Buku Karsinoma Sel Skuamosa Lidah: Terapi Apoptosis Triterpen Glikosida Teripang Timbu Kolong (Holothuria atra)

Penyakit kanker penyebab kematian dari sepuluh di dunia dan peringkat kedua kematian tidak menular. Pada tahun 2005-2015 diperkirakan 180 juta orang meninggal akibat kanker. Prevalensi kanker di Indonesia mencapai 3,7% dari 1,4 per mil. Salah satu kanker yang insidennya semakin meningkat dari tahun ke tahun adalah kanker rongga mulut.

Indonesia kawasan paling strategis di dunia, mempunyai wilayah pantai sangat luas salah satunya kepulauan Mentawai, kekayaan salah satunya adalah teripang. Teripang mempunyai kandungan nutrisi banyak memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Spesies teripang di seluruh dunia sekitar 1.135 spesies. Indonesia memiliki 10% dari jenis spesies atau mencapai 257, namun baru 60 spesies yang sudah teridentifikasi. Di Mentawai, jenis spesies teripang yang banyak ditemukan adalah Stichopus variegatus, Holothuria scabra, Holothuria marmorata dan Thelenota ananas.

Frekuensi kanker rongga mulut cenderung bertambah dan sudah mencapai urutan ke 6 dari 10 di dunia. Lidah merupakan daerah yang menjadi perhatian utama terhadap insiden terjadinya kanker rongga mulut, karena 25 – 50% dari kanker rongga mulut adalah kanker lidah.

Target terapi saat ini menggunakan turunan obat herbal dari produk alami, yang dapat lebih direspon oleh pasien dengan efek samping minimal. Studi ilmiah ini difokuskan pada teripang yang merupakan salah satu biota laut Indonesia yang sangat prospektif sebagai pengganti obat anti kanker terutama senyawa triterpen glikosida. Efek anti kanker tritepen glikosida teripang dapat dimediasi untuk membunuh sel-sel kanker.

Teripang timbu kolong sebagai bahan alam untuk mencegah perkembangan sel kanker, dimana senyawa aktif triterpen glikosida memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker lidah dapat mendeteksi ekspresi protein Fas dan Bcl-2 yang terlibat pada apotosis sel.