guru besar, kaprodi dan pejabat tinggi yang lain.

4. Sehat Jasmani dan Rohani

Syarat selanjutnya untuk menjadi dosen adalah sehat jasmani dan rohani, syarat ini diperlukan mengingat kerja sebagai dosen diperlukan kesiapan fisik dan mental. Apalagi jadwal mengajar dosen juga cukup padat dan tugasnya pun juga banyak.

Pada saat seleksi, kamu akan diminta surat sehat dari dokter dan juga keterangan tidak buta warna. Tidak menutup kemungkinan juga, kamu akan di tes lab, tes fisik seperti lari dan lain sebagainya.

5. Menguasai Bahasa Inggris

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diakui banyak negara, walaupun tidak wajib menguasai sepenuhnya. Sebagai seorang dosen minimal mengerti dan bisa berbicara dengan bahasa inggris.

Syarat menguasai bahasa inggris ini biasanya diwakilkan dengan skor TOEFL yang merupakan standarisasi untuk mengukur kemampuan dan pemahaman bahasa inggris.

Buat kamu yang ingin menjadi dosen, terus berlatih berbahasa inggris yaa. Belajar juga agar nilai TOEFL mu tinggi. Selain TOEFL, ada juga ELTS. Kamu bisa menggunakan dua itu untuk mengukur kemampuan bahasa inggrismu.

Berapa skor minimalnya? Untuk menjadi dosen skor minimal TOEFL adalah 500, dan ELTS 5,5. Jadi kamu harus belajar rajin-rajin yaa agar skor TOFL dan ELTS kamu berada di atas itu.

6. Memiliki Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki, menjadi dosen tentu harus memiliki kompetensi minimal kompetensi yang harus dimiliki adalah bisa mengajar. Selebihnya mungkin menguasai dan paham tentang bidang terkait serta tidak gaptek.

Pihak Universitas tentu akan memilih dosen-dosen yang memiliki kompetensi tinggi dan sesuai dengan perkembangan zaman.

7. Memiliki Kepribadian Baik

Selain memiliki wawasan, seorang dosen juga akan di tes kepribadiannya. Tentu yang akan dipilih adalah calon-calon dengan kepribadian yang baik, apalagi dosen nantinya akan menjadi contoh bagi para mahasiswa-mahasiswanya.

Pada saat proses seleksi, kamu akan melalui beberapa tahap diantaranya tes psikologi, tes kepribadian dan tes wawancara. Di saat itulah kamu harus hati-hati, jangan sampai etika dan kepribadian burukmu kamu tampakkan disitu.

Tips Agar Menjadi Dosen di Universitas Terkemuka


cara menjadi dosen muda

Setelah mengetahui seluk belun tentang dunia dosen, sekarang toko buku deepublish kasih beberapa tips nih agar cita-cita kamu sebagai dosen terpenuhi. Apa aja nih kak tipsnya? Buanyak tipsnya.

1. Bergelar S2, Bila Perlu Kuliah di Luar Negeri

Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa cara menjadi dosen saat ini syaratnya bergelar S2. Nah, buat kamu nih yang S1 merasa salah jurusan, dan merasa tidak sesuai dengan jurusan yang kamu inginkan. Kamu bisa melanjutkan S2 dengan mengambil jurusan yang kamu sukai. Karena lulusan S2 buat kamu yang ingin menjadi dosen di sana, akan diperhitungkan.

Meskipun demikian, ada desas-desus yang mengatakan bahwa lulusan S2 tetap bisa menjadi dosen. Memang sih, era saat ini memang gelar tidak menjadi jaminan seseorang itu berkompeten atau tidak. Kenyatannya, banyak yang berkompeten justru tidak tertarik melanjutkan S2 atau semacamnya. Namun bagaimanapun juga, syarat yang tercantum dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jadi, sekalipun kamu berkompeten dan sadar akan keinginan menjadi dosen, ya harus menlanjutkan S2 terlebih dahulu.

Bagaimana jika tetap tidak bisa melanjutkan S2 dan memang memiliki kompetensi dan kelebihan di bidang tertentu. Apakah tetap tidak mungkin menjadi seorang dosen? Ternyata untuk kasus lain, seperti ada calon dosen yang memiliki kemampuan luar biasa tetap bisa diangkat menjadi dosen. Jika disimpulkan, menjadi seorang dosen tidak hanya memenuhi syarat dan ketentuan, tetapi juga memiliki kompetensi.

2. Kompetensi Tinggi dan prestasi Diperhitungkan

Cara menjadi dosen memang secara umum banyak yang melalui jalur umum. Misalnya, lulus S2 terlebih dahulu dan sebagainya. Seperti yang dipaparkan di atas, ada jalur khusus bagi calon dosen yang memiliki kemampuan “luar biasa” sehingga bisa diangkat menjadi dosen. Membicarakan tentang kompetensi, tentu saja calon dosen harus memiliki kualifikasi dan Kerangka Kualifikasi Nasional Nasional (KKNI) terlebih dahulu.

Barangkali ada yang masih belum tahu, apa sih KKNI tersebut? KKNI adalah cara menjadi dosen yang menggunakan jalur spesial, karena faktor lulusan tidak begitu diutamakan, asalkan memiliki keunggulan kompetitif. Nah, KKNI itu sendiri memiliki Sembilan jenjang. Mulai jenjang 1 setara bawah, dan jenjang 5 setara dengan diploma. Jika kamu memiliki jenjang level 6, kamu sudah sama seperti lulusan sarjana.

Akan lain cerita jika kamu naik jenjang level 7, kamu sudah sama seperti profesi. Sampai ke level 8 sudah setara S-2. Barulah di jenjang 9 baru setara dengan gelar doctor. Jadi, buat kamu yang sudah terlanjut mengajar, padahal baru lulus S1 atau D3 dan ingin memenuhi syarat. Maka, kamu cukup memenuhi syarat KKNI terlebih dahulu, minimal level 8. Nah, buat kamu tipa yang memprioritaskan ijazah S2, atau memprioritaskan kompetensi nih jika ingin jadi dosen? Apapun itu, semoga tujuan tetap sama, mencerdaskan bangsa.

3. Kenali Niat Menjadi Dosen

Banyak hal yang perlu kamu persiapkan jika memang ingin masuk di dunia akamdemis satu ini. Salah satunya, kamu harus benar-benar memperhitungkan kompetensi dan kualitas lulusan. Masak iya, menjadi dosen karena ijazah dan nilai tinggi saja? Padahal era sekarang nilai bisa di dapat dengan cara curang. Bahkan, skripsi dan tesis saja bisa beli.

Melihat kasus rahasia umum seperti di atas, setidaknya kita harusnya tidak menjadi bagian di dalamnya. Mengasai cara menjadi dosen tidak sekedar “aku ingin” tetapi harus ada kerja keras dan kesungguha. Tentu saja dengan niat yang lurus dan panggilan hati. BUkan karena panggilan gaji dan tunjangan yang akan di dapatkan banyak. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kini profesi dosen bukan sebagai “panggilan hati” sebagai “guru tanpa tanda jasa” tapi guru yang berharap tunjangan gaji.

4. Rajin Baca Buku

Seorang dosen harus memiliki wawasan yang cukup luas, apalagi tugasnya adalah mengajar para mahasiswa-mahasiswa yang biasanya memiliki jiwa kritis yang sangat tinggi. Jika wawasannya sempit, tentu akan kesulitan dalam menjawab maupun memberikan solusi kepada permasalahan yang mahasiswa alami.

Pada saat seleksi pendaftaran dosen, biasanya wawasan yang dimiliki juga akan di tes. Kamu bisa memulainya dengan membaca buku, terutama buku-buku yang berkaitan dengan bidang ilmu yang ingin kamu kuasai. Kita tahu kan bahwa manfaat membaca buku itu sangat banyak.

5. Rutin buka loker Dosen

Emang ada loker jadi dosen? Banyak, di perguruan tinggi yang kekurangan dosen biasanya akan membuka lowongan untuk dosen, pengumumanya dilakukan secara resmi. Coba saja cek di website resminya PTN atau PTS yang kamu inginkan, atau jika tidak mau ribet buka saja google. Apa sih yang google tidak bisa.

6. Perluas Relasi

Apa jadinya jika semua temanmu adalah dosen-dosen muda? Kamu tentu akan mendapatkan manfaat yang banyak bukan? Selain mendapatkan ilmu dan tips, mereka juga akan menjadi informan bahkan jembatan yang mengantarkanmu menjadi dosen. Banyak-banyak bangun relasi dan kenalan yaa !

7. Jadi Asdos

Saat kuliah kamu pernah ditawari untuk menjadi asdos? Jika pernah, jangan sia-siakan itu, karena pengalaman berharga itu akan menjadi nilai lebih pada saat kamu mengikuti seleksi menjadi dosen.

Menjadi asdos adalah awal mula belajar sebelum menjadi dosen yang sebenarnya. Di saat itu kamu bisa belajar tentang bagaimana menjadi dosen yang baik, bagaimana mengatur mahasiswa dan bagaimana manajemen tugas yang baik.

Kesimpulan – Cara Menjadi Dosen

Nah, itulah cara menjadi dosen. Dari pemaparan di atas apakah kamu masih ingin menjadi seorang dosen? Atau mungkin menjadi minder karena tidak memenuhi syarat? Sebenarnya jika kamu masih perjalanan menyelesaikan S1, saya rasa kamu belum terlambat mewujudkan cita-cita kamu menjadi dosen kok.

Karena masih ada waktu menyiapkan untuk melanjutkan S2 agar prosesnya lebih mudah. Apalagi dari segi usia masih sangat mendukung.
Karena di era digitalisasi seperti sekarang, banyak lahir dosen-dosen muda yang berkompetensi dan lebih melebur dengan para mahasiswanya.

Baca juga : 5 Tips Membaca Buku Materi Kuliah Agar Tidak Mengantuk

Dari segi ide juga inovatif. Tentu saja, kamu juga bisa menjadi dosen muda seperti mereka. Apalagi mengingat usia kamu masih sangat muda. Masih banyak kesempatan yang bisa kamu capai. Semoga dengan pemaparan seputar cara menjadi dosen ini bermanfaat dan membukakan sudut pandang kamu yang lebih ke depannya. (Irukawa Elisa)

Beli Buku Ajar untuk Dosen

Buat anda yang ingin menjadi atau telah menjadi dosen, kamu bisa membeli atau menerbitkan buku di toko buku online Deepublish lho.

Tinggalkan komentar