ISLAM, IMAN, DAN IHSAN DALAM BEKERJA

Date : 04 June 2015

Oleh : Sarah Kartika Pratiwi

Apa itu Islam?

Banyak sekali definisi dari ‘Islam’. Di sini akan menggunakan satu artian yang berasal dari hadits Rasulullah SAW yang diriwayat oleh Muslim. Saat Rasul sedang duduk-duduk dalam satu majelis bersama para sahabat, muncul seorang laki-laki yang tidak mereka kenal. Kemudian ia menanyakan mengenai ‘apa itu Islam?’ Lalu Rasul pun menjawab bahwa Islam adalah ketika seseorang bersyahadat, mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan berhaji saat memiliki kesanggupan. Jelas sekali ya?

 

Nah, kalau Iman, itu apa?

Kemudian laki-laki misterius itu melanjutkan pertanyaannya yang kedua yaitu ‘apa itu Iman?’ Rasulullah pun menjelaskan bahwa Iman adalah ketika seseorang beriman kepada Allah, pada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya, hari Kiamat, serta qadha dan qadar. Inilah yang sering kita sebut sebagai rukun iman saat kita masih kecil mengaji di TPA.J

Affiliate Buku

 

Terakhir, Ihsan itu apa ya?

Sang tamu pun melontarkan pertanyaan ketiga yaitu pertanyaan tentang ihsan. ‘Apa itu ihsan?’ Rasul  lalu menerangkan bahwa ihsan adalah sebuah kondisi dimana kita beribadah kepada Allah dengan seakan-akan kita melihat-Nya atau beribadah kepada Allah dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah pasti melihat kita.

 

Islam, Iman, dan Ihsan dalam Bekerja?

Makna ibadah memiliki konteks luas. Tidak terikat pada praktik ritual saja. Bekerja, belajar, bahkan tidur pun apabila dilandasi dengan niat karena Allah, sangat berpeluang untuk menjadi sumber pahala.

Saat berada di masa-masa produktif dan berkesempatan merasakan pengalaman-pengalaman awal dunia profesional, perlu sering-sering mengingatkan diri. Jangan sampai pekerjaan yang kita lakukan hanya memiliki ‘nilai’ di dunia saja. Karena nilai pekerjaan di dunia itu sangat sedikit, rugi dong kalau lelahnya hanya terbayar di dunia saja. Pasti mau kan lelah, pahit, sakit, dan kerasnya proses yang kita alami di dunia ini juga diakui oleh Allah di akhirat kelak?

So, niatkan selalu bahwa apa yang kita kerjakan adalah niat yang karena Allah. Kalau ternyata di tengah-tengah nanti niat kita berbelok, gimana? Ya mudah saja. Luruskan ulang niatnya. J

Perkara Islam dalam bekerja adalah apakah dalam bekerja kita semakin kuat dalam memegang syahadat kita? Melepaskan diri dari penghambaan terhadap bentuk apa pun dan hanya menghamba pada Allah SWT. Apakah pernah kita menduakan panggilan sayang Allah lewat seruan azan untuk menegakkan sholat demi menyelesaikan tugas yang sebenarnya deadline-nya masih esok hari? Duhai kawan, azan adalah panggilan sayang dari-Nya. Ia yang menciptakan kita. Memegang seluruh takdir hidup kita,. Satu-satunya Dzat yang mampu menolong kita seberat dan sesulit apapun masalah yang kita hadapi. Masihkah kita berpaling dari-Nya di kala kalimat pertama azan bergaung?

Hal yang perlu diwaspadai adalah ketika kita sudah ber-Islam dengan baik, tidak lantas secara otomatis keimanan kita bertambah. Karena keimanan meningkat seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman yang kita miliki.

Mengikut-sertakan iman saat bekerja artinya apabila saat bekerja lalu pemahamannya mengenai pekerjaan menghantarkannya pada keyakinan yang lebih kuat mengenai Allah hingga qadha dan qadar yang ditetapkan-Nya. Tebal tipisnya iman bisa bertambah dengan sering atau tidaknya kita untuk membaca ayat-ayat (tanda-tanda) Allah baik dalam bentuk kalam tulisan yaitu Al-Qur’an ataupun dari ciptaan Allah; alam, binatang, tumbuhan, dan manusia.

Terakhir mengenai ihsan dalam bekerja. Apabila bekerja diniatkan sebagai ibadah maka dalam bekerja kita berusaha untuk menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas kerja kita. Mulai dari saat membuat dokumen pelaporan, merekap data, berkoordinasi, mengevaluasi hasil kerja, hingga saat beberes meja akan pulang dari kantor. Mengupayakan yang terbaik dari diri kita. Mengerjakan hal dengan baik dan benar karena secara sadar tahu bahwa Allah mengawasi setiap tindak tanduk kita. Tiap grundelan keluhan dalam hati. Tiap ide pemikiran, yang baik ataupun buruk yang terlintas di kepala. Semua hal itu tercatat dengan rapi dan super teliti untuk dipertanggung jawabkan kelak.

Maka apapun yang terjadi, Allah memberikan pesan pada kita untuk senantiasa mengambil hikmah dan menghamba kepada-Nya. Karena di akhir nanti, skenario dari-Nya lah yang pasti akan jauh lebih indah dari apa yang kita rencanakan.

 

Nah, sudahkah kita melibatkan Allah secara aktif?

Promo Buku

Tinggalkan komentar