Deskripsi
Sinopsis Buku Menulis di Periferi: Marjinalitas dalam Karya Fiksi dan Non-Fiksi Penulis Asia, Eropa, dan Amerika |
Buku Menulis di Periferi: Marjinalitas dalam Karya Fiksi dan Non-Fiksi Penulis Asia, Eropa, dan Amerika | Buku ini terdiri dari beberapa bab. Bab pertama membahas tentang sebuah pandangan meyikapi perayaan hari Kartini, bab dua tentang menelanjangi Shakuntala: mengupas tubuh dan seksualitas dalam kajian poskolonial, dan bab tiga tentang disharmoni sosial dalam karya fiksi LGBT Amerika Edmund White. Adapaun bab empat membahas tentang subalternitas dan kearifan lokal marjinal dalam feminist fables karya Suniti Namjoshi, bab lima tentang permasalahan naratif berteknik penceritaan Free Indirect Discourse dalam karya Jane Austen, James Joyce, dan Maxine Hong Kingston, dan bab enam tentang mengisi sejarah melalui narasi berkomposisi kontrapuntal dalam China Men karya Maxine Hong Kingston Kemudian untuk bab tujuh membahas tentang pembacaan kontrapuntal novel The Hundred Secret Senses karya Amy Tan, dan terakhir bab delapan tentang sastra dan pembelajaran tentang konsep demokrasi di era administrasi presiden Trump dalam sajak Walt Whitman Kartini diasosiasikan sangat erat dengan istilah ‘emansipasi.’ ‘Kartini adalah tokoh emansipasi wanita Indonesia,’ demikian contoh kalimat yang diberikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan untuk penggunaan kata ‘emansipasi’ dalam kalimat. Definisi ‘emansipasi’ versi KBBI dalam jaringan adalah: 1.) Pembebasan dari perbudakan dan/atau 2.) Persamaan hak di berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria). Secara etimologis, kata ‘emancipate’ berasal dari istilah bahasa Latin awal abad ke-17 ‘émanciparé’ yang berarti ‘terbebas dari kuasa parental.‘ Kata tersebut adalah gabungan dari imbuhan awal ex- yang bermakna ‘keluar/terbebas dari’ dan mancipium yang secara harfiah bermakna ‘kepemilikan.’ Kata ini merujuk pada hukum yang diberlakukan pada zaman Romawi atas pembebasan anak laki-laki dari otoritas legal kepala keluarga laki-laki, yang memungkinkan anak laki-laki tersebut untuk bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukannya di mata hukum. Selepas halaman terakhir kedua novel itu selesai dibaca, selepas itu pula sosok Shakuntala senantiasa merasuki benak saya. Inspirasional. Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, memang satu kata itulah yang dapat saya atribusikan kepadanya. Dalam esai ini saya akan jelaskan kenapa. Buku Menulis di Periferi: Marjinalitas dalam Karya Fiksi dan Non-Fiksi Penulis Asia, Eropa, dan Amerika ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish. Lihat koleksi buku lainnya di : Toko Buku Online Deepublish |
Ulasan
Belum ada ulasan.