Buku Rekam Jejak Melayu: Mesjid Penyengat

 
Penulis Hendro Murtiono, ST. Mars, IAI., Ir. Martin Baron, IAI., Azril Apriansyah, ST, MT. IAI dan R. H. Abdurrahman, RDJ
Institusi
Kategori Buku Referensi
Bidang Ilmu
ISBN
Ukuran 15.5×23 cm
Halaman xx, 121 hlm
Ketersediaan Pesan Dulu
Tahun 2025
Pengiriman

Dikirim dari Sleman, Yogyakarta

Biaya Pengiriman

Akan dihitung saat checkout

Bingung bagimana cara checkout di Toko Buku Online Deepublish Store? Ikuti Panduan Belanja.

Deepublish Menyediakan Berbagai Metode Pembayaran untuk Memudahkan Pembelian.

Metode pembayaran 1
Metode pembayaran 2

Beli Buku ini Sekarang

Deskripsi

Sinopsis Buku Rekam Jejak Melayu: Mesjid Penyengat

Buku Rekam Jejak Melayu: Mesjid Penyengat

Masjid Penyengat, yang dicatat dalam Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji, memiliki sejarah panjang yang bermula dari hadiah Pulau Penyengat oleh Sultan Mahmud kepada Engku Puteri Raja Hamidah. Awalnya, masjid ini berwujud sederhana, terbuat dari kayu, namun seiring bertambahnya penduduk, Raja Jaafar memperlebar dan memperkokohnya ketika membangun Penyengat sebagai bandar modern. Masjid ini dibangun dengan lantai bata merah dan dinding dari kayu cengal yang didatangkan dari Selangor, serta atap kayu bekian. Dengan sebuah menara setinggi 12 hasta dan kubah 17 hasta, masjid ini dipagari hidup oleh rimbunan pepohonan. Masjid Penyengat istimewa karena merupakan satu-satunya situs peninggalan Kerajaan Riau Lingga yang masih utuh, bagian dari masterplan rapi Sultan Mahmud untuk penataan Pulau Penyengat yang mencakup istana, gedung pemerintahan, taman, dan perkampungan.

Pada tahun 1805 M, pemberian Pulau Penyengat kepada Engku Putri Raja Hamidah menandai perhatian besar terhadap pulau ini. Perhatian tersebut semakin intens ketika Yang Dipertuan Muda Jaafar (1806-1832 M) memindahkan pusat pemerintahan dari Ulu Riau (Pulau Bintan) ke Penyengat, sementara Sultan Mahmud berpindah ke Daik-Lingga. Sejak saat itu, Kerajaan Riau Lingga membangun civic center lengkap di Penyengat, meliputi kompleks istana, gedung perkantoran, balai pertemuan, dan Masjid Raya Sultan Riau. Hal ini menjadikan Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan, adat istiadat, agama Islam, dan kebudayaan Melayu yang utuh. Berbekal pengalaman Raja Jaafar sebagai pengusaha timah, Penyengat ditata dengan citarasa pemukiman yang apik, dengan susunan pemukiman, tembok, saluran air, dan jalan-jalan yang tertata baik, bahkan diakui pengamat asing. Akhirnya, pada tahun 1900, Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah turut memindahkan kedudukannya dari Daik ke Penyengat, mengukuhkan peran sentral pulau ini.

Buku Rekam Jejak Melayu: Mesjid Penyengat diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish.

Dapatkan buku-buku berkualitas hanya di Toko Buku Online Deepublish. Kami berfokus menjual buku-buku kuliah untuk Mahasiswa di seluruh Indonesia, dengan pilihan terlengkap kamu pasti mendapatkan buku yang Anda cari.

Kelebihan kami :

  • Buku Baru
  • Original
  • Pengiriman Cepat
  • Stok selalu tersedia
  • Packing aman & rapi
  • Garansi 100% jika produk rusak/cacat/tidak sesuai KAMI GANTI atau UANG ANDA KEMBALI

Rekomendasi Buku Lainnya

Buku EkonomiBuku Akuntansi | Buku Bahasa Inggris | Buku Hukum | Buku Novel

Review

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Buku Rekam Jejak Melayu: Mesjid Penyengat”
Paling Laris

Rp 39.000

Paling Laris

Rp 188.000

Paling Laris

Rp 79.000

Paling Laris

Rp 79.000