Deskripsi
Sinopsis Buku Tulungagung Dalam Rasa |
Buku Tulungagung Dalam Rasa |
Buku ini terdiri dari beberapa bab. Bab pertama membahas tentang mengenal Tulungagung; bab dua tentang Nyethe, membatik diatas rokok; bab tiga tentang meriahnya kerupuk; bab empat tentang jelita, dodolnya Tulungagung; bab lima tentang geti, si mungil nan manis; bab enam tentang pasar senggol Bangoan, surganya kuliner tempo dulu; bab tujuh tentang lodho pedas penggugah selera Secara topografis, Kabupaten Tulungagung terletak pada ketinggian 85 meter di atas permukaan air laut. Bagian barat laut Kabupaten Tulungagung merupakan daerah pegunungan yang merupakan bagian dari pegunungan Wilis – Liman. Di daerah ini, tepatnya di Kecamatan Sendang, terdapat Gunung Wilis sebagai titik tertinggi di Kabupaten Tulungagung, yakni sekitar 2552 meter. Di pegunungan Wilis banyak dibudidayakan kebun teh, kopi, sayur dan bunga. Bagian tengah dari Kabupaten Tulungagung merupakan dataran rendah. Di tengah kota ini terdapat Kali Ngrowo yang merupakan anak Kali Brantas, yang seolah membagi kota menjadi dua bagian, bagian utara dan selatan. Kali Ngrowo ini sering disebut dengan Kali Parit Raya dari rangkaian Kali Parit Agung. Sementara itu, bagian selatan dari Kabupaten Tulungagung merupakan daerah pegunungan yang merupakan rangkaian dari Pegunungan Kidul. Berbicara mengenai aktivitas nyethe, pastilah tidak dapat dipisahkan dengan kopi. Sebab hakikatnya nyethe adalah mengo-leskan ampas kopi ke batang rokok yang akan dikonsumsi. Oleh sebab itu, ada baiknya kita pelajari terlebih dulu mengenai kopi. Kopi merupakan tanaman biji-bijian yang diperkirakan mulai dikenal sekitar tahun 800-850 SM oleh suku Galla di Afrika Timur. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja, ketika seorang penggembala kambing yang bernama Khalid (seorang Abyssinia) mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis buah beri. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini menyebar ke berbagai negara di Afrika dengan metode penyajian yang masih konvensional. Beberapa ratus tahun kemudian, biji kopi dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju. Buku Tulungagung Dalam Rasa ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish. Lihat koleksi buku lainnya di : Toko Buku Online Deepublish |
Ulasan
Belum ada ulasan.