E-Book To-Lindu Masyarakat Adat Penghuni Taman Nasional Lore Lindu
Dataran Lindu terletak di tepian Danau Lindu, salah satu kecamatan di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah, yang dihuni mayoritas masyarakat adat Lindu. Orang Lindu biasa disebut dengan To-Lindu. Dalam Keseharian aktivitasnya diatur berdasarkan ketentuan adat. Mereka menggunakan Bahasa Kaili berdialek Tado. Luas wilayah 552,03 Km² / 1104.06 Ha, yang secara administrasi terdiri dari 4 desa, yaitu Desa Puroo, Desa Langko, Tomado, Anca dan Desa Olu.
Kehidupan mereka menjadi terusik ketika masuknya pendatang Etnik Bugis pada tahun 1969 yang melihat potensi danau yang banyak ikan kemudian kembali ke Sulawesi Selatan untuk membeli pukat pasang yang kemudian menggeser tradisi nelayan To-Lindu yang hanya memasang alat tangkapan tradisional seperti kipu. Modal dari hasil ikan danau dijadikan modal untuk membeli lahan pertanian yang sebagiannya masuk pada wilayah Taman Nasional Lore Lindu. Akibatnya lahan menjadi terbatas bersamaan ditetapkannya wilayah Dataran Lindu sebagai bagian dari Taman Nasional Lore Lindu melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian (Nomor 522/Kpts/Um/10/1973 tanggal 20 Oktober 1973); surat Keputusan Menteri Pertanian (Nomor: 46/Kpts/Um/I/1978 tanggal 25 januari 1978); Surat Keputusan menteri Pertanian (Nomor: 1012 /Kpts/Um/12/1981 Tanggal 10 Desember 1981), Surat Keputusan Menteri Pertanian tersebut merupakan gabungan dari tiga Kawasan konservasi. Hal ini berarti Kawasan yang dahulunya diatur berdasarkan ketentuan adat sebagai warisan leluhur menjadi terbatas dengan pemberian hak encave. Keterbatasan sumber daya pertanian sebab klaim pendatang dan pihak Taman nasional Lore Lindu, menyebabkan interaksi antara To-Lindu dengan Pendatang (etnik Bugis) menjadi terganggu. Terutama melemahnya aturan adat terutama dalam memanfaatkan sumber daya lokal. Terdapat pula perubahan positif terutama peniruan cara kerja dalam pertanian dan cara menangkap ikan.
Buku ini menjelaskan (1) Bentuk interaksi sosial budaya, ekonomi dan keagamaan antar To-Lindu dan Bugis sehingga ditemukan formula agar tidak terjadi konflik terbuka; (2) Bentuk penguasaan sumber daya lokal antara To-Lindu dan Bugis agar dijadikan dasar dalam menemukan resolusi konflik.; dan (3) Dampak interaksi antar To-Lindu dan Bugis terhadap aturan adat dan eksistensi Taman Nasional Lore Lindu. Buku ini juga lahir bukan saja kajian teoretis, namun berdasarkan informasi lapangan yang sejak lama dilakukan. Ini membuktikan bahwa buku ini dapat dijadikan referensi terutama mahasiswa sosiologi maupun antropologi.
Buku ini terdiri dari beberapa pembahasan, diantaranya:
- Sejarah Ringkas To-Lindu
- Terusiknya Masyarakat To-Lindu
- Interaksi Antar Etnik
- Ancaman terhadap Aturan Adat dan Taman Nasional Lore Lindu
- Konflik dan Resolusi Konflik
- Kesimpulan dan Saran
E-Book To-Lindu Masyarakat Adat Penghuni Taman Nasional Lore Lindu ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish Digital