Deskripsi
Sinopsis Buku Masjid dari Surga |
Buku Masjid dari Surga |
Masih cerita kakekku, jika dulu di daerah ini tak ada bangunan-bangunan yang tinggi-tinggi. Semua rumah sama rata; terbuat dari papan dan berdempet-dempet. Bangunannya juga kecil-kecil. Di gang ini bahkan ramai anak-anak bermain siang, sore dan malam. Tak kalah serunya. Jika waktu shalat tiba, anak-anak ramai di masjid ikut sembahyang. Si Rajalah yang mengurusi masjid ini. Ia anak perantauan yang telah tamat dari pesantren, kuliah di kota dan tinggal di masjid ini. Ia tak pernah mengharapkan ada orang yang akan memberikan sumbangan atau apalah kepadanya. Sebab bisa tinggal menumpang gratis saja sudah lumayanlah untuk mengirit biaya kuliah. Tapi sering ia mengeluhkan, tentang jamaah shalat Jum’at yang tak pernah ramai. Hanya bekisar 40 orang. Sebagai penduduk asli daerah ini, aku merasa harus bertanggung jawab dengan kemakmuran masjid. Pun mendiang ayahku, kakekku adalah pengurus masjid ini dulunya. Siang itu selepas shalat Jum’at. Baru saja salam, orang-orang sudah pada ngacir tanpa zikir, tanpa doa. Agaknya memang urusan dunia ini lebih penting di zaman yang serba cepat ini. Janji ini, janji itu yang harus dituntaskan. Rapat ini, rapat itu yang harus segera dihadiri. Entah apalagi. Bersyukurlah bila masih mengingat shalat. Banyak pula yang merasa bahwa shalat sama saja menyia-nyiakan waktu. Di masjid tua itu tinggal aku dan Raja. Ya, seperti biasalah. Aku masih larut dan tenggelam dalam zikir. Pun Raja. Sampai tiba-tiba kami disadarkan oleh seseorang yang mengucap salam. Salam yang ganjil. Diucapkan dengan lamat dengan suara bariton persis seseorang yang siap mementaskan sesuatu di atas panggung. Salam patah-patah. Siapa? Buku Masjid dari Surga ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish.
|
Ulasan
Belum ada ulasan.