Buku Jejak Seorang Pendakwah (Terkikisnya Warna Merah dalam Diri)

Sinopsis Buku Jejak Seorang Pendakwah (Terkikisnya Warna Merah dalam Diri)

Menangis itu menyehatkan, jika benar mengaplikasikannya. Tak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki diri, menata hati. Tak juga kata tuntas. Menyusur hari. Saatnya berdamai dengan masa lalu. Seberapa kelam dan hitampun, bukan untuk dirutuki. Ia adalah pembelajaran yang amat berharga. Agar kita tak terjatuh di lubang yang sama. Berdamailah dengan masa lalu, saatnya melangkah menuju masa depan! “Berusahalah menjadi pribadi yang baik, insyaAllah akan dianugerahi yang terbaik!”. Ini berlaku umum, termasuk prestasi, kesuksesan, jodoh juga. Alhamdulillah. Salah satu bentuk Kasih sayang Allah adalah dengan menghadirkan teguran lewat tangan manusia, atau jawaban-jawaban yang melegakan. Jika kita dirundung kesedihan, bisa jadi itu adalah bentuk kasih saying-Nya yang lain, agar kita kembali. Mari bersabar & bersyukur.Hidup di dunia adalah melewati satu ujian ke ujian berikutnya.

Bukankah selepas ujian SD, bisa jadi kita sempat senang, namun selepasnya kita masuk SMP dan kemudian bertemu ujian lagi? Juga masa SMA. Ketika ujian masa lajang berakhir, bukankah ada ujian lainnya; mendidik putra-putri. Begitu seterusnya. Benarlah kata Imam Ahmad: Arrohatu filjannah (Sesejatinya istirahat adalah di akhirat).Dalam hal ilmu, mari tatap yang lebih tinggi derajat. Niscaya akan semakin merasa bodoh. Tabiat ini penting untuk melumatkan kesombongan. Hey… Bukankah ada suatu waktu kita merasa amat pintar dan melihat orang lain di bawah? Tabiat menatap ke atas membuat kita semakin merunduk. Ingat selalu filosofi, padi merunduk‟

Buku Jejak Seorang Pendakwah (Terkikisnya Warna Merah dalam Diri) ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish. 

Lihat juga kategori buku-buku yang lain:

Buku Matematika | Buku Psikologi | Buku Filsafat | Buku Agama Islam | Buku Kedokteran | Buku Ilmu Komunikasi | Buku Bahasa dan Sastra | Buku Sains dan Teknologi | Buku Pendidikan